Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan faktor resiko.
Dari gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi umur 30 tahun 55,6. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi kelompok umur 30-45
tahun 57,1. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi kelompok umur 30 tahun 59,2. Faktor resiko lain-lain yang ada pada ABK antara lain dari tattoo, anal seks, dan oral
seks. Sangat sulit menemukan angka yang menjelaskan kejadian penularan HIV AIDS melalui tattoo, anal seks dan oral seks, namun KPA menyatakan bahwa resiko penularan
melalui anal seks adalah yang paling tinggi karena saat berhubungan menimbulkan perlukaan.
22
6.2.2. Agama Berdasarkan Faktor Resiko
Proporsi agama berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Agama Berdasarkan Faktor Resiko
ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara agama berdasarkan faktor resiko.
Dari gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi agama Islam 61,7. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi agama Islam 66,6.
Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi agama Islam 68,5. Umumnya ABK berasal dari daerah pesisir yang umunya adalah suku Melayu. Suku
Melayu adalah suku yang menganut agama Islam. Namun, agama tidak menjelaskan keterkaitan antara faktor resiko penularan dengan agama yang dianut ABK.
6.2.3. Suku Berdasarkan Faktor Resiko
Universitas Sumatera Utara
Proporsi suku berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Suku Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun
2006-2008
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara suku berdasarkan faktor resiko.
Dari gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi suku Melayu 35,4. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi suku Batak 47,6. Proporsi
faktor resiko lain-lain tertinggi suku Melayu 31,6. Umumnya suku melayu tinggal di pesisir seperti pelabuhan. Hal yang sama terjadi
pada pelabuhan di Belawan. Mayoritas ABK juga bersuku Melayu. Namun, suku tidak memiliki keterkaitan antara penularan HIV AIDS.
Universitas Sumatera Utara
6.2.4. Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko