Jamur Makro yang Beracun

2. Mencegah alergi oleh antigen 3. Mengurangi kolesterol 4. Memelihara sel darah d. Sari Genoderik berfungsi untuk : 1. Memulihkan penyakit pada kulit 2. Menghentikan pendarahan 3. Menurunkan kadar gula darah

2.4.3 Jamur Makro yang Beracun

Hasil metabolisme jamur yang bersifat racun disebut Mikotoksin. Gejala keracunannya disebut mikotoksikosis. Menurut Hudler 1998 diantara cendawan yang menyebabkan halusinasi mengkhayal antara lain dari Genus Psilocybe, P. Mexicana, P. Caerulescens, P. Cubeasis Stropharia cubeasis yang terdapat di Mexico Psilocyb Sp. menghasilkan racuntoksin Psilocybin Landecker, 1996. Cendawan lain yang menyebabkan halusinasi adalah Amanita muskaria yang berwarna merah atau kuning, lebih dikenal sebagai “ The Fly Agaric” sebab bila lalat hinggap pada jamur ini akan mati. Manusia yang makan jamur ini setelah enam jam menunjukkan gejala air liur berlebih, mual, muntah-muntah, sakit di bagian perut, rasa haus sekali, feses berlendir serta berdarah. Senyawa yang terdapat pada cendawan Amanita muskaria adalah Muskarin. Amanita phalloides menghasilkan toksin phallatoksin yang dapat merusak struktur sel hati, ginjal dan saluran cerna, Universitas Sumatera Utara disebut ” The Death Angel” karena selalu menyebabkan kematian bila dikonsumsi meskipun dalam jumlah sedikit Landecker, 1996. Menurut Alexopoulos 1979 beberapa tipe jamur beracun dan efek racunnya terhadap tubuh sebagai berikut : Ciri utama dari keracunan jamur, mencakup toksin, efek fisik dari racun, dan waktu yang diperlukan dari saat dikonsumsi sampai pemunculan gejala keracunan. a Toksin yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal dan kematian, mulai dari awal penyerapan sampai terjadinya gejala, berkisar 6-10 jam. Group I : Racun cyclopeptide amanitin yang mematikan meliputi genus Amanita dan Galerina. Group II : Racun monomethylhydrazine Gyromitrin yang mematikan, meliputi genus Gyromitra helvella. b Toksin yang mempengaruhi system saraf otonom : menunjukkan gejala, berkisar 20 menit-2 jam. Group III : Racun coprine meliputi genus coprinus. Group IV : Racun muscarine berkeringat meliputi genus Clytocibe dan inocybe. c Toksin yang mempengaruhi saraf sentral : menunjukkan gejala berkisar 20 menit - 2 jam. Group V : Racun asam ibonetic-muscimol mabuk, mengigau, meliputi genus amanita. Universitas Sumatera Utara Group VI : Racun psilocybin-psilocin halusinogenik, meliputi genus psilocybe dan panaeolus. d Toksin yang menyebabkan peradangan saluran pencernaan : menunjukkan gejala berkisar 30 menit-3 jam. Group VII : Iritasi saluran pencernaan, meliputi banyak genus. Universitas Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Deskripsi Area

3.1.1 Letak dan Luas Area

Taman Nasional Gunung Leuser secara administratif terletak di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, secara geografis terletak antara 2° 50’ - 4° 10’ LU dan 96° 35’ - 98° 30’ BT dan dengan ketinggian sampai 3381 m dpl. Luas Taman nasional Gunung Leuser menurut pengumuman Menteri Pertanian tanggal 6 Maret 1980, seluas 792.675 hektar. Taman Nasional tersebut merupakan gabungan dari suaka-suaka margasatwa Langkat, Sekundur, Kappi, Gunung Leuser, dan Kluet Departemen Kehutanan,1999. Daerah Ekowisata Pusat Rehabilitasi Orang Utan Bohorok termasuk ke dalam Wilayah Desa Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Lokasi stasiun ini termasuk Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Secara geografis terletak pada 3° 30’ - 3° 45’ LU dan 98° 0’BT - 98° 7’BT, pada ketinggian 280 - 360 m dpl, dengan luas ± 200 hektar. Batas-batas areal stasiun ini di sebelah Utara dan Timur dibatasi sungai Bohorok yang merupakan batas alam, sedang di bagian lain berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional WWF.Visitor Center, 1989. Universitas Sumatera Utara