28
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
C. Pola Investasi Mudharabah
Pola investasi melalui pembiayaan mudharabah merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang diterapkan oleh bank syariah. Berikut adalah pengertian, dasar
hukum, jenis dan penerapannya pada bank syariah.
1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
9
Disebut juga qiradh, yang berasal dari kata al-Qardhu yang berarti al-Qath’u potongan, karena pemilik
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya.
10
Orang-orang Madinah menyebut kontrak jenis ini dengan sebutan muqaradah, yang diambil dari perkataan qard yang berarti menyerahkan.
Dalam hal ini pemilik modal akan menyerahkan modalnya kepada pengusaha.
Secara terminologi, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola mudharib.
9
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet.1, h.95.
10
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12-13-14, Bandung: PT Alma’arif, 1987, Cet.12, h.31.
29
Menurut Adiwarman A. Karim, mudharabah adalah bentuk kontrak kerja sama antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan
mempercayakan jumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung.
11
Sementara menurut Muhammad Syafi’i Antonio, mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal
menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan kelalaian si pengelola seandainya kerugian itu
disebabkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola harus
bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
Dari penjelasan mengenai definisi mudharabah di atas, dapat diketahui bahwa keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, misalnya antara bank dan nasabah 50 : 50 sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu tidak
disebabkan oleh kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung
jawab sepenuhnya atas kerugian tersebut.
11
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, Ed.3, Cet.6, h.205.
30
2. Landasan Syariah Mudharabah