Kebijakan Penanggulangan HIV di Tempat Kerja

Seseorang setuju untuk dilakukan tes HIV terhadap dirinya. Hasil pemeriksaan hanya diketahui oleh beberapa orang saja. Bias partisipasi masih tinggi. d. Compul Satary Pemeriksaan merupakan kewajiban tidak ada kemungkinan seseorang untuk menolaknya. Hasil pemeriksaan dapat atau tidak diberikan kepada yang bersangkutan. Contohnya adalah pemeriksaan wajib dilembaga pemasyarakatanyang direkomendasikan WHO. Bias partisipasi bisa timbul. e. Mandatory Tes HIV merupakan persyaratan untuk mendapatkan sesuatu manfaat. Tes ini hanya boleh dilakukan untuk memeriksa donor darah, donor sperma, organ tubuh, asuransi dll.Bias partisipasi bisa timbul. f. Unlinked Anonymous Kerahasiaan dijamin penuh dengan menggunakan kode nomor yang dapat dikaitkan dengan pemilih darah. Pemeriksaan VDRL TDHA HIV dilakukan petugas laboratorium yang berbeda dan diruangan yang berbeda. g. Voluntary Anonymous dan Voluntary Confidential Kerahasiaan terbuka oleh para petugas kesehatan, data penderita diperlukan untuk konseling.

2.6. Kebijakan Dan Strategi Penanggulangan HIV di Tempat Kerja

14

2.6.1 Kebijakan Penanggulangan HIV di Tempat Kerja

14 Universitas Sumatera Utara Adapun kebijakan penanggulangan HIV di tempat kerja yang dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut : a. Memutuskan rantai penularan : Penanggulangan HIV dilaksanakan dengan memutuskan rantai penularan penyakit yang terjadi melalui hubungan seks yang tidak terlindungi. b. Mengembangkan kerja sama kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta organisasi profesi dalam penanggulangan HIV di tempat kerja c. Pencegahan HIV melalui KIE terutama yang menyangkut hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit HIV, cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan oleh setiap orang sehingga setiap pekerja mampu melindungi diri masing masing dan melindungi diri dari orang lain dari penularan penyakit d. Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang benar tentang HIVAIDS guna melindungi dirinya terhadap penularan penyakit. e. Setiap pekerja ODHA dilindungi kerahasiaannya kecuali bila ia membolehkan untuk diketahui oleh orang lain untuk mencegah stigmatisasi, diskriminasi dan pelanggaran hak azasi manusia. Setiap ODHA wajib melindungi pasangan seks nya. f. Persamaan gender gender Equality dan pemberdayaan perempuan untuk mengurangi ancaman atau kerentanan vulnerebility pekerja perempuan terhadap penularan HIV serta mencegah dan melindungi mereka dari kekerasan seksual. g. Setiap pekerja ODHA berhak memperoleh pelayanan pengobatan, perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi sehingga memungkinkan ia dapat hidup layak sebagai anggota masyarakat lainnya. Universitas Sumatera Utara h. Meningkatkan kemampuan petugas dan institusi kesehatan dan sektor terkait Capacity Building dalam penanggulangan HIV termasuk pelatihan dan pengorganisasian. i. Prosedur untuk mendiagnosis infeksi HIV pada pekerja harus dilakukan secara sukarela dan didahului dengan memberikan informasi yang benar kepada yang bersangkutan informed-concent, disertai conseling yang memadai sebelum dan sesudah test dilakukan.

2.6.2 Strategi Penanggulangan HIV di Tempat Kerja