Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ada dua faktor yakni, pengalaman pribadi yang merupakan dasar pembentukan sikap seseorang dan pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat , serta sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, dan kebudayaan dimana pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan Mar’at, 1984. Menurut asumsi peneliti, yang menimbulkan sikap negatif pada ibu hamil tersebut adalah karena kepercayaan dan keyakinan ibu hamil tersebut terhadap senam hamil, yaitu ibu hamil berkeyakinan bahwa proses persalinan dapat berjalan dengan lancar tanpa melakukan senam hamil. Oleh karena itu sikap yang positif dari ibu hamil untuk melakukan senam hamil perlu ditingkatkan dengan pemberian informasi dan motivasi secara terus menerus dengan cara menjelaskan kepada ibu hamil berbagai macam manfaat senam hamil untuk kehamilan dan dalam proses persalinan, dengan demikian diharapkan ibu hamil dapat lebih tertarik dengan senam hamil.

C. Gambaran Pelaksanaan Ibu Hamil Trimester II Dan III Terhadap Senam Hamil

Kwick 1974, dalam Notoadmodjo, 2003 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Skinner 1938, dalam Notoadmodjo, 2003 menyatakan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni perilaku tertutup covert behaviour yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain, dan perilaku terbuka overt behaviour yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu perilaku yang masih bersifat tertutup, jadi peneliti tidak mengobservasi secara langsung perilaku responden. Peneliti hanya mengajukan pertanyaan melalui kuisioner mengenai pelaksanaan senam hamil. Hasil penelitian diperoleh gambaran pelaksanaan responden sebanyak 23 ibu hamil trimester II dan III 41,8 melakukan senam hamil, sedangkan 32 ibu hamil trimester II dan III 58,2 tidak melakukan senam hamil. Hal ini dapat disimpulkan rata-rata ibu hamil trimester II dan III yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat tidak melakukan senam hamil. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukisno 1998 yakni, perilaku ibu hamil terhadap senam hamil sangat baik dan positif, karena adanya keinginan yang kuat untuk melahirkan secara normal, alamiah tanpa operasi dan anjuran dari dokter serta dukungan moril dari suami ini merupakan dorongan untuk ikut kegiatan senam hamil. Faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak melaksanakan senam hamil, yaitu karena dari hasil penelitian ada beberapa pengetahuan ibu hamil yang masih kurang tentang senam hamil dan beberapa ibu hamil memiliki sikap yang negatif terhadap senam hamil. Hal ini terbukti dari 55 responden menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan senam hamil, mayoritas ibu hamil melakukan senam sendiri di rumah, tidak terdapat ibu hamil yang melakukan senam hamil di salah satu pelayanan kesehatan. Menurut asumsi peneliti, hal tersebut dikhawatirkan persepsi ibu hamil tentang senam hamil berbeda dari yang dimaksud oleh peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan gerakan senam hamil yang dilakukan ibu hamil tersebut, ternyata gerakan yang dilakukan belum sesuai dengan tahapan-tahapan dari gerakan senam hamil. Jadi, pelaksanaan senam hamil dalam penelitian ini kemungkinan belum dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan dari senam hamil, dikarenakan kurangnya kesadaran ibu hamil mengenai pentingnya senam hamil, serta kurangnya informasi mengenai tahapan dari senam hamil. Menurut Johnson 1990, proses terbentuknya suatu perilaku terdiri dari tiga unsur. Gangguan yang terjadi pada satu unsur dapat mengganggu unsur lainnya, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing. Unsur pertama adalah tujuandorongan, didefinisikan sebagai tujuan dari suatu perilaku. Unsur kedua adalah tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang yang mengacu pada suatu tujuan. Ketiga adalah masing-masing unsur mempunyai pilihan perilaku alternatif untuk mencapai tujuan khusus. Perilaku yang terbentuk pada seseorang dapat diperoleh melalui pembelajaran, penguasaan dan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan perilaku yang dilakukan seseorang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal tersebut sama halnya dengan ibu hamil untuk melakukan senam hamil, tentunya untuk mencapai suatu tujuan yaitu untuk memperkuat otot- otot panggul, memperlancar peredaran darah karena pada saat latihan akan terjadi peningkatan pasokan oksigen sehingga akan memperlancar suplai oksigen ke janin, dan ibu hamil juga akan terlatih untuk melakukan relaksasi untuk membantu memperlancar persalinan pada saat proses persalinan berlangsung Leifer, 2003. Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan, memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien. Jika sistem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari separuh ibu hamil tidak melakukan senam hamil 58,2. Senam hamil memiliki banyak manfaat untuk ibu hamil, maka dari itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan suatu tindakan preventif mengenai senam hamil, agar dapat meningkatkan perilaku ibu hamil untuk melakukan senam hamil.

D. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan ibu hamil trimester II dan III tentang senam hamil.