Investasi dalam Islam Pola Investasi Bank Syariah

21 perbankan syariah. Kerjasama dengan mitra strategis, yaitu melakukan kerjasama dengan koperasi syariah, BPRS, BMT, lembaga pendidikan serta organisasi keagamaan untuk sosialisasi perbankan syariah. Keempat , peningkatan peran pemerintah dan penguatan kerangka hukum bank syariah melalui Undang Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, Fatwa DSN MUI, Peraturan Bank Indonesia tentang Perbankan Syariah. Kelima, penguatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM Bank Syariah, dan Keenam, penguatan pengawasan bank syariah.

B. Pola Investasi Bank Syariah

Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire yang artinya memakai, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment. Dalam Ensiklopedi Indonesia, investasi diartikan sebagai: “penanaman uang atau modal dalam proses produksi, yaitu dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya. Dengan demikian, cadangan barang modal barang diperbesar sejauh tidak ada modal barang yang harus diganti” Ensiklopedi Indonesia, tt: 1470. 6

1. Investasi dalam Islam

Dalam hukum Islam, kegiatan berinvestasi dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang 6 Salim dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, Ed.1, h.31. 22 mengatur hubungan antar manusia. Sementara menurut kaidah Fikih, hukum asal kegiatan muamalah itu adalah mubah boleh yang berarti semua kegiatan dalam hubungan antar manusia adalah mubah boleh kecuali yang memang jelas ada larangannya haram. Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diperbolehkan kecuali yang memang terdapat implikasi dari al-Qur’an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Islam menganjurkan pada kita agar menggunakan harta secara efektif dan efisien dan mendorong agar setiap kekayaan yang ada pada kita diinvestasikan di sektor riil. Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia dan membiarkan aset yang menganggur. Hal ini sesuai dengan penjelasan Imam al- Ghazali bahwa penimbunan uang al-ikhtinaz merupakan perbuatan zalim dan dapat menghilangkan hikmah yang terkandung di dalamnya. 7 Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah 9 ayat 34: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih”. Aktivitas investasi dalam Islam lebih didasarkan pada motivasi sosial yaitu membantu sebagian masyarakat yang tidak memiliki modal namun memiliki kemampuan berupa keahlian skill dalam menjalankan usaha, baik 7 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta: Granada Press, 2007, Cet.Kedua, h.128. 23 dilakukan dengan bersyarikat musyarakah maupun dengan berbagi hasil mudharabah. Jadi dapat dikatakan bahwa investasi dalam Islam bukan hanya dipengaruhi faktor keuntungan materi, tapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor syariah kepatuhan pada ketentuan syariah dan faktor sosial kemashlahatan umat. Investasi dalam islam pada dasarnya adalah sebagai bentuk aktif dari ekonomi syariah. Prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam investasi yang seharusnya menjadi perhatian bagi pelaku investasi syariah antara lain : a. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram. b. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi. c. Keadilan pendistribusian kemakmuran. d. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha. e. Tidak ada unsur riba, maysir perjudianspekulasi, dan gharar ketidakjelasansamar-samar. Berdasarkan keterangan di atas, kegiatan investasi yang dilakukan oleh para pelaku dan praktisi lembaga keuangan syariah termasuk di dalamnya industri perbankan syariah, hendaknya mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Pengelolaan dana investasi bank syariah baik pembiayaan maupun penanaman dana dan bentuk investasi lainnya tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan. 24

2. Bentuk Investasi Bank Syariah