xxviii AS Jimmy Carter di Camp David, Sadat mencapai kesepakatan bersama PM Israel
Menacem Begin tentang pengembalian kepada Mesir semenanjung Sinnai yang diduduki Israel pada 1967. Karena kunjungan ke Yerusalem dan usaha-usaha
perdamaiannya Sadat dan Begin memperoleh hadiah Novel perdamaiann 1978.
23
Pada September
1981 , Anwar Sadat mengenakan tindakan represif kepada
organisasi pergerakan Islam yang diaggapnya fundamentalis, termasuk kumpulan pelajar, dan organisasi
Koptik , yang dianggapnya dapat mengganggu stabilitas
nasional Mesir, dengan mengadakan tindakan penangkapan dan penahanan. Atas tindakan ini menyebabkan dia dikecam di seluruh
dunia atas pelanggaran
HAM dalam tindakan-tindakannya tersebut. Oleh karena itu, pada 6 Oktober 1981,
ketika menghadiri parade militer, Sadat mengakhir hidupnya karena ditembak mati oleh kelompok muslim garis keras yang tidak senang dengan kebijakan-
kebijakan politik Anwar Sadat.
24
B. Karya-Karya Anwar Sadat
Ketika mendekam di penjara, Anwar Sadat mengalami masa-masa sulit: ia merasa sangat kesepian. Untuk mengusir rasa sepi yang diderita ini, ia banyak
membaca buku. Meskipun di dalam penjara, ia senang belajar bahasa, sehingga di samping mampu berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris, ia juga menguasai
bahasa Jerman, Prancis, dan Persia. Perkenalannya dengan beberapa penulis Amerika Serikat, seperti Douglas dan Zane Grey, membuat ambisi Sadat untuk
belajar politik kian meledak. Namun, jika ditanya siapa lagi yang amat
23
Widiatmoko, “Anwar Al-Sadati,” h. 313.
24
“Anwar Sadat” artikel diakses pada 24 April 2007 dari http:www.wikipedia.com.
xxix mempengaruhi kepribadiaannya, maka Sadat akan pasti menjawab: “yang
mempengaruhi kepribadian saya adalah Khalifah Oemar Ibn Khattab.
25
Meskipun demikian, ia tidak hanya an sich dipengaruhi oleh beberapa tokoh di atas. Beberapa orang besar lainnya yang ia kagumi juga berpengaruh
kendati tidak sebesar pengaruh orang-orang di atas. Setidaknya ada beberapa tokoh lagi yang disebut-sebut sangat dikagumi oleh Anwar Sadat. Di antaranya
adalah Zahran, figur sentral yang menjadi teman akrabnya sejak kecil di Mesir. Meskipun Zahran tidak sekaliber Douglas, namun ia cukup berpengaruh terhadap
Sadat. Sementara yang lain, Musthofa Kemal Attaturk, Mohandas Gandhi, Adolf Hitler, Hasan al-Banna, dan Gamal Abdul Nasser adalah figur yang ia kagumi.
Dari berbagai pertemuannya dan petualanggannya dengan sejumlah tokoh- tokoh di atas, ditambah lagi minat bacanya yang tinggi ketika Sadat mendekam
dipenjara, maka ia kemudian menghasilkan sejumlah karya. Karya-karya besarnya berikut ini hampir semua ditulis setelah ia keluar dari penjara. Karya-karyanya
antara lain: The full Story of the Revolusion 1954, Unknown Pages of the Revolusion
1955, Revolusion on the Nile1957. Buku yang terakhir ini mengisahkan tentang revolusi yang pecah pada 1952 di bawah pengaruh Nasser
dan Anwar Sadat. Sementara karya yang lain adalah: Son, This is yaur UncleGamal–Memorirs of Anwar el-Sadat
1958, dalam buku ini dia menceritakan tentang Nasser; In Search of Identity: An Autobiography 1978, the
story of his life and of his country after 1918, dan sebuah cerita Novel yang
berjudul The Frince of The Island 1956.
26
25
Thayib, Pahlawan dan Penghianat, h. 21.
26
Haman Basyar,”Bagaimana Militer Menguasai Mesir?” jurnal Ilmu politik Vol 3, no 4 Juli 1988: h.85-88; “Anwar Sadat” artikel diakses pada 24 April 2007 dari
http:www.wikipedia.com.
xxx
C. Perjalanan Karir Politik Anwar Sadat