Pemeriksaan Faal Paru Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Fisioterapi Dada Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik

arteri dan persentase dari serat tipe I pada vastus lateralis. Pada hipoksia perbandingan kapiler serat berkurang disebabkan gangguan penghantaran oksigen yang terganggu pada jaringan otot penderita PPOK. Pada hiperkapnia akut maupun kronis ditandai dengan berkurangnya konsentrasi ATP dan phospocreatin dan ditemukan asidosis intra seluler. Penderita PPOK dengan hiperkapni kronis terjadi penurunan kekuatan maksimal otot-otot inspirasi. 28,29 . 4. Nutrisi yang tidak seimbang Pada penderita PPOK yang mengalami nutrisi yang kurang antara 25-50 tergantung beratnya penyakit. Nutrisi yang kurang sangat berhubungan dengan jeleknya kesembuhan penderita PPOK. Nutrisi yang kurang berhubungan dengan rendahnya energi phospat yang mengandung ATP dan phosphocreatin dan kation magnesium dan potassium. Pengaruh status gizi pada fungsi otot pernafasan meskipun masih belum jelas diperkirakan menyebabkan kelemahan dan gangguan pada otot penderita PPOK. 29

2.3. Pemeriksaan Faal Paru Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

Pemeriksaan faal paru mempunyai peranan penting pada penyakit paru obstruksi, yaitu untuk menunjang diagnosis, melihat tingkat dan perjalanan penyakit serta untuk menentukan prognosis penyakit. Penentuan derajat obstruksi dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana sampai dengan pemeriksaan yang rumit. Masing-masing pemeriksaan mempunyai nilai dan arti tertentu. Pengukuran VEP 1 dan KVP dengan spirometri merupakan pemeriksaan yang sederhana, akurat, standard dan paling sering dilakukan. 6 Diagnosis penyakit paru obstruksi kadang-kadang dapat ditegakkan berdasarkan anemnesis dan pemeriksaan fisik. Dan anemnesis sering ditemukan keluhan sesak napas dan batuk-batuk. Pemeriksaan fisik memperlihatkan tanda-tanda obstruksi seperti ekspirasi yang memanjang dan bising mengi. Tetapi bila kelainan minimal atau terdapat penyakit lain, maka diagnosis kadang-kadang sukar ditegakkan. Pada keadaan ini pemeriksaan faal paru sangat berguna untuk menunjang diagnosis. 9,31 Universitas Sumatera Utara Dengan alat spirometri dapat diukur beberapa parameter faal paru yaitu Kapasitas vital paksa KVP adalah jumlah udara yang bisa diekspirasi maksimal secara paksa setelah inspirasi maksimal. Volume ekspirasi paksa detik pertama VEP 1 adalah jumlah udara yang bisa diekspirasi maksimal secara paksa pada detik pertama, rasio VEP 1 KVP. Apabila nilai VEP 1 kurang dari 80 nilai dugaan, rasio VEP 1 KVP kurang dari 75 menunjukkan obstruksi saluran napas. Kapasitas vital KV, jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. Pemeriksaan faal paru berguna untuk menilai beratnya obstruksi yang terjadi, dengan demikian dapat ditentukan beratnya kelainan. Pemeriksaan ulangan sesudah pengobatan dapat memberikan informasi perbaikan kelainan. 32,33

2.4. Fisioterapi Dada Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Fisioterapi dada merupakan latihan menggunakan metode fisik dengan tujuan utama untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi alat pernapasan dengan cara mengajarkan pasien tentang teknik pernapasan yang baik untuk memperoleh efisiensi maksimal ventilasi dan meningkatkan toleransi latihan serta membantu membersihkan sekret bronkus. Penderita diajarkan suatu pola pernapasan yang adekuat untuk mengoptimalkan kembali kerja otot respirasi utama dengan tujuan meningkatkan ventilasi alveolar dan memelihara pertukaran gas. 34 Fisioterapi dada pada penderita PPOK terdiri dari terapi fisik dada, latihan pernapasan dan teknik relaksasi . 35..36 - Terapi fisik dada bertujuan memperbaiki pembersihan sekresi bronkus sehingga dapat menurunkan tahanan jalan napas, memperbaiki fungsi pertukaran gas, mengurangi kejadian infeksi saluran napas dan meningkatkan sirkulasi pada otot dinding dada sehingga mengoptimalkan kerja otot-otot pernapasan. Termasuk dalam terapi fisik dada tersebut adalah : 35.36 1. Drainase postural : teknik pembersihan jalan napas dari sekret dengan meletakkan penderita pada berbagai posisi berdasarkan anatomi trakeobronkus. Hal itu dilakukan selama waktu tertentu sehingga pengaruh gravitasi akan membantu aliran sekret. Pada teknik ini lobus atau segmen yang akan disalir posisikan demikian rupa sehingga terletak di atas bronkus utama, sekret akan mengalir ke bronkus dan Universitas Sumatera Utara trakea untuk kemudian dibatukkan keluar. Pada penderita PPOK yang banyak memproduksi sekret, cara ini sangat bermanfaat. 2. Perkusi dada : Perkusi dada salah satu cara metode bronchial hygiene dengan menggunakan tangan dalam bentuk cup bergantian secara ritmik di tepukkan di dinding dada. Dengan perkusi sekret akan dilepaskan dari dinding trakeo bronkus dan masuk ke dalam lumen saluran napas. Teknik perkusi saja tidak cukup untuk membersihkan saluran napas, terutama bila sekret banyak dan kental, maka teknik tersebut perlu dibantu dengan teknik batuk. Waktu yang dibutuhkan bisa 3-5 menit atau beberapa jam, tergantung dari kekentalan jumlah sputum. Perkusi dapat dikerjakan bersamaan dengan drainase postural, atau tindakan perkusi dulu kemudian dilanjutkan drainase postural dengan maksud membawa sekret ke bronkus utama, selanjutnya dikeluarkan dengan batuk atau suction. 3. Vibrasi : gerakan cepat yang dilakukan pada dinding dada, dapat dilakukan manual dengan memakai ujung jari atau dengan alat yang disebut vibrator. Pemberiannya saat penderita melakukan ekspirasi. Tujuannya sama dengan perkusi. Tekniknya adalah napas dalam, tahan beberapa detik vibrasi diberikan saat ekspirasi, satu sesion latihan biasanya diberikan setelah 5-6 napas dalam, setelah tindakan vibrasi dapat dilakukan postural drainage. 4. Teknik batuk: bertujuan untuk mengeluarkan lendir tanpa harus melakukan batuk yang keras agar paru terbebas dari lendir. - Latihan pernapasan : dilakukan untuk mendapatkan pengaturan napas yang lebih baik dari pernapasan sebelumnya yang cepat dan dangkal menjadi pernapasan yang lebih lambat dan dalam. Tujuan latihan pernapasan adalah : a. Mengatur pola pernapasan dan kecepatan pernapasan sehingga mengurangi air trapping. b. Memperbaiki kemampuan pergerakan dinding dada c. Memperbaiki ventilasi tanpa meningkatkan energi pernapasan d. Melatih pernapasan agar sesak berkurang e. Memperbaiki pergerakan diafragma f. Meningkatkan rasa percaya diri penderita sehingga lebih tenang. Universitas Sumatera Utara Teknik latihan napas yang digunakan adalah pursed lip breathing dan pernapasan diafragma. Pernapasan pursed lips breathing bertujuan mengurangi napas pendek, memberikan manfaat subjektif pada penderita yaitu mengurangi sesak, rasa cemas dan tegang karena sesak. Pernapasan diafragma melatih kembali penderita unntuk menggunakan diafragma dengan baik dan merelaksasi otot-otot asesoris, dan bertujuan meningkatkan volume alur napas, menurunkan frekuensi respirasi dan residu fungsional, memperbaiki ventilasi dan memobilisasi sekresi mukus pada saat drainase postural. - Relaksasi : Sasaran yang dicapai dengan terapi relaksasi adalah mengurangi tingkat kecemasan dan stress fisik. Penderita dapat mengontrol dirinya untuk lepas dari dari stress dan frustasi. Prinsip relaksasi adalah merelaksasikan dada bagian atas dan mengurangi bekerjanya otot-otot bantu napas. Latihan dalam suasana tenang dan nyaman, dapat diiringi irama musik.

2.5. Olahraga Ringan Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

Dokumen yang terkait

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

6 88 82

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

8 116 108

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Profil Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil Berdasarkan Penilaian BODE Index di RSUP H.Adam Malik dan RS PTP II Tembakau Deli Medan

2 58 67

Efek latihan pernafasan terhadap faal paru, derajat sesak nafas dan kapasitas fungsional penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik stabil

8 60 77

Pengaruh Pemberian Inhalasi Kombinasi Salmeterol / Flutikason Propionat Dalam Bentuk Diskus Inhaler Terhadap Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil

0 44 102

PERBANDINGAN NILAI FAAL PARU PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) STABIL DENGAN ORANG SEHAT

0 6 41

PENGARUH MEMBAWA BEBAN DI PUNGGUNG TERHADAP EKSPANSI DADA DAN FAAL PARU ORANG SEHAT DAN PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 76

Penyakit Paru Obstruktif kronik stabil

0 0 23

PENGARUH NCENTIVE SPIROMETRY DAN PURSED LIP BREATHING TERHADAP KAPASITAS INSPIRASI, GEJALA SESAK NAPAS, KAPASITAS EXERCISE, DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK STABIL - UNS Institutional Repository

0 1 24