1.2. RUMUSAN MASALAH
Jumlah penderita PPOK semakin meningkat setiap tahunnya. Menurunnya fungsi paru, terbatasnya aktivitas yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas hidup termasuk keluhan utama penderita PPOK.
Fisioterapi dada dan olahraga ringan merupakan bagian dari program rehabilitasi paru yang dianjurkan dalam pengobatan penderita PPOK, namun penelitian manfaat atau pengaruh tindakan fisioterapi dada dan
olahraga ringan terhadap faal paru, status fungsional dan
kualitas hidup penderita PPOK stabil masih sedikit. Selain itu program latihan olahraga masih sering dilakukan di rumah sakit yang biasanya
menggunakan alat, contohnya stationary cycling. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang tindakan fisioterapi dada dan olah raga ringan dengan latihan berjalan kaki yang lamanya ditingkatkan tiap
minggu apakah memberikan pengaruh terhadap faal paru, kualitas hidup dan status fungsional yang diukur dengan uji jalan 6 menit pada penderita PPOK stabil.
1.3. HIPOTESIS
a. Tidak ada peningkatan faal paru penderita PPOK stabil yang dilakukan tindakan fisioterapi dada 2
kali seminggu dan olahraga ringan dengan berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu.
b. Ada peningkatan kapasitas fungsional penderita PPOK stabil dinilai dengan uji 6 jalan menit yang
dilakukan tindakan fisioterapi dada 2 kali seminggu dan olahraga ringan dengan berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu.
c. Ada peningkatan kualitas hidup penderita PPOK stabil yang dilakukan tindakan fisioterapi dada 2
kali seminggu dan olahraga ringan dengan berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu.
Universitas Sumatera Utara
1.4. TUJUAN PENELITIAN 1.4.1. Tujuan umum
Menilai pengaruh kombinasi tindakan fisioterapi dada 2 kali seminggu dan olahraga ringan dengan berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu terhadap faal paru, kapasitas fungsional
dan kualitas hidup penderita PPOK stabil.
1.4.2. Tujuan khusus
a. Menilai pengaruh kombinasi tindakan fisioterapi dada 2 kali seminggu dan olahraga ringan dengan
berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu terhadap faal paru VEP
1
penderita PPOK stabil.
b. Menilai pengaruh kombinasi tindakan fisioterapi dada 2 kali seminggu dan olahraga ringan dengan
berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu terhadap kapasitas fungsional penderita PPOK stabil yang dinilai dengan uji jalan 6 menit.
c. Menilai pengaruh kombinasi tindakan fisioterapi dada 2 kali seminggu dan olahraga ringan dengan
berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin selama 4 minggu terhadap kualitas hidup penderita PPOK stabil dengan menggunakan alat ukur
St George’s Respiratory Questionnaaire SGRQ.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
a. Memberi masukan untuk penelitian berikutnya tentang manfaat tindakan fisioterapi dada 2 kali
seminggu dan olahraga ringan dengan berjalan kaki 5 kali seminggu secara rutin pada penderita PPOK stabil.
b. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
penatalaksanaan penderita PPOK stabil yang rawat jalan ke poli paru.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK sebagai penyebab kesakitan dan kematian di dunia yang cukup luas dan menjadi masalah ekonomi dan sosial. PPOK merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan adanya keterbatasan aliran udara di dalam saluran pernapasan yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat progresif ini disebabkan oleh karena terjadinya inflamasi kronis akibat pajanan
partikel atau gas beracun yang terjadi dalam waktu yang cukup lama dengan gejala utama sesak napas, batuk dan produksi sputum.
5,9
Respon inflamasi pada PPOK adalah inflamasi kronis yang meliputi saluran napas, parenkim paru dan pembuluh darah paru. Berbagai sel-sel inflamasi terlibat dalam proses tersebut antara lain makrofag,
limfosit T terutama CD8 dan netrofil. Sel inflamasi tersebut melepaskan berbagai mediator yaitu leukotrien, interleukin 8 IL8, tumor nekrosis factor TNF dan berbagai mediator lainnya. Mediator
tersebut dapat menyebabkan kerusakan struktur paru akibat inflamasi yang menetap.
5,11
Inhalasi asap rokok dan zat partikel lainnya menyebabkan inflamasi pada saluran napas berupa edema, pembentukan proteoglikan dan kolagen di jaringan submukosa dan interstisial, membesarnya sel
mukus dan sel goblet serta meningkatnya sekresi mukus, meningkatnya jumlah pembuluh darah kecil yang kemudian berdilatasi, hipertropi dan hiperplasia otot-otot jalan napas, respon inflamasi yang abnormal ini
mengakibatkan kerusakan jaringan parenkim menghasilkan emfisema dan menganggu mekanisme perbaikan dan pertahanan menyebabkan fibrosis saluran napas kecil. Perubahan patologi pada PPOK
dilihat pada saluran napas sentral , saluran pernapasan perifer, parenkim paru dan pembuluh darah paru.
5.18
Pada penderita PPOK terdapat gangguan mekanis dan pertukaran gas di sistem pernapasan dan mengakibatkan menurunnya aktivitas fisik pada kehidupan sehari-hari. Peningkatan volume paru dan
Universitas Sumatera Utara