II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Fungi
Mikologi adalah ilmu mengenai jamur berasal dari bahasa Yunani yakni : mykes = jamur, logos = ilmu. Fungi dalam bahasa latin juga berarti jamur. Fungi
sudah lama sekali dikenal manusia karena dalam kehidupan sehari-hari ia ada hubungan dengan jamur. Makanan yang disimpan dapat ditumbuhi jamur, pakaian
dapat berjamur, perabot rumah tangga dapat termakan oleh jamur, dan sebagainya.
Perintis ilmu jamur ialah Pier Antonio Micheli, seorang ahli tumbuhan berbangsa
Italia dan ia membicarakan jamur dalam bukunya Nova plantarum genera tahun 1729. Bentuk dan ukuran jamur mencakup yang kecil dan besar yang biasa disebut
kulat, kapang, lapuk, cendawan, dan lain-lain Dwidjoseputro, 1978. Menurut Gandjar,et al., 2006, jamur atau fungi adalah sel eukariotik tidak
memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekskresikan
enzym-enzym ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual. Fungi makroskopik yang memiliki tubuh buah besar, dikenal
sebagai makrofungi. Penemuan mikroskop telah mengungkap lebih banyak dari bagian-bagian yang semula tidak terlihat sama sekali, akan tetapi merupakan bagian
penting dari makrofungi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zoberi 1972 macrofungi jamur makroskopis adalah mencakup banyak jamur yang berukuran besar, makroskopik dengan tubuh buah yang
kompleks. Sebagian besar spesies habitat terestrial dan terdiri dari Ascomyetes dan Basidiomycetes.
Jamur ada yang berguna, ada yang tidak berguna. Jamur tidak memiliki klorofil maka hidupnya bergantung pada zat-zat yang sudah jadi yang dibuat oleh
organisme lain disebut organisme heterotrof. Kalau zat organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak diperlukan pemiliknya lagi maka jamur seperti itu
disebut saproba. Disamping jamur saproba dikenal juga jamur parasit dan jamur patogen. Banyak jamur pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Fitopatologi ilmu
penyakit tumbuhan khusus membicarakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur. Mikosis adalah istilah umum untuk penyakit yang disebabkan jamur.
Sebaliknya jamur yang menguntungkan banyak juga, jamur yang enak dimakan jamur merang, jamur kuping, jamur padi. Tanpa jamur orang tidak dapat membuat roti,
minuman berakhohol seperti anggur, tape, tempe, oncom, tauco dan berbagai asam organik. Antibiotik pertama penisilin berasal dari jamur Penicillium. Dari genus
Aspergillus diperoleh antibiotik seperti Fumigatin, Aspergilin, dari genus Fusarium diperoleh Fusanin, Javasinin Dwidjoseputro, 1978.
Bagian penting tubuh fungi adalah yaitu suatu struktur fungus berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat, dan ada yang
bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga merupakan jaring-jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar dan
Universitas Sumatera Utara
ada hifa yang menegak. Biasanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora, sedang hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap
nutrien dari substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung
terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 milimikron. Spesies berbeda memiliki
diameter berbeda pula dan ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan Carlile dan Watkinson, 1994.
Jamur sederhana dapat berupa sel tunggal saja atau berupa benang-benang hifa saja, tetapi pada jamur tingkat tinggi terdiri atas anyaman hifa yang disebut
prosenkim dan pseudoperenkim. Prosenkim ialah anyaman hifa yang kendor, sedangkan pseudoparenkim ialah jalinan hifa yang lebih padat dan seragam.
Seringkali ada anyaman hifa yang padat sekali dan berguna untuk mengatasi keadaan buruk disebut rizomorf. Suatu anyaman hifa yang lain berupa jalinan hifa cukup padat
dan berfungsi sebagai bantalan tempat tumbuhnya bagian lain disebut stroma Dwidjoseputro, 1978.
Jumlah spesies fungi yang sudah diketahui hingga kini adalah kurang lebih 69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies yang ada di dunia Zedan 1992, Hawksworth
1991 dan menurut Rifai 1995 di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies. Dapat dipastikan bahwa Indonesia yang kaya akan diversitas tumbuhan dan hewan
juga memiliki diversitas fungi yang sangat tinggi mengingat lingkungannya yang lembab dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan fungi Gandjar,et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Klasifikasi Fungi