Elemen-Elemen Demokrasi di Mesir

li extrimis muslim yang akhirnya menyulut refolusi moderat dan juga refolusi kekerasan 56 . Presiden Anwar Sadat baru diganti oleh wakilnya Hosni Mubarak setelah tewas ditembak oleh kaum extremis yang radikal pada 6 oktober 1981. Dengan tampilnya Hosni Mubarok sebagai presiden, ia mencoba menjalankan apa-apa yang telah menjadi kebijakan-kebijakan atas pemerintahan. Mubarak dikenal wakil yang setia akan kebijakan-kebijakan yang diambil Anwar Sadat. Ia pun memulai program pemerintahanya dengan memperbaiki bidang ekonomi dan hubungan luar negri. Dalam perpolitikannya sebelum merubah pola politik yang di wariskan Sadat, atas nama demokrasi Mubarak berhasil memperkokoh kekuasaanya.

C. Elemen-Elemen Demokrasi di Mesir

Elemen-elemen demokrasi di mesir diperkirakan tumbuh sejak dibacakannya ultimatum Napoleon diabad-17, yang mana ide-ide republik, ide persamaan, ide kebangsaan telah membuka dan membentuk pikiran bangsa Mesir di kemudian hari. Diawali dengan tumbuhnya rasa kebangsaan yang tampak mudah untuk tumbuh dan berkembang di Mesir. Homogenitas dan isolasi negri ini, yang sepanjang pemerintahan pusatnya, dan aspek kultural masa silamnya yang khas, melahirkan kesadaran akan identitas Mesir. Di akhir abad sembilan belas, semtimen patriotisme dipudarkan oleh gagasan reformasi modern. 56 John L. Elposito dan John D. Voll. Demokrasi di Negara-Negara Muslim: Problem dan Prospek . Penerjemah Rahmani Astuti Bandung: Mizan, 1999, h. 234. lii Para penulis nasionalis, seperti Mustafa Kail mengajukan gagasan tentang sebuah kesatuan bangsa, semangat patriotik, semangat kebenciannya terhadap pemerintah asing, dan juga pembentukan sebuah pemerintahan kontitusional dan pendidikan model Barat. Lutfi Al-Sayid menekankan sebuah masyarakat sekuler dan kontitusional. Ia berdali kebebasan merupakan basis dasar bagi masyarakat. Kebebasan dari penguasa asing, kebebasan dari kontrol negara, dan pengakuan dari hak-hak sipil dan politik warga yang asasi merupakan prinsip utama bagi pembentukan masyarakat. Menurutnya “Nasionalisme berarti kemrdekaan dan sekaligus merupakan sistem politik dan sosial yang baru bagi Inggris”. 57 Ini merupakan suatu usaha untuk mengakhiri kekuasaan Inggris yang telah bercokol sejak tahun 1882. usaha ini dimotori oleh organisasi-organisasi politik yang tumbuh disaat itu salah satu cukup kuat ialah bernama Al-Wafd al-Misr utusan Mesir. Dibawah pimpinan Saad Zaghlul, Al-Wafd menuntut kebebasan dan pemerintahan sendiri di Mesir. Semenjak 1919-1922 pergerakan untuk mendapat merdekaan semangkin kuat. Unntuk meredam tuntutan Wafd dan rakyat Mesir, Februari 1922 Inggris memprolamirkan Mesir sebagai Negara Monarki Kontitusional. Mesir dapat bebas dalam mengelola negara dengan ketentuan Inggris Masalah Sudan, keamanan Mesir dari interfensi asing, pengawasan terusan suez, dan penjamin kepentingan asing dan minoritas. 58 Dalam perjalanannya demokrasi di Mesir, Inggris dalam sudah sedikit melihatkan adanya kebebasan dalam berdemokrasi kepada rakyat Mesir walaupun semua dengan aturan-aturan yang Inggris tentukan. Terlihat dengan sudah adanya 57 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Penerjemah Ghufron A. Mas‘adi Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, h. 113. 58 Haman Basyar, ”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” jurnal Ilmu politik Vol 3, No. 4 Juli 1988: h.85-88. liii partai-partai politik, Organisasi sosial, kelompok-kelompok intelektual, terbitnya surat-surat kabar, adanya pemberlakuan tipe peradilan Eropa-Mesir. Masuk pada jaman kemerdekaan Mesir 1922, demokrasi sudah mulai tampak pada susuna negara monarki kontitusional dan memegang rezim liberal terlihat, partai politik semangkin berkembang, organisasi-organisasi bermunculan, gagasan dapat diutarakan.. Mesir telah dapat mengatur urusan dalam negri sendiri, walaupun Inggris masih mengintervensi negara Mesir. Elemen demokrasi semangkin tumbuh dalam masyarakat Mesir, walaupun dalam bentuk organisasi- organisasi yang formal maupun beraliran garis keras, banyaknya kelompok- kelompok intelegensia yang memegang rezim yang modernis. Dalam priode pasca-revolusi 1952. Pada masa transisi, Nasser berusaha mengarahkan kekuasaan politik ke satu tangan, sehingga pata tanggal 16 Januari 1956, ketika masa transisi yang tiga tahun selesai pada awal ia menjabat sebagi presiden, kekuasaan sudah terpusat di tangan presiden, partai politik tunggal, angota parlemen sebagaiman alat pemerintahan lainnya sangat tergantung pada kontrol Nasser. 59 Priode Nasser berkuasa berarti matinya demokrasi di mesir, dengan pemusatan kekuasaan kepada Presiden, pengerucutan partai politik menjadi tunggal, dijegalnya surat kabar yang memberitakan secara kritis dalam perpolitikan di Mesir, penangkapan lawan-lawan politik yang keras. Ini menjadikan demokrasi yang diusung pada revolusi 1952 menjadi semu. 60

D. Konteks Lahirnya Gagasan Demokrasi Anwar Sadat