BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita menyadari bahwa ekonomi syariah dapat berkembang seperti sekarang ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya bank syariah. Setelah Negara-negara Islam meraih
kemerdekaan dari para penjajah eropa, semangat untuk mendirikan Bank yang selaras dengan nilai-nilai Islam semakin meningkat. Upaya mendirikan bank Islam pertama kali terjadi di
Negara tetangga Malaysia pada pertengahan tahun 1940, tapi belum begitu sukses menjadi sebuah bank. Menurut situs Wikipedia, bank syariah pertama yang berhasil didirikan yaitu Mit
Ghamr Local Saving Bank yang dirintis oleh pengusaha warga Negara Mesir yang bernama Ahmad El Najjar. Bank ini berbentuk bank simpanan berbasis profit shering yang didirikan di
kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Walaupu nama bank ini tidak mencantumkan kata syariah karena kondisi politik yang kurang kondusif, tapi dalam prakteknya mereka bekerja dengan tidak
memungut bunga, bank hanya berinvestasi pada usaha-usaha perdangangan dan industry secara langsung dalam bentuk partnership dan memberi keuntungan pada penabung. Hal ini mendapat
sambutan yang hangat dari masyarakat terutama kalangan petani dan masyarkat pedesaan.
1
Kendatipun sempat dibekukan usahanya karena permasalahan politik, tahun 1971 didirikan Nasser Social Bank yang tidak lain adalah melanjutkan semangat dan konsep yang
telah dijalankan Mit Ghamr Bank. Sukses yang diperolehnya mampu memberikan inspirasi bagi pemikir muslim di luar mesir untuk mendirikan bank dengan konsep Islam serta membankitkan
kesadaran bahwa ternyata prinsip-prinsip Islam mampu diterapkan dalam sistem ekonomi
1
Enny Ra tna w a ti A.,Je ja k La ng ka h Pe rb a nka n Sya ria h,Info b a nk e d isi khusus e ko no m i sya ria h,2007,ha l. 14
1
modern bahkan menjadi solusi dari permasalahan ekonomi yang ditimbulkan oleh sistem ribawi. Selajutnya melalui konfrensi internasional Organisasi Konferensi Islam OKI pada tahun 1974
lahirlah Islamic Development Bank IDB yang beranggotakan 22 negara Muslim dunia. Tidak hanya di negara-negara muslim, di eropapun sistem ini mulai digandrungi akibat dari merosotnya
system ekonomi kapitalis yang bebasis ribawi dengan berdirinya The Islamic Bank Internasional Of Denmark sebagi bank syariah pertama di eropa tahun 1983. Saat ini, Bank-bank besar seperti
Citibank, ANZ Bank, HSBC, Chase Manhattan dan Jardine Fleming membuka Islamic Window agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan syariat Islam.
2
Sedangkan di Asia Pasifik demam perbankan syariah pun merebak. Pada tahun 1973 berdiri Philipine Amanah Bank PAB merupakan bank syariah satu-satunya di Filipina yang
langsung dibawah pengawasan bank sentralnya. Di Malaysia pada tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Saving Corporation dengan berbasiskan pengelolaan tabungan haji masyarkat Malaysia
dengan system syariah dan selanjunnya berubah nama menjadi Bank Islam Malaysia Berhad BIMB.
Kehadiran bank-bank syriah di banyak Negara ternyata tidak hanya berkutat di Negara berpenduduk mayoritas Muslim tapi juga memicu beberapa Negara dengan penduduk minoritas
Muslim, seperti India, pada tahun 1990an berdiri lembaga keuangan yang tidak menggunakan system bunga. Di Melbourne, Australia, berdiri Islamic Investment Company yang
operasionalnya mengunakan system syriah. Bagaimana halnya dengan Indonesia yang saat ini tercatat sebagai Negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia? Di awali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia
2
Ad iw a rm a n Ka rim A,Ba nk Isla m :Ana lisa Fiq ih d a n Ke ua ng a n,Ja ka rta :PT Ra ja G ra find o Pe rsa d a ,2005,ha l.15
2
sebagai bank syari’ah pertama pada tahun 1992 yang di lanjutkan dengan berdirinya PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 1994. Pada awal millennium ke tiga melai menjamur berdirinya
fasilitas keuangan syariah salah satunya karena dampak krisis ekonomi global yang menunjukan keroposnya system ekonomi berbasis bunga konvensional. Di samping itu mulai bangkitnya
kesadaran cendikiawan muslim Indonesia untuk mengaplikasikan system ekonomi syariah yang tenyata mampu menjawab tantangan zaman khususnya dibidang ekonomi yang selama ini di
kangkangi system konvensional berbasis bunga. Bahkan krisis ekonomi global yang melanda dunia saat ini berawal dari kebobrokan system financial Amerika serikat yang “aib”nya mulai
tekuak ketika subprime mortgage borrower memberikan kredit perumahan kepada debitur yang kurang layak bahkan tidak layak bagi fasilitas tersebut mengalami gagal bayar,kini telah
menjalar keberbagai negara dalam bentuk krisis financial global yang dikhawatirkan akan menjelma menjadi krisis ekonomi yang memiliki daya rusak yang dahsyat terhadap sendi-sendi
perekonomian dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kenyataannya system ekonomi konvensional telah gagal bahkan para ahli ekonomi dan pemimpin baik di Amerika maupun
Eropa menyatakan bahwa krisis ekonomi saat ini merupakan krisis yang terburuk bahkan lebih buruk dari peristiwa Great Depression yang menyerang AS pada akhir decade 1920an
3
. Awal dari bencana financial ini sebenarnya berpangkal dari ketamakan, kelicikan dan
tindakan superkonsumtif para pelaku ekonomi kapitalis yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi yang diatur oleh Islam
4
. Disinilah ekonomi syariah yang telah teruji lebih dari 14 abad untuk kembali mengambil peranan menyelamatkan perekonomian dunia dari
3
Arie Mo o d uto ,H.M,DR,Be la ja r d a ri Krisis AS, Sa a tnya Ke m b a li ke Eko no m i Sya ria h,Ra p a t Ke rja PT Asura nsi Ta ka ful Ke lua rg a ,2008
4
Ag us Ed i Suma nto ,Me nyika p i Krisis Fina nsia l G lo b a l, Ma rke te rNe w PT Asura nsi Ta ka ful Ke lua rg a ,No v. 2008 ha l.1
3
krisis yang menyengsarakan masyarkat dunia. Apalagi di negara Indonesia yang merupakan negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia saat ini.
Namun demikian,perjalanan lembaga keuangan syari’ah di Indonesia sudah mendekati decade ke tiga tapi pertumbuhannya belum sesuai dengan yang di harapkan, salah satu contoh
sektor perbankan dirancang melalui Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah yang di keluarkan Bank Indonesia BI pada tahun 2002 memuat rencana pengembangan perbankan
syariah sampai 2011 belum tercapai sesuai target yang ditetapkan khususnya sosilisasi system perbankan syariah di masyarakat.
5
Sebagai salah satu Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan penduduk lebih dari 220 juta jiwa , Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk-produk
syariah, temasuk produk perbankan dan keuangan syariah. Akan tetapi fakta berkata lain Karena penetrasi produk dan jasa perbakan serta keuangan syariah masih kecil dibandingkan
potensi pasar Indonesia yang sangat luas. Disamping itu, dalam dekade terakhir ini kita melihat telah terjadi perubahan yang sangat
besar dalam sektor jasa keuangan. Telah terjadi proses restrukturisasi industri jasa keuangan secara besar-besaran dimana banyak bank dan perusahaan asuransi jiwa akan dipaksa untuk
melakukan merger, dilikuidasi atau diambil alih. Beberapa analis percaya bahwa pada tahun 2010, sektor jasa keuangan akan didominasi
oleh perusahaan jasa keuangan besar yang memberikan para nasabahnya pelayanan yang dikenal dengan “total financial solutions”. Oleh sebab itu para pelaku industri jasa keuangan yang ada
5
Ap riya ni Kurnia sih,Me nung g u Ke ha d ira n UU Pe rb a nka n Sya ria h,Info b a nk e d isi khusus sya ria h,2007,ha l.17
4
sekarang harus dapat menemukan perencanaan strategis alternatif untuk dapat tetap bertahan dalam industri jasa keuangan.
Pada saat ini telah berkembangan pemikiran yang mencakup konsep “one stop Shop” dan diramalkan akan menjadi konsep perencanaan strategis alternatif yang terbaik. Banyak
perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi jiwa semakin menyadari bahwa bila perusahaan mereka tidak menggunakan model bancassurance sebagai salah satu cara penerapan konsep “one
stop Shop” dengan baik, maka masa depan perusahaan mereka akan terganggu. Hal yang dapat kita simpulkan dari fenomena diatas adalah bahwa sesunguhnya konsep
perbankan dan lembaga keuangan syariah belum sepenuhnya di fahami masyarakat luas, bahkan masyarakat muslim sendiri, sedangkan tantangan kedepan tidak semakin ringan khususnya
persaingan untuk memberikan perlayanan terbaik dan paripurna kepada masyarakat merupakan syarat mutlak dalam memenangkan kompetisi di sektor jasa keuangan. Untuk itu , penulis
tertarik mengangkat masalah kinerja produk bancassurance syariah dengan judul: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bancassurance Syariah Pada Pemasaran Asuransi Pembiayaan
Studi Kasus PT Asuransi Takaful Keluarga” . Dalam skripsi ini penulis berharap dapat
memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja asuransi pembiayaan PT Asuransi Takaful Keluarga dalam bentuk produk bancassurance produk pembiayaan yang di cover oleh
asuransi, sehingga dengan tulisan ini diharapkan dapat memaparkan capaian pemasaran salah satu dari banyaknya ragam produk lembaga keuangan syariah di masyarakat kita saat ini.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah