3. Lain-lain 9
11,8 22
28,9 24
31,6 5
6,6 16
21,1 76
100 χ
2
=6,001 df=1
p=0,647 Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak
ada perbedaan proporsi yang bermakna antara suku berdasarkan faktor resiko. Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi suku
Melayu 35,4. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi suku Batak 47,6. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi suku Melayu 31,6.
5.2.6. Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko
Proporsi pendidikan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang
Mengikuti Skrining HIV di KKP Belawan Tahun 2006-2008
Faktor Resiko Pendidikan
Jumlah Tidak
Tamat SD
SDSLTP SMA
AkademiPT f
1. Hubungan Seks
16 8,1
47 23,7
111 56,1
24 12,1 198 100
2. Jarum Suntik 1
4,8 8
38,1 8
38,1 4
19 21
100 3. Lain-lain
3 3,9
26 34,2
35 46,1
12 15,8
76 100
χ
2
=7,609 df=1
p=0,268 Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak
ada perbedaan proporsi yang bermakna antara pendidikan berdasarkan faktor resiko. Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi
SMA 56,1. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi SDSLTP dan SMA masing-masing 8,1. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi SMA 46,1.
5.2.7. Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko
Universitas Sumatera Utara
Proporsi status perkawinan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko ABK
Yang Mengikuti Skrining HIV di KKP Belawan Tahun 2006-2008
Faktor Resiko Status Perkawinan
Jumlah Kawin
Tidak Kawin F
1. Hubungan Seks 127
64,1 71
35,9 198
100 2. Jarum Suntik
15 71,4
6 28,6
21 100
3. Lain-lain 52
68,4 24
31,6 76
100 χ
2
=0,769 df=1
p=0,681 Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak
ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status perkawinan berdasarkan faktor resiko. Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi
kawin 64,1. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi kawin 71,4. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi kawin 68,4.
5.2.8. Distribusi Proporsi Derah Asal Berdasarkan Faktor Resiko
Proporsi daerah asal berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Daerah Asal Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang
Mengikuti Skrining HIV di KKP Belawan Tahun 2006-2008
Faktor Resiko Daerah Asal
Jumlah Medan
Luar Medan F
1. Hubungan Seks 137
69,2 61
30,8 198
100 2. Jarum Suntik
10 47,6
11 52,4
21 100
3. Lain-lain 45
59,2 31
40,8 76
100 χ
2
=5,443 df=1
p=0,066 Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya ada
perbedaan proporsi yang bermakna antara daerah asal berdasarkan faktor resiko.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi daerah asal Medan 69,2. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi daerah asal luar
Medan 52,4. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi daerah asal Medan 59,2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik ABK 6.2.1. Umur ABK
Proporsi umur ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.1. Diagram Pie Distribusi Proporsi Umur ABK Yang Mengikuti Skrining
HIV di Klinik VCT KKP Belawan Tahun 2006-2008
Dari gambar 6.1. dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi adalah 30 tahun 55,6 dan terendah 45 tahun 5,4. Hal ini tidak menunjukkan keterkaitan antara umur dengan
kejadian HIV AIDS, namun hanya menunjukkan ABK yang mengikuti skrining di klinik VCT KKP Belawan mayoritas berumur 30 tahun.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional tahun 2009, prevalensi kasus HIVAIDS di Indonesia adalah 8,15 per 100.000 penduduk. Tingkat usia penderita
46
Universitas Sumatera Utara