Sistematika Penulisan Muhammad Ali pasha dan al-azhar kajian tentang: pengaruh pembaharuan di Mesir terhadap modernisasi Pendidikan al- al-Azhar

BAB II SEJARAH AL-AZHAR MESIR

A. Awal Berdirinya Al-Azhar Di Mesir

Jami`ah al-Azhar didirikan pada tahun 359 H970 M pada masa pemerintahan Khalifah al-Mu`izz Lidinillah dari Dinasti Fatimiyyah, dan selesai dibangun pada tahun 361 H971 M. 1 Nama yang mula-mula diberikan untuk masjid tersebut adalah Jami`ul Kahhirah, yang dinisbatkan kepada nama ibu kota di mana masjid tersebut dibangun. Sedangkan belakangan masjid tersebut diberi nama putri Rasulullah SAW. Pada mulanya lembaga ini berfungsi sebagai masjid pada umumnya, yaitu dipergunakan sebagai tempat shalat, dan tempat beribadah lainnya, khususnya ketika Dinasti Fatimiyyah masjid tersebut dipergunakan sebagai simbol penyelenggaraan ritual keagamaan yang berhubungan dengan faham syiah. Berdasarkan informasi di atas masjid tersebut dalam memainkan perannya berorientasi pada faham syiah, hal ini sejalan dengan faham yang dianut oleh Istana. Akan tetapi ketika Dinasti Ayubiyyah dan Dinasti Mamluk berkuasa masjid tersebut tidak difungsikan untuk shalat Jumat, hal ini lantaran anggapan dari para pejabat Dinasti Ayubiyyah yang menganggap khutbah ksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam 1 . Cet. Ke-12. Jakarta, PT.Ichtiar Baru van Hoeve, 2003. Hal 200. Jumat di masjid Al-Azhar tidak sah, karena adanya pendapat yang melarang adanya dua khutbah Jumat dalam satu kota. 2 Munculnya al-Azhar sebagai lembaga pendidikan bermula ketika Khalifah al-Mu`izz Lidinillah pada tahun 362 H973 M memindahkan ibu kota Daulat Fatimiyyah dari kota Qairawan di Tunisia ke Qahirah di Mesir, dan pada tahun 975 M ia meresmikan pendirian Perguruan Al-Azhar yang berdasarkan Mazhab Syiah Ismailiyyah. 3 Sudah barang tentu pendirian dan pengembangan Masjid Al-Azhar menjadi lembaga pendidikan semata-mata karena dorongan untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran mazhab yang dianut oleh kekhalifahan. Pada tahun 365 H975 M untuk pertama kalinya dimulai kegiatan ilmiah dalam bentuk kuliah-kuliah yang diberikan oleh Abu Hasan Ali ibn Muhammad ibn Nu`man al-Qairani yang menjabat sebagai hakim tinggi qadi al-qudat, dengan materi yang diajarkan mengenai prinsip fikih Syiah yang terdapat dalam kitab al-Ikhtisar. Meskipun kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk pertama kalinya masih bersifat sederhana, namun cukup bagi kita untuk membuat kesimpulan bahwa kegiatan ilmiah sebagai cikal bakal tumbuhnya masjid Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tinggi Jami`ah al-Azhar dimulai pada waktu tersebut. program kegiatan pendidikan yang dikembangkan oleh Daulat Fatimiyyah mencakup dua hal, pertama dilaksanakannya pengajaran dan pembentukan undang-undang, kedua dilaksanakannya dakwah secara rahasia. 4 Wujud dari dua program dimaksud tampak jelas dengan adanya dokumen Propagandis Agung Da`id Du`ah, +,-+,-.01234132567892:,92; .01-234,50677-889: ; :5;:= ?, -.013:,92:.01-A+A,+1+B- 8C;:D:=; yang berisi tentang kedua agenda pokok dalam mengembangkan pendidikan di Al-Azhar. Usaha selanjutnya dilakukan oleh Ya`kub ibn Killis yang dikenal dengan seri Ibn Killis yang memberikan perhatian cukup besar bagi peningkatan Al-Azhar. Kegiatan tersebut berlangsung ketika Daulat Fatimiyyah diperintah oleh Al-Azis Billah Abu Mansur Nazzar 365-386 H975-996 M. Bentuk kegiatan yang dilakukan Ibn Killis adalah dengan mengadakan kuliah secara teratur dan terus-menerus, ia juga menghimpun para ulama untuk menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah khususnya ulama fikih. Banyak ulama yang terlibat dalam kegiatan tersebut, menurut catatan sejarah setidaknya terdapat 35 orang ulama yang aktif dalam kegiatan kuliah yang dilaksanakan oleh ibn Killis. Salah satu ulama yang terkenal adalah al- Aqabah Abu Ya`kub al-Khandaq. 5 Dalam melaksanakan tugas pengajian ilmiah tersebut kehidupan para ulama dijamin dan disediakan oleh pemerintah, sehingga fokus perhatian para ulama tinggi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Meskipun demikian pola pembelajaran dan materi yang diajarkan dalam seri kuliah Ibn Killis tetap mengacu kepada mazhab Syiah. Keistimewaan Mesir dan Al-Azhar, keduanya tidak bisa dipisahkan, karena Mesir merupakan wadah peradaban besar yang pernah ada di muka bumi, sedangkan Al-Azhar merupakan wadah pendidikan Islam yang mempunyai sejarah dan dinamika yang unik dan menarik. Al-Azhar merupakan salah satu cikal bakal system pendidikan tinggi yang reputasinya diakui dunia internasional. E F+7,GH6,I7?;=?+;:=