6.2.4. Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko
Proporsi pendidikan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP
Belawan tahun 2006-2008
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara pendidikan berdasarkan faktor resiko.
Dari gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi SMA 56,1. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi SDSLTP dan SMA masing-masing
8,1. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi SMA 46,1. Menjadi ABK tidak memerlukan keterampilan yang tinggi, karena menjadi ABK
hanya mengandalkan tenaga saja. Hal ini menjelaskan bahwa tidak memerlukan pendidikan yang tinggi untuk menjadi ABK. Cukup SLTA ataupun SLTP, sudah cukup untuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
seorang ABK. Pendidikan juga mempunyai pengaruh terhadap penularan HIV AIDS dimana dengan pendidikan yang rendah, maka orang tidak akan mengerti faktor resiko penularan, dan
akhirnya tidak tahu bagaimana mencegahnya.
22
6.2.5. Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko
Proporsi status perkawinan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP
Belawan tahun 2006-2008
Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status perkawinan berdasarkan faktor resiko.
Dari gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi kawin 64,1. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi kawin 71,4. Proporsi faktor
resiko lain-lain tertinggi kawin 68,4.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan di tas mengenai status perkawinan telah menjelaskan bahwa status perkawinan kawin memiliki peran dalam mempertinggi angka kejadian HIV AIDS,
dimana jika suami tidak setia dan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, maka istri juga akan memiliki peluang untuk tertular juga.
22
6.2.6. Daerah Asal Berdasarkan Faktor Resiko