BAHAN DAN ALAT MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

hidup lebih aktif dan lebih produktif 5.Kapasitas fungsional adalah tingkat kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 6.Uji jalan 6 menit Adalah pengukuran kapasitas latihan fungsional dengan mengukur seberapa jauh pasien dapat berjalan dengan cepat pada jalan dengan permukaan rata dan keras dalam waktu 6 menit. 7. Kualitas hidup : Tingkat kemampuan, keterbatasan, gejala dan sifat psikososial yang menggambarkan kemampuan penderita untuk berfungsi dalam berbagai peran di masyarakat 8. Terapi sehari-hari : Terapi yang selama ini dipergunakan secara teratur dan telah digunakan selama 6 minggu sebelum penelitian. Terapi meliputi inhalasi beta 2-agonist kerja pendek inhalasi kortikosteroid bila diperlukan, tablet teofilin lepas lambat, antioksidan, dan mukolitik. 9.SGRQ : Kuesioner yang spesifik untuk menilai kualitas hidup penderita PPOK.

3.7. BAHAN DAN ALAT

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Spirometri merek Chest Graph H I – 101 2. Nebuliser merk Maymist, seri 609 ST 3. Infra merah merk Philips, HP 3616 4. Vibrator merk Nicoken, CS 888 5. Lembar kuesioner SGRQ 6. Stop watch 7. Kartu status 8. Kartu jadwal fisioterapi dada dan olahraga ringan Universitas Sumatera Utara

3.8. MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Semua pasien yang memenuhi kriteria dilakukan : 1. Pencatatan data awal peserta, yang dicatat antara lain : jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, tinggi badan, riwayat merokok, pemakaian obat bronkodilator sehari-hari, aktivitas fisik rutin sehari-hari 2. Pengisian lembar kuesioner SGRQ hari pertama dan hari terakhir penelitian 3. Pemberian nebulisasi salbutamol ventolin setiap kunjungan sebelum fisioterapi dada 4. Pemeriksaan faal paru di awal dan akhir penelitian, yang diukur adalah nilai VEP 1 dan VEP 1 KVP. 5. Dilakukan uji jalan 6 menit diawal dan akhir penelitian 6. Kasus diberi fisioterapi dada 2 kali seminggu di RS. Tembakau Deli Medan dan RS. H. Adam Malik Medan. 7. Melakukan olahraga ringan dengan berjalan kaki di rumah 3 kali dan 2 kali saat kunjungan dalam seminggu Cara mengisi kuesioner SGRQ : 1. Kuesioner diisi langsung oleh peneliti dengan cara wawancara langsung dengan penderita. 2. Hasil dicatat dengan cara : - Setiap jawaban kuesioner mempunyai bobot 0-100 - Untuk jawaban positif dijumlahkan dengan cara nilai dihitung dengan membagi jumlah bobot dengan nilai maksimum dan dinyatakan dalam persentase - Nilai yang lebih rendah menggambarkan keadaan kesehatan yang lebih baik. - Cara menghitung skor gejala : a. Merupakan pertanyaan dari bagian 1 terdiri atas 8 pertanyaan b. Bobot pertanyaan 1-8 dijumlahkan c. Pertanyaan 1- 7 hanya ada 1 jawaban Universitas Sumatera Utara d. Bila jawaban banyak ganda terhadap suatu pertanyaan jumlah bobot diambil nilai reratanya. Bobot tersebut untuk jawaban positif e. Nilai maksimum 662,5 - Cara menghitung skor aktiviti : a. Dihitung dari bobot yang dijumlahkan untuk jawaban positif seksi 2 dan 6 bagian II b. Nilai maksimum 1209,1 - Cara menghitung skor dampak : a. Dihitung dari seksi 1,3,4,5,7 bagian II b. Seksi 127 bagian akhir seksi 7 terdapat 1 jawaban pada pertanyaan yang ada. Bila jawaban ganda bobot tersebut diambil reratanya. c. Nilai maksimum : 2117,8 - Cara menghitung skor total : a. Nilai total dihitung dengan menjumlahkan seluruh jawaban positif kuesioner dan dinyatakan hasilnya dalam persentase nilai maksimum seluruh kuesioner b. Nilai maksimum 3989,4 Uji jalan 6 menit : 1. Pastikan pasien dalam keadaan stabil sebelum melakukan uji jalan 6 menit. 2. Pasien duduk istirahat dikursi dekat tempat start 5-10 menit sebelum uji jalan dilakukan, kemudian diberikan penjelasan tentang uji jalan : a. Diperkenalkan dengan lokasi, periksa tanda vital. b. Berjalan di koridor sepanjang 30 meter bolak-balik. c. Menempuh jarak sejauh mungkin dalam waktu 6 menit. d. Penderita harus dapat mengatur sendiri kecepatan jalannya agar nyaman dan tidak cepat lelah atau sesak skala Borg 3-6. e. Jika sesaklelah skala Borg 7-8 penderita boleh istirahat dan dapat meneruskan uji kembali bila sudah tenang. 3. Set stop watch untuk 6 menit 4. Posisikan pasien pada garis start kemudian mulai berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan. Universitas Sumatera Utara 5. Jika pasien butuh istirahat waktu stop watch jangan dimatikan. Jika tidak dapat meneruskan lagi maka uji dibatalkan. 6. Uji jalan dihentikan bila stop watch telah berdering dan penderita diistirahatkan. 7. Catat jarak yang ditempuh dalam meter. Fisioterapi dada Tindakan fisioterapi dada yang dilakukan pada setiap sesi sesuai urutannya yaitu antara lain : a. Pemanasan dengan infra merah, pada dinding dada dan punggung selama 15 menit. b. Pemijatan otot-otot dada , dilakukan selama 5 menit c. Clapping, tehnik pemukulan dinding dada dan punggung dengan telapak tangan dilakukan selama 5 menit. d. Vibrasi, menggetarkan toraks dengan menggunakan alat vibrator selama 5 menit e. Tehnik batuk, dilakukan selama 3 menit f. Latihan pernapasan selama sekitar 10 menit. Olah raga ringan Olah raga ringan dengan melakukan aktifitas berjalan kaki yang lamanya tiap minggu ditingkatkan. 1. Saat memulai latihan pasien dalam keadaan stabil. Diukur tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen. 2. Ditentukan target heart rate range THRR dengan rumus : THRR = 50 – 85 x {frekuensi nadi maksimal HR max}-frekuensi nadi istirahat HR rest } + frekuensi nadi istirahat. HR max = 220 – umur. 3. Latihan dimulai dengan target frekuensi nadi yang rendah, dimulai dari 50 dari frekuensi nadi maksimal dan ditingkatkan tiap minggu sehingga tercapai 75 dari frekuensi nadi maksimal. Lama latihan dimulai dari 2,5 menit dan ditingkatkan tiap minggu 2,5 menit. Universitas Sumatera Utara 4. Latihan dilakukan dengan berjalan kaki di jalan sepanjang 20 meter bolak-balik dan jalan mendatar.. 5. Pasien harus dapat mengatur sendiri kecepatan jalannya agar nyaman dan tidak cepat lelah atau sesak skala borg 3-6 6. Jika sesaklelah skala borg 7-8 penderita boleh istirahat dan dapat meneruskan kembali latihan bila sudah tenang. 7. Jarak yang ditempuh dalam dicatat dalam meter. 8. Latihan dihentikan bila terdapat salah satu dari : a. Kesulitan berbicara atau frkuensi napas 30 x menit b. Skala Borg 7-8 c. Saturasi O2 90 . d. Frekuensi nadi melebihi THRR Program olahraga ringan dengan berjalan kaki Minggu Lamanya latihan Frekuensi perminggu Target frekuensi nadi Jarak yang ditempuh meter I 2,5 menit 5 kali 40-50 II 5 menit 5 kali 50 III 7,5 menit 5 kali 60 IV 10 menit 5 kali 60-70 Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji T berpasangan, dimana segala data yang diperoleh dengan cara berpasangan bila sebaran data normal. Bila sebaran data tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji Wilcoxon. Universitas Sumatera Utara

3.10. JADWAL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

6 88 82

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

8 116 108

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Profil Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil Berdasarkan Penilaian BODE Index di RSUP H.Adam Malik dan RS PTP II Tembakau Deli Medan

2 58 67

Efek latihan pernafasan terhadap faal paru, derajat sesak nafas dan kapasitas fungsional penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik stabil

8 60 77

Pengaruh Pemberian Inhalasi Kombinasi Salmeterol / Flutikason Propionat Dalam Bentuk Diskus Inhaler Terhadap Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil

0 44 102

PERBANDINGAN NILAI FAAL PARU PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) STABIL DENGAN ORANG SEHAT

0 6 41

PENGARUH MEMBAWA BEBAN DI PUNGGUNG TERHADAP EKSPANSI DADA DAN FAAL PARU ORANG SEHAT DAN PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 76

Penyakit Paru Obstruktif kronik stabil

0 0 23

PENGARUH NCENTIVE SPIROMETRY DAN PURSED LIP BREATHING TERHADAP KAPASITAS INSPIRASI, GEJALA SESAK NAPAS, KAPASITAS EXERCISE, DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK STABIL - UNS Institutional Repository

0 1 24