Teknik latihan napas yang digunakan adalah pursed lip breathing dan pernapasan diafragma. Pernapasan pursed lips breathing bertujuan mengurangi napas pendek, memberikan manfaat subjektif
pada penderita yaitu mengurangi sesak, rasa cemas dan tegang karena sesak. Pernapasan diafragma melatih kembali penderita unntuk menggunakan diafragma dengan baik dan merelaksasi otot-otot
asesoris, dan bertujuan meningkatkan volume alur napas, menurunkan frekuensi respirasi dan residu fungsional, memperbaiki ventilasi dan memobilisasi sekresi mukus pada saat drainase postural.
- Relaksasi : Sasaran yang dicapai dengan terapi relaksasi adalah mengurangi tingkat kecemasan dan
stress fisik. Penderita dapat mengontrol dirinya untuk lepas dari dari stress dan frustasi. Prinsip relaksasi adalah merelaksasikan dada bagian atas dan mengurangi bekerjanya otot-otot bantu napas.
Latihan dalam suasana tenang dan nyaman, dapat diiringi irama musik.
2.5. Olahraga Ringan Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Penderita PPOK dapat merasakan keterbatasannya dalam melakukan beberapa aktivitas. Keterbatasan tersebut dirasakan dalam bentuk sesak napas atau rasa tidak nyaman pada pernapasan,
penderita juga dapat merasakan kelelahan ototnya, hingga pada stadium lanjut penderita tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu memerlukan pertolongan orang lain. Pada perawatan penderita
PPOK seharusnya dilakukan secara komprehensif sehingga dapat menurunkan angka mortalitas, dan dapat menangani penderita sesuai dengan derajat fungsionalnya, sehingga penderita dapat melakukan kegiatan
sehari-hari dengan tidak menimbulkan rasa rendah diri.
12,37
Dalam rangka perawatan inilah peranan olah raga bagi penderita PPOK sangat penting artinya. Olah raga yang tepat dan teratur akan meningkatkan kerja otot, sehingga otot akan menjadi lebih kuat
termasuk otot pernapasan. Dengan olah raga, terjadi peningkatan kesegaran jasmani dan ketahanan fisik yang optimal bagi penderita dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, karena pada saat olah raga terjadi
kerja sama berbagai otot tubuh yang ditandai oleh perubahan kekuatan otot, tenaga lelah otot, kelenturan otot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem kardiorespirasi.
11,36
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan kesegaran jasmani adalah kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya, berupa kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Sebaliknya olah raga yang tidak terprogram dengan baik akan menimbulkan masalah bagi si penderita, bahkan dapat timbul komplikasi yang fatal. Adapun sebagai unsur
yang paling penting pada kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi.
38
Dalam melakukan kegiatan olahraga dapat menggunakan formulasi FIT TP, yaitu :
39
F =
frekuensi berapa hari seminggu I
= intensitas ringan, sedang dan intensif
T =
time waktu kuantitas olahraga perhari T =
Tipe jenis olahraga aerobik, anaerobik, kekuatan, daya tahan P
= progresifitas peningkatan
A. Frekuensi : berapa hari dalam seminggu olahraga dilakukan, dianjurkan untuk melakukan olahraga 3-5
hari tiap minggu dengan beban yang dinaikkan secara bertahap. B.
Intensitas : menurut parameter fisiologi ada 3 tingkatan intensitas yaitu : -
Ringan : tahap ringan dapat membakar kalori kurang dari 3.5 kcalmenit. Olahraga pada tahap ini termasuk berjalan lambat. Denyut nadi pada olahraga ringan ini kurang dari 50 denyut nadi maksimal.
- Sedang : tahap sedang dapat membakar kalori 3.5 hingga 7 kcalmenit. Olahraga pada tahap ini
termasuk berjalan cepat, bersepeda, renang. Denyut nadi pada olahraga ini 50-70 denyut nadi maksimal. Pada tahap sedang bila olahraga dilakukan secara teratur dapat meningkatkan status
kesehatan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. -
Intensif : tahap intensif dapat membakar kalori lebih dari 7 kcalmenit. Olahraga pada tahap ini termasuk berlari jogging, senam aerobik, renang, sepeda gunung. Denyut nadi pada olahraga ini lebih
dari 70 denyut nadi maksimal. C.
Time waktu
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa rekomendasi yang dianjurkan lamanya olahraga : ACSM American College of Sports Medicine menganjurkan 20-60 menit perhari. Eropa
menganjurkan 3-4 hari tiap minggu selama 30 menit dengan 50-80 denyut nadi maksimal atau tiap hari dalam seminggu selama 30 menit dengan denyut nadi maksimal kurang dari 50.
D. Tipe.
Tipe olahraga secara umum dibagi atas: -
Olahraga aerobik yang bertujuan untuk daya tahan sistem kardiovaskular dan pernafasan. Olahraga ini dengan kegiatan yang bertahap dan waktu yang lama dan terus menerus. Termasuk dalam tipe ini
seperti : renang, berlari, bersepeda dan lain-lain. -
Olahraga anaerobik yang bertujuan membangun atau membentuk otot-otot tubuh. Termasuk dalam tipe ini angkat berat, lari cepat dan lain-lain.
E. Progresifitas peningkatan
Untuk mencapai kesehatan dapat dicapai dengan 3 tahap yaitu : awal, perbaikan dan mempertahankan. Tahap Minggu
Frekuensi hariminggu
Intensitas Lama T
menit 1 3 40-50
12 2 3 50
14 3 3 60
16 4 3 60-70
18 Awal start
5 3 60-70 20
6-9 3-4 70-80 21
10-16 3-4 70-80 24
17-19 4-5 70-80 28
Perbaikan
20-27 4-5 70-80 30
Mempertahankan 28 seterusnya 5-6
70-85 30-45
Universitas Sumatera Utara
Olahraga latihan jasmani pada PPOK ditujukan untuk meningkatkan otot pernapasan yaitu bagi penderita PPOK yang mengalami kelelahan pada otot pernapasannya sehingga dapat menghasilkan tekanan
inspirasi yang cukup untuk melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan. Olah raga khusus pada otot pernapasan akan mengakibatkan bertambahnya kemampuan ventilasi maksimal, memperbaiki kualitas
hidup dan mengurangi sesak napas. Olah raga pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya toleransi latihan akibat meningkatnya kapasitas kerja maksimal dengan rendahnya konsumsi oksigen.
38
Perbaikan toleransi latihan merupakan resultante dari efisiensi pemakaian oksigen di jaringan dan toleransi terhadap asam laktat. Pada penderita yang tidak biasa melakukan latihan, lebih aman kalau
memberikan program pelatihan secara bertahap.
38
Pasien-pasien PPOK yang melakukan kegiatan olahraga secara terprogram umumnya dapat meningkatkan kapasitas kerja mereka 70-80 dalam waktu 4-6 minggu.
Olah raga bagi penderita PPOK dapat dilakukan di dua tempat yaitu di rumah dan di rumah sakit. Bentuk olah raga di rumah dapat berupa
latihan dinamik dan menggunakan otot secara ritmis, misalnya jalan, lari jogging, bersepeda. Program olah raga setiap harinya 15-30 menit, selama 4-7 hari setiap minggu. Memulai olahraga dengan membuat
target yang diperkirakan dapat dicapai, kemudian secara bertahap tingkatkan target seiring dengan kemajuan yang dicapai. Sebagai patokan beban yang diberikan kepada penderita PPOK agar mencapai hasil
latihan jasmani yang diharapkan yaitu frekuensi jantung harus mencapai 60-75 dari frekuensi maksimal penderita. Pada penderita yang tidak biasa melakukan latihan, lebih aman kalau memberikan program
pelatihan secara bertahap. Setelah 2-3 minggu beban latihan dapat ditingkatkan sampai mencapai 60-75 frekuensi nadi maksimal atau VO2 max. Jenis olah raga diubah setiap hari. Pemeriksaan frekuensi nadi,
lama latihan dan keluhan subyektif dicatat. Pernyataan keberhasilan olahraga oleh penderita lebih penting daripada hasil pemeriksaan subyektif atau obyektif.
38
Dengan melakukan program olah raga yang baik, maka hasil akhir yang seharusnya dapat dicapai adalah kemampuan penderita untuk: melakukan olah raga yang maksimal, mengurangi pemberian obat-
Universitas Sumatera Utara
obatan, memperbaiki emosi, bekerja secara optimal, dan memperbaiki sosial ekonomi. Kemampuan tersebut diatas dapat dibuktikan dengan: meningkatnya toleransi terhadap olah raga, berkurangnya kekambuhan,
menurunnya depresi atau kecemasan, perbaikan fungsi paru, menurunnya risiko kematian sebelum waktunya.
36,38
2.6. Kapasitas Fungsional Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik.