Analisis Semen Landasasan Teori

24 Tipe aglutinasi berdasarkan tempat penempelan Gambar 2.9: Tipe aglutinasi berdasarkan letak penempelan Sumber:WHO,2010 2. Motilitas sperma Sperma diklasifikasikan sebagai motil atau non motil. Sperma motil akan diklasifikasikan berdasarkan derajat motilitas. Derajat Motilitas sperma yaitu: Tabel 2.4 Derajat motilitas sperma Sumber: WHO,2010 telah diolah kembali Progressively Motile PR Spermatozoa aktif bergerak baik secara linier atau lingkaran besar Nonprogressive motility NP Apabila pergerakan spermatozoa tidak menyebabkan pergeseran seperti bergerak dalam lingkaran yang kecil Immotile IM Non Motil 25 Motilitasnormal yaitu PR+NP =38-42 dan PR =31-34 3. Vitalitas sperma Yaitu mengukur fungsi integritas dari membran sel sperma. Pemeriksaan ini dilakukan terutama apabila ditemukan sperma imotil dalam jumlah yang besar berfungsi untuk megetahui apakah sperma yang imotil hidup atau mati, Terdapat dua cara; 1Cara pewarnaan, apabila membran masih intak maka kepala sperma tidak akan terwarna. 2 Dengan menggunakan cairan hipotonik, spermatozoa dengan membran yang intak akan mengalami pembengkakan membran dalam 5 menit. 23 4. Konsentrasi sperma dan jumlah sperma Konsentrasi sperma dihitung berdasarkan jumlah sperma per unit volume semen atau dinyatakan dalam jutamililiter sedangkan jumlah sperma tiap ejakulasi dihitung berdasarkan volume jumlah spermatozoa di seluruh sperma yang diejakulasikan dan didapatkan dengan mengalikan konsentrasi sperma dengan volume sperma. 23 5. Morfologi sperma Spermatozoa normal terdiri dari bagian head kepala, neck leher, tail ekor; meliputi midpiece dan principal piece Spermatozoa dikatakan baik apabila baik kepala dan ekor dalam keadaan normal. a. Head kepala harus halus, memiliki kontur yang teratur, dan secara umum berbentuk oval. Harus terdapart regio akrosom mencakup 40-70 area kepala. Tidak terdapat vakuola besar pada regio akrosom dan tidak lebih dari dua akrosom kecil b. Midpiece harus ramping, reguler, dan memiliki panjang hampir menyamai kepala sperma. Aksis utama pada midpiece harus lurus dengan aksis utama pada kepala sperma. c. Principal piece harus memiliki kaliber yang sama, lebih tipis dari midpiece dan memiliki panjang sekitar 45 µm 10 kali panjang kepala 23.24 26 Gambar 2.10. Morfologi sperma Sumber:Parekattil,2010 Tabel 2.5 Perbandingan kriteria normal analisis semen berdasarkan WHO 1999 dan WHO 2010 Sumber: WHO,2010

2.1.5. Gentamisin

Gentamisin adalah antibiotik golongan aminoglikosida. Antibiotik lainnya yang termasuk aminoglikosida adalah streptomisin, amikasin, neomisin, netilmisin, dan tobramisin. 25 27

2.1.5.1 Struktur Kimia

Aminoglikosida terdiri dari dua atau lebih gula amino yang bergabung dengan ikatan glikosidik dengan nukleus heksosa di bagian sentral.Heksosa yang terlibat biasanya baik streptidin atau 2-deoxystreptamine. Gentamisin termasuk ke dalam aminoglikosida yang hanya memiliki 2 gula amino. 9 Gambar 2.11. Struktur kimia gentamisin Sumber: Yoshizawa,1998

2.1.5.2 Mekanisme kerja

Bersifat bakteriosidal atau membunuh bakteri secara langsung dengan menghambat sintesis protein. Gentamisin berdifusi melalui kanal aqueous yang terbentuk oleh protein porin di membran luar bakteri gram negatif agar dapat masuk ke dalam ruang periplasmik. Transport dari gentamisin melewati membran sitoplasma membran dalam beragantung pada transport elektron karena dibutuhkan potensial membran listrik agar antibiotik dapat masuk. Fase transport ini disebut Energy-dependent Phase EDP 1 Setelah mencapai sel, gentamisin berikatan dengan polisom dan mengganggu sintesis protein dengan cara menyebabkan misreading dan terminasi prematur pada translasi mRNA. Menyebabkan protein-protein yang salah, diinsersikan ke dalam sel, menyebabkan gangguan permeabilitas dan stimulasi lebih lanjut terhadap transport gentamisin. Fase transport ini disebut energy-dependent phaseII EDP 2 . EDP 2 berkaitan dengan kerusakan pada stuktur membran sitoplasma. 8 28

2.1.5.3 Pengaruh Gentamisin terhadap Fertilitas

Fertilitas ditentukan oleh kualitas, kelainan morfologi, dan kuantitas sperma yang dihasilkan. Dimana hal tersebut ditentukan pada saat proses spermatogenesis. Salah satu mekanisme yang mengganggu spermatogenesis adalah produksi Reactive Oxygen Species ROS yang berlebihan pada sperma. Hal ini menyebabkan terjadinya fragmentasi DNA nukleus, peroksidasi lipid, dan pindah silang cross link dari protein yang dapat menyebabkan kematian sel. Pada semen, produksi radikal bebas berasal dari dua sumber yaitu dari leukosit dan sperma. Seperti sel-sel lainnya, spermatozoa juga mengalami oxygen- paradox dimana spermatozoa membutuhkan ROS untuk stimulasi pada fosforilasi tirosin pada proses kapitasi. Namun ROS yang berlebihan dapat mengganggu fungsi dan kehidupan sel. Spermatozoa sangat sensitif terhadap ancaman ROS karena banyaknya jumlah polyunsaturated fatty acids di membran dan kurangnya kemampuan untuk memperbaiki DNA. Peningkatan ROS berkaitan dengan penurunan motilitas sperm, retensi dari residu sitoplasma, dan kelainan pada midpiece sperma. Kerusakan pada DNA sperma menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Antioksidan berfungsi melindungi spermatozoa dari abnormalitas yang diinduksi oleh ROS. Antioksidan mengikat ROS yang dihasilkan leukosit, mencegah fragmentasi DNA, mengurangi kerusakan sitoplasma pada spermatozoa, mencegah maturasi sperma premature, dan menstimulasi spermatozoa. Cairan semen mengandung antioksidan seperti superoxide dismutase, catalase, dan glutathione peroxidaseglutathione reductase selain antioksidan non-enzim sepeti vitamin C, urate, vitamin E, piruvat, glutathione, albumin, vitamin A, ubiquitol, taurine. dan hypotaurine Gentamisin mengganggu proses spermatogenesis dengan menginduksi kerusakan oksidatif dengan meningkatkan pembentukan radikal bebas, peroksidasi lipid, dan menurunkan level antioksidan. 27 29

2.1.6. Jintan HitamNigella sativa

Jintan hitam Nigella sativa Linn atau yang dikenal dengan sebutan Upakunchika, Ajaji, Kalvanjika, Kalika, Kunchika, Kalunji, Habbatusaaudah.Dalam bahasa inggris dikenal sebagai small fennel, black cumin, dan black flower. Di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan jintan hitam . Tanaman ini memiliki daerah habitat asli di kawasan Punjab, Himachal Pradesh , Bihar, dan Assam yaitu kawasan – kawasan di India.Tetapi, sekarang jintan hitam sudah banyak dikembangbiakkan di seluruh kawasan di dunia seperti di Libanon, Syria, Israel, dan Eropa Selatan. 28,30 Tanaman Nigella sativa tumbuh hingga mencapai tinggi 45 cm setiap tahunnya, berbatang halus, berbau harum, bunganya berwarna biru pucat dengan ukuran 2-2,5 cm dengan 5-10 kelopak; dengan panjang daun berukuran sekitar 2,5-5 cm; struktur biji sedikit datar, membujur, kaku, dan berbentuk seperti corong, kecil, panjangnya berukuran 0,2 cm dan lebarnya 0,1 cm, berwarna hitam. Tanaman ini mulai berbungan dan berbuah pada bulan Januari – April dan mulai ditanam pada tanah yang kering pada bulan November – April dan biji mulai berkecambah setelah 10 – 15 hari. 28,30 Berdasarkan ilmu toksonomi dan klasifikasi tumbuhan jintan hitamdikelompokkan sebagai berikut: 28 Kerajaan Kingdom : Plantae Divisi Division : Magnoliophyta Kelas Class : Magnoliopsida Bangsa Order : Ranunculales Suku Family : Ranunculaceae Marga Genus : Nigella Jenis Species : Nigella sativa