Kedudukan Muhammad Ali Sebagai Pasha Di Mesir
Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “ atau
bisa disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani luar daerah
untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.
Beranjak ke dalam bidang ekonomi, salah satu dampak perkembangan tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu
sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi
Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa Negara.
Kemudian, dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang
lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulai digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan
beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat.
Dan berlanjut dalam bidang pendidikan, untuk memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaruan pendidikan di
Mesir, Muhammad Ali Pasya, mengadakan pembaruan dengan
mendirikan berbagai macam sekolah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran di Barat.
1
Di dalam pemerintahannya, beliau mendirikan kementerian pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan. Membuka Sekolah Teknik
tahun 1839, Sekolah Kedokteran tahun 1827, Sekolah Apoteker tahun 1829, Sekolah Pertambangan tahun 1834, Sekolah Pertanian tahun
1836, dan Sekolah Penerjemahan tahun 1836.
2
Masih dalam konteks melakukan upaya pembaruan dalam bidang pendidikan, Muhammad Ali Pasya juga mengirim siswa-siswa untuk
belajar ke Italia, Perancis, Inggris, dan Austria antara tahun 1823-1844, ada sebanyak 311 pelajar yang dikirim oleh Muhammad ali pasya ke
Eropa.
3
Hal ini dilakukan agar mereka yang diutus mampu menguasai ilmu pengetahun Barat, untuk selanjutnya nanti mampu dikembangkan dan
direalisasikan di Mesir. Serta dalam rangka mengalihkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang telah berkembang di Barat tersebut,
Muhammad Ali Pasya menggalakkan penerjemahan buku-buku yang berbahasa asing ke dalam Bahasa Arab. Sehingga beliau mendirikan
Sekolah Penerjemahan pada tahun 1836. Gerakan pembaharuan yang dibawanya telah memperkenalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi Barat kepada umat Islam, dan sampai pada
1
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2004, hal. 120
2
Suwito. Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media, 2005. hal. 165
3
Ibid,. hal, 165
suatu waktu dapat menyingkap awan hitam yang menyelimuti pola pikir dan sikap keagamaan, yang sekaligus menjadi awal kelahiran para tokoh
Muslim seperti Muhammad Abduh, Muhammad Rsyid Ridho, Rifa’ah Badawi, Rafi’ al-Tahtawi, dan Hasan al Bana. Mereka merupakan ulama-
ulama yang berpengetahuan luas, berwawasan modern dan tidak berpandangan sempit.
4
Adapun usaha-usaha yang dilakukannya Muhammad Ali Pasya dalam rangka pembaruan pendidikan Islam di Mesir adalah:
a. Mendirikan kementerian pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengurus permasalahan pendidikan,
b. Mendirikan sekolah-sekolah, c. Mengadopsi tata cara dan model pendidikan barat,
d. Mendatangkan guru dan tenaga ahli dari Barat, terutama Perancis, e. Mengirim siswa-siswa ke Barat untuk belajar ilmu pengetahuan dan
teknologi, f. Mengadakan penerjemahan buku-buku