Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan abad modern ditandai dengan berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi selain mendorong perubahan yang positif lagi signifikan, juga telah membawa dampak yang negatif yang berupa hilangnya keseimbangan jiwa manusia. Begitu banyaknya manusia yang menghadapi kegelisahan batin dan jiwa bahkan hampir bisa mengakibatkan frustasi dalam kehidupannya. Kemajuan peradaban manusia sudah sepantasnya memberikan kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Namun, fakta yang terjadi tidak demikian, bahkan sebagian ketenteraman itu ternyata semakin jauh dari manusia. Hidup semakin sulit. Kesulitan materiil juga berimplikasi menjadi beban mental dan psikis. kegelisahan, ketegangan, dan tekanan perasaan lebih sering dirasa dan menekan. 1 Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu manusia, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan terjadinya sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai suatu tujuan dan tidak adanya jaminan akan keselamatan hidup atau masa depan. Karena itu, tidak heran bila perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Dalam 1 Rizki Joko Sukmono, Psikologi Zikir, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. iii. Islam salah satu cara untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman itu adalah dengan zikir mengingat Allah. Berkaitan dengan Zikir, hal tersebut kerap disebut dalam al-Qur’an dalam berbagai bentuk dan maksudnya. Oleh karenanya al-Qur’an merupakan kitab yang berfungsi memberikan petunjuk dan pedoman hidup umat manusia dan merupakan solusi untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia. Solusi tersebut adalah dengan berzikir kepada Allah. Zikir adalah satu unsur penting menuju takwa yang mempunyai wujud keinginan kembali kepada Allah. Perintah Zikir yang ditujukan kepada manusia agar mereka menginsafi Allah dalam setiap kehidupannya. Sesuai dengan firman- Nya:        Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” 2 Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Zikir diartikan dengan ingat, maksudnya mengingat Allah swt dengan maksud mendekatkan diri kepada-Nya. Zikir merupakan suatu upaya yang dilakukan manusia guna mengingat kebesaran dan keagungan Allah swt, agar manusia tidak lupa terhadap penciptanya serta terhindar dari penyakit sombong dan takabur. 3 Sementara itu menurut M. Quraish Shihab, Zikir dalam pengertian yang luas adalah kesadaran tentang kehadiran Allah di mana dan kapan saja, serta kesadaran akan kebersamaan-Nya dengan makhluk hidup; kebersamaan dalam arti 2 QS. al-Ahzab33: 41. 3 Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2002, Jilid 5, h. 61. pengetahuan-Nya terhadap segala yang berada di semesta alam ini serta bantuan dan pembelaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang taat. 4 Menurut kaum sufi, zikir merupakan perhatian total dam sepenuhnya kepada Allah, dengan mengabaikan segala sesuatu selain-Nya. Kata Syaikh Ni’matullâh Vali, “Engkau ingat Kami di dalam hati dan jiwamu, hanya ketika engkau melupakan dua alam.” 5 Pandangan ini diperkuat dengan dalil al-Qur’ân dalam QS al-Kahfi: 24: ...               “... dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika Engkau lupa; dan katakanlah: Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk Yang lebih dekat dan lebih terang dari ini. Dalam pandangan kaum sufi, maksud sebenarnya dari zikir adalah melupakan segala sesuatu selain yang diingat. Zikir merupakan aktifitas duduk dan menanti saat-saat diterima oleh Tuhan setelah memisahkan diri dari manusia. Dengan kata lain, tanda seorang pencinta adalah selalu mengingat Sang Kekasih. 6 Inilah beberapa makna dan maksud zikir menurut pendangan kaum sufi. Zikir pada mulanya digunakan oleh pengguna bahasa Arab dalam arti sinonim lupa. Ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa kata tersebut pada awalnya berarti mengucapkan dengan lidahmenyebut sesuatu. 7 Term-term zikir dalam al-Qur’ân tidak mesti selalu bermakna mengingat atau menyebut 4 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’ân tentang Zikir dan Doa, Ciputat: Lentera Hati, 2006, h. 14. 5 Javad Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi: Zikir, Tafakur, Muraqabah, Muhasabah, dan Wirid Jakarta: Serambi, 2004, h. 45. 6 Nurbakhsh, Tenteram Bersama Sufi, 46. 7 Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 9. nama Allah, namun zikir terkadang mempunyai makna yang bervariasi dan berbeda dengan berbagai konteksnya. Istilah zikir sepintas lebih dikenal dalam dunia tasawuf, bahkan menjadi salah satu tahapan untuk mencapai derajat sufi. Seseorang belum bisa disebut sebagai seorang sufi, kalau hatinya masih diliputi kegelisahan yang dirasakan dalam jiwanya. Hati dan jiwa yang gelisah bukan saja dimonopoli oleh orang- orang yang miskin tetapi orang-orang yang kaya secara materi juga akan merasakan kekosongan jiwanya. Jadi, zikir bukan saja harus diamalkan bagi orang-orang sufi tetapi seluruh manusia khususnya umat muslim harus mengamalkan zikir untuk menentramkan jiwanya. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan berzikir adalah mensucikan jiwa dan membersihkan hati serta membangunkan nurani, dan berzikir merupakan pokok pangkal amal-amal saleh maka barangsiapa diberi taufiq untuk melakukannya ia telah diberi kesempatan untuk menjadi Wali Allah. Karenanya, dalam mengamalkan zikir di kalangan umat Islam ada yang melakukan zikir secara khafi dengan suara yang pelan atau qalbi dalam hati, zikir yang dipadukan dengan irama nafas sehingga tak satu pun embusan nafas yang keluar tanpa zikir. Ada juga yang berzikir dengan cara jali atau suara keras dan lantang. Berzikir, menyebut, dan mengingat-ingat janji dan kebesaran Allah, menjadikan hati menjadi tenteram, jiwa menjadi hidup, kehidupan selalu dinaungi oleh kebahagiaan. 8 Setiap manusia mendambakan kedamaian dalam dirinya, sumber kedamaian adalah dengan kehadiran Tuhan di dalam dirinya. Karena itu, 8 Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 1. maka dengan berzikir menyebut nama-Nya dan merenungkan kebesaran dan keagunangan-Nya hati menjadi damai dan tenteram. Seluruh manusia ingin hidup dengan bahagia guna mencapai kesempurnaan, tetapi manusia harus sadar bahwa kesempurnaan yang hakiki hanya milik Allah swt. Manusia memiliki beragam potensi dan bakat yang implementasinya adalah untuk saling melengkapi guna menuju kesempurnaan. Salah satu metode Islam dalam membentuk kesempurnaan hidup adalah dengan cara zikir. 9       Artinya : “Karena itu, maka ingatlah kalian kepadaku maka aku akan menjagamu dan bersyukurlah kepadaku dan jangan jangan kamu berbuat kufur” 10 Menurut Quraish Shihab bahwa ayat tersebut sering sekali dikutip namun dalam pengamalannya agak susah. Ayat ini mengingatkan kepada umat Muslim bahwa dalam setiap tarikan nafas dan kesadaran manusia seyogyanya selalu menempatkan Allah sebagai pelabuhan terakhir. Artinya manusia dapat mengingat Allah swt di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumi Allah,” ﺖﻨﻛ ﺎﻤﺜﯿﺣ ﷲااﻮﻘّﺗا ”, bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Begitu banyak cara manusia berekspresi dalam mengingat Allah, ada yang menangis, berdiam diri, menyanyi, menari dan ada pula yang melalui bertutur kata. Di Indonesia, akhir-akhir ini bermunculan jamaah zikir yang lahir seperti 9 http:alhikmahdua.net20100323manfaat-dzikir-dalam-kehidupan diakses pada 18- 09-2010. 10 QS. al-Baqarah2: 152. KataHati Institute, 11 Training ESQ, 12 Training Shalat Khusyu’ 13 dan lain sebagainya.Trand semacam ini berusaha memberikan solusi bagi para jamaah yang tengah mengalami kegelisahan dan kegersangan jiwa. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada masa kini adalah sebuah masa kegelisahan. problematika kehidupan dapat terlihat dan dirasakan dimana dan kapan saja, hal tersebut terjadi karena kebuTuhan hidup yang terus meningkat, dan juga terjadinya berbagai kerusuhan yang mengusik kedamaian. 14 Dengan Zikir kepada Tuhan, optimisme lahir, dan itulah yang mendapat menghilangkan kegelisahan. Dalam Islam, berdzikir merupakan salah satu ajaran pokok yang dipraktikkan sepanjang saat dan dalam seluruh kondisi dan situasi. Dalam al- Qur’ân begitu banyak bertebaran ayat-ayat yang mengajarkan zikir untuk berbagai situasi dan kondisi, baik secara langsung maupun tidak langsung. 15 Seluruh jagad raya dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar dijadikan Allah. sebagai sarana untuk berzikir mengingat kepada-Nya. Alam raya dijadikan- Nya ayat, yakni tanda yang menunjuk kehadiran-Nya. Alam raya juga dinamai ‘alam seakar dengan kata alamat karena ia berfungsi menjadi alamat yang jelas menunjuk wujud dan kuasa-Nya dan karena itu maka memandang kepada alam 11 Sebuah lembaga pengembangan diri yang didirikan oleh Erbe Sentanu di Jakarta. Katahati Institute merupakan pusat teknologi transformasi kesadaran sukses yang memfasilitasi pelatihan peningkatan kualitas kesadaran personal dan mutu kehidupan manusia. 12 Sebuah lembaga training kepemimpinan dan motivasi yang didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian pada tahun 2001 13 Sebuah Pelatihan Shalat Khusyu’ yang didirikan oleh Abu Sangkan, yang merupakan alat atau wasilah menyampaikan ajaran tawasuf dan filsafat. 14 Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 2. 15 Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 3. raya seharusnya dapat menjadi jangkar bagi kalbu dan nalar untuk mengingat dan sampai kepada-Nya. 16 Bagi umat Muslim, pembersih dan penenang jiwa itu adalah zikrullah. Zikir merupakan hal yang sangat efektif dalam menghilangkan penyakit-penyakit hati. zikir merupakan jiwa dari setiap tindakan peribadatan seperti Shalat, Puasa dan amalan lainnya. Tidak dapat dibantah lagi bahwa zikir benar-benar dapat menenteramkan hati. Penyebabnya adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau tawwakkul. Kita mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil tempat bersandar. Hasbunallah wa nimal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar. Umat muslim terkadang lengah dengan tuntunan al-Qur’ân; sebagian umat tidak memahami apa makna dan konsep zikir; banyak juga yang memahami zikir dalam bentuk kalimat-kalimat yang diulang-ulang membacanya tanpa memahami dan menghayatinya. Di sisi lain, banyak juga yang belum mengamalkannya karena menurut mereka zikir tidak lebih dari sekedar ritual agama yang hanya bermanfaat bagi kehidupan manusia di alam akhirat dan sama sekali berpengaruh pada kehidupan di dunia. Masalah lain yang terkadang rumit adalah ada sebagian orang yang mencari ketenangan dengan cara bersenang-senang dengan pemakaian obat penenang perangsang untuk memperluas pengalaman psikis, mistis, hipnotis, meditasi, dan 16 Shihab, Wawasan al-Qur’an, h. 41. sikap mental kreatif memberikan gambaran bahwa umat manusia dewasa ini tampak semakin haus terhadap pengalaman dan pengembaraan spiritual untuk ketentraman jiwa. 17 Semua itu cara berbagai macam cara dan pola manusia mencari ketenangan jiwa dan ketenteraman hatinya. Sebagaimana telah dideskripsikan di atas bahw al-Qur’aan begitu banyak menjelaskan mengenai zikir. Karena belum jelasnya pemahaman sebagian umat Muslim terhadap zikir tersebut, maka perlu adanya penafsiran dan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Salah satu kitab tafsir yang membahas mengenai zikir ialah kitab Tafsir al-Marâghî. Dilihat dari sudut pandang keberadaan dan metodologinya, Tafsir al-Marâghî termasuk tafsir modern. Pengarangnya ialah Ahmad Musthafa al- Marâghî Ia merupakan tokoh dan ulama Universitas al-Azhar dan Dâr al-‘Ulûm di Kairo dan ia juga salah seorang murid Muhammad Abduh 1905M, seorang ulama pembaharu dan pemikir. Dari latar belakang keterkaitannya dengan gurunya, pemikiran rasional Mu’tazilah terbangun dalam dirinya dan inilah yang kemudian mewarnai pemikiran kalam al-Maragi dalam tafsirnya. 18 Pilihan terhadap sosok al-Marâghî dalam penelitian ini karena sebagaimana diketahui dan diungkapkan oleh Muhammad Alî Iyâzî, bahwa isi penafsiran dalam tafsir al-Maraghi mudah dipahami, relevan dengan kebuTuhan umat khususnya pendidikan dan dan pencarian hidayah al-Qur’an. Kitab tafsir ini terhindar dari 17 Sukmono, Psikologi Zikir, h. vi. 18 Wajidi Sayadi, Telaah Kritis atas Riwayat Asbab an-Nuzul dalam Tafsir al-Maraghi Studi dengan Analisis Ilmu Kritik Hadis, Disertasi pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006 perdebatan teologis dan kalam yang menjadi ciri khas kitab-kitab tafsir sebelumnya. 19 Berdasarkan kenyataan-kenyataan yang terurai di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji ayat-ayat al-Qur’ân dalam Tafsir al-Marâghî yang membicarakan masalah zikir, baik ayat-ayat yang secara eskplisit menggunakan term-term zikir, maupun ayat-ayat yang menggunakan ungkapan- ungkapan lainnya, tetapi ayat tersebut mengandung makna zikir. Dengan penelitian ini, akan ditemukan bagaimana konsep zikir dalam al-Qur’ân menurut penafsiran al-Maraghi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah