Sistem Pendidikan Sebelum Ali Pasha

berimbang. Pada kurikulum Al-Azhar diajarkan disiplin-disiplin ilmu agama dan juga disiplin-disiplin ilmu umum aqliyyah. Ilmu agama yang ada dalam kurikulum Al-Azhar antara lain tafsir, hadis, fiqh, qiraah, teologi kalam, sedang ilmu akal yang ada dalam kurikulum Al-Azhar antara lain filsafat, logika, kedokteran, matematika, sejarah dan geografi. 10 Ketika Salahuddin al-Ayyubi seorang sunni pada abad XI M berhasil menguasai Kairo, sebagai pusat Bani Fatimiyyah, ia memandang adanya Al- Azhar sebagai sebuah institusi pendidikan sebagai sesuatu yang sangat penting, sehingga keberadaan Al-Azhar tidak diusik sama sekali, selain peniadaan materi-materi yang berbau syiah. Bahkan pada masa Salahuddin inilah Al-Azhar berada dalam puncak kejayaan, di mana Al-Azhar, menurut beberapa kalangan, dianggap mampu melaksanakan kurikulum yang berimbang antara materi agama dan pengembangan intelektual. 11 Institusi pendidikan Islam ideal dari masa kejayaan Islam lainnya adalah Perguruan Madrasah Nizamiyah. Perguruan ini diprakarsai dan didirikan oleh Nizam al-Mulk-perdana menteri pada kesultanan Seljuk pada masa Malik Syah-pada tahun 10661067 M di Bagdad dan beberapa kota lain di wilayah kesultanan Seljuk. Madrasah Nizamiyah didirikan sebagai upaya membendung arus propaganda syiah yang berpusat di Kairo dengan Al- Azhar. Madrasah Nizamiyah pun telah memiliki spesifikasi khusus sebagai sebuah institusi pendidikan dengan spesifikasi pada teologi dan hukum Islam. = L?T+7-.013:,92:.01-D,0B+B-88=: D:E9 D?,D7+ UA,B0?,-+,,70P:B8,13:,92 TGB01-N,0VW+-898: Dan karena spesifikasi ini pulalah Madrasah Nizamiyah sering disebut sebagai Universitas Ilmu Pengetahuan Teologi Islam. 12 Madrasah Nizamiyah merupakan perguruan pertama Islam yang menggunakan sistem sekolah. Artinya, dalam Madrasah Nizamiyah telah ditentukan waktu penerimaan siswa, test kenaikan tingkat dan juga ujian akhir kelulusan. Selain itu, Madrasah Nizamiyah telah memiliki manajemen tersendiri dalam pengelolaan dana, memiliki kelengkapan fasilitas pendidikan dengan perpustakaan yang berisi lebih dari 6000 judul buku yang telah diatur secara katalog dan juga laboratorium, memiliki sistem perekrutan tenaga pengajar yang ketat dan pemberian bea siswa untuk yang berprestasi. 13 Madrasah Nizamiyah merupakan Perguruan Islam modern yang pertama, Meski Madrasah Nizamiyah memiliki spesifikasi pada kajian teologi dan hukum Islam, namun dalam kurikulum yang digunakan terdapat pula perimbangan yang proporsional antara disiplin ilmu keagamaan tafsir, hadis, fiqh, kalam dan lainnya dan disiplin ilmu aqliyah filsafat, logika, matematika, kedokteran dan lailnnya. Bahkan, pada masa itu, kurikulum Nizamiyah menjadi kurikulum rujukan bagi institusi pendidikan lainnya. 14 Selain adanya institusi pendidikan yang memiliki kapabilitas tinggi, pada masa kejayaan Islam, kegiatan keilmuan benar-benar mendapat perhatian L6, XG7166+: B8+5F, :,92 +, F :+93+F9 A+ 0- 2,7O71,-==;:D:; ; YQ0 2?+: :,92 78+G; C,H82+8 8H :+99I+F9 C+8-1603:7,+LG??-N6R+,S607,1GPZ,WBG-571-89E A60+0M64,7-C0E5,J,+8G;N603:,.?0,-56G?+,?.- 899-:9E serius dari pemerintah. Sehingga kebebasan akademik benar-benar dapat dilaksanakan, kebebasan berpendapat benar-benar dihargai, kalangan akademis selalu didorong untuk senantiasa mengembangkan ilmu melalui forum-forum diskusi, perpustakaan selalu terbuka untuk umum, Namun setelah kejatuhan Bagdad pada tahun 1258 M, dunia pendidikan Islam pun mengalami kemunduran dan kejumudan. Paradigma pendidikan Islam pun mengalami distorsi besar-besaran. 15 Dari tiga sub bab di atas dapat ditegaskan bahwa, pendidikan dalam dunia Islam mengalami kemunduran dan kejumudan. Seiring dengan kemunduran Islam terutama setelah kejatuhan Bagdad Tahun 1258 M. pendidikan tidak lagi mampu menjadi sebuah sarana pendewasaan umat. Sehingga pendidikan menjadi tidak lebih dari sekedar sarana mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai tradisional dari ancaman serangan gagasan barat yang dicurigai akan meruntuhkan tradisi Islam, terutama standar moralitas Islam. Pendidikan tidak lagi mampu menjadi sebuah proses intelektualisasi yang merekronstruksi pola pikir peserta didik melalui interprestasi secara continue dengan berbagai disiplin ilmu sesuai perkembangan jaman. Melihat fenomena diatas, adanya upaya untuk menemukan kembali semangat dalam pendidikan Islam tampaknya diperlukan, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat kembali dunia ke-pendidikan Islam sehingga mampu berkembang kembali di tengah masyarakat. E ? , -.0 13 :,92: A+ A,+1+B- .01: 8C;: D: 88 Pembaharuan Pendidikan di Al-Azhar Mesir sebelum dan sesudah pada masa Muhammad Ali Pasha: Sistem Pendidikan di Al-Azhar Sebelum Muhammad Ali Pasha Modernisasi Pendidikan di Al-Azhar Era Muhammad Ali Pasha Di ajarkan disiplin-disiplin tentang kajian Islam seperti : mengkaji tentang bahasa dan sastra Arab, baik nahwu, sorof maupun balagah. Kurikulum Al-Azhar diklasifikasikan dalam dua kelas: bidang studi agama dan bidang studi umum. Dengan memasukkan ilmu-ilmu modern kedalam kurikulumnya. Di antaranya memasukkan mata kuliah aljabar, matematika, ilmu ukur dan ilmu bumi. Kurikulum yang mula-mula dipergunakan adalah fiqh,tafsir, hadis, teologi kalam,dan ilmu agama lainnya. Selain itu ilmu akal yang ada dalam kurikulum Al-Azhar antara lain: filsafat, ilmu sejarah, kedokteran, ilmu hitung, logika,dsb. Mengadopsi tata cara dan model pendidikan Barat, mengirim siswa-siswa ke Barat untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk dikembangkan di Al-Azhar. Dalam sistem pendidikan Yaitu, pendidikan di Masjid dan Kuttab yang secara tradisional sebagai pendidikan agama. BAB III MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMBAHARUAN DI MESIR

A. Kedudukan Muhammad Ali Sebagai Pasha Di Mesir

Muhammad Ali Pasya sangat luas diketahui oleh masyarakat karena banyak ditulis diberbagai buku biografi baik secara lokal maupun internasional. Beliau lahir di Kawallah, Yunani, pada tahun 1765, seorang keturunan Turki dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Tidak seperti anak-anak lain, masa kecilnya dihabiskan untuk membantu orang tuannya, dan tidak sempat mengenyam pendidikan. Pada usia dewasa ia berkerja sebagai pemungut pajak, dan karena keberhasilannya, ia kemudian diangkat sebagai menantu oleh salah seorang gubernur Utsmani. Selanjutnya ia masuk dinas militer dan kariernya terus naik. Ketika pengiriman pasukan ke Mesir, ia diangkat sebagai wakil perwira yang mengepalai pasukan. Dalam pertempuran yang terjadi dengan tentara Perancis, ia menunjukkan keberanian yang luar biasa dan segera diangkat menjadi kolonel. Ketika tentara perancis ke luar dari Mesir pada tahun 1801, Muhammad Ali turut memerankan peranan penting dalam kekosongan politik akibat hengkangnya tentara Perancis tersebut. Dalam waktu yang bersamaan, dari Istambul datang pula Pasa dengan bala tentara Utsmani untuk menguasai Mesir. Muhammad Ali dapat memenagkannya dan mengangkat dirinya sebagai Pasa baru pada tahun 1805 dengan persetujuan penguasa Utsmani di Istambul Turki. Beliau berkuasa pada tahun 1805-1848. Ia diberikan kepercayaan sebagai pemimpin militer pada era Turki Utsmani dan menjadi seorang pemimpin tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam merevolusi negara tersebut menjadi sebuah negara industri dan modern. Bahkan, orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai seorang pahlawan. Walaupun tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekonomi bagi negara Mesir sangat besar. Inisiatif, visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi pahlawan-pahlawan lain yang sezaman dengannya. Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan negara dari segala kehidupan. Kepercayaan yang dimilikinya sebagai seorang Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk memodernisasikan kekuatan dan administrasi militer. Muhammad Ali Pasha mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri Eropa guna mempelajari ilmu kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “ atau bisa disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang. Beranjak ke dalam bidang ekonomi, salah satu dampak perkembangan tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa Negara. Kemudian, dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulai digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat. Dan berlanjut dalam bidang pendidikan, untuk memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaruan pendidikan di Mesir, Muhammad Ali Pasya, mengadakan pembaruan dengan