PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm
Guyton, 1997. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron
dan hormon esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan Mandriwati, 2008.
Agar seorang ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan antenatal yang
bertujuan untuk mempersiapkan persalinan yang fisiologis dengan tujuan ibu dan anak yang akan dilahirkannya dalam keadaan sehat Depkes RI, 1994.
Pengawasan selama kehamilan antenatal terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik
kehamilan untuk mengahadapi persalinan. Tujuan pengawasan kehamilan untuk ibu adalah mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan, menegakkan dan mengobati secara dini komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, dilakukannya pengawasan hamil juga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu AKI Manuaba, 1999.
Menurut survei Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI pada tahun 2007 jumlah AKI di Indonesia yaitu 228 per 100 ribu kelahiran hidup
Profil Kesehatan Indonesia, 2008. Dalam catatan tahun 2008, AKI di Propinsi Banten berjumlah 256 kematian per 100.000 kelahiran hidup Dinkes
Banten, 2008. Jumlah angka kematian Ibu di wilayah Kabupaten Tangerang pada tahun 2009 adalah sebanyak 22 orang dengan estimasi AKI sebesar 197
per 100.000 kelahiran hidup Dinkes Tangerang, 2009. Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin
Supriatmaja Suwardewa, 2003. Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia his
yang tidak sesuai dengan fasenya, inkoordinit his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya dan tetanik
his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim. Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika
tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar
dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil Achmad, 2008. Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu
hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan
spontan Hulliana, 2007. Senam hamil sudah mulai mendapat perhatian
masyarakat, dan banyak diselenggarakan oleh rumah sakit sehingga kesehatan rohani dan jasmani ditingkatkan serta dapat menghilangkan rasa takut
menghadapi persalinan Manuaba, 1999. Senam hamil yang diterapkan, bukan senam yang berorientasi sebatas pada
kebugaran tubuh semata. Melainkan untuk memperkuat otot, melenturkan persendian, dan utamanya melatih konsentrasi agar bisa mengalihkan pikiran
sehingga bisa melupakan rasa sakit saat melahirkan, serta menguatkan napas. Metode ini terbukti cukup berhasil untuk membantu meringankan proses
persalinan. Di samping itu, rasa nyeri saat proses persalinan berlangsung juga dapat diminimalisasi, dengan jalan mengatur pernafasan, berkonsentrasi, dan
mengalihkan pikiran, sehingga dengan sendirinya stres saat melahirkan bisa dikurangi. Maka proses persalinan dapat berjalan lebih mulus dan singkat
Mulyata, 2007. Varney 1997 dalam Hamilton 2004 menjelaskan bahwa senam hamil
akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil.
Clapp 2005 juga menjelaskan bahwa ibu yang melakukan senam hamil selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi stres dalam menjelang
kelahiran, mengurangi nyeri saat proses persalinan, bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang normal, dan dapat mengurangi resiko terjadinya
preeklamsi, dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil selama kehamilan.
Hasil dari penelitian terkait yang dilakukan oleh Wulandari 2006 dengan judul Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan Prenatal dalam
Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama, yaitu hasil penelitian menunjukkan nilai sebesar 0.034, taraf signifikansi p0.05, yang
berarti ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan. Tingkat kecemasan kelompok
kontrol pada saat pretest maupun post test berada pada kategori kecemasan sedang, sementara tingkat kecemasan kelompok eksperimen setelah mengikuti
senam hamil semakin menurun, yaitu dari kategori kecemasan sedang menjadi rendah. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa senam hamil
sebagai pelayanan prenatal efektif dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama.
Sejak lama kita ketahui bahwa salah satu hal penting dalam membina ibu hamil bumil ialah memberikan pengetahuan mengenai kehamilanya, salah
satunya memberi pengetahuan mengenai program senam hamil. Hal ini berarti mempersiapkan ibu hamil dengan sebaik-baiknya dengan menanamkan
kepercayaan pada diri sendiri dalam menyongsong kelahiran anaknya secara fisiologis anatomis maupun secara psikososial Bambang, 1998.
Pengetahuan merupakan domain terendah dalam perubahan sikap dan praktek. Menurut Roger 1974 sikap dan praktek yang tidak didasari oleh
pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh
sikap dan praktek yang berkesinambungan tidak akan mempunyai makna
yang berarti bagi kehidupan Notoatmodjo, 2007. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktek merupakan 3 komponen
penting yang harus dimiliki ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil. Pada tahun 2009 persentase cakupan pemeriksaan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan adalah minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamlan K4 sebesar 86,94. Hasil ini sudah melampaui target
cakupan K4 Nasional 84. Pelayanan kesehatan ibu hamil mencakup Antenatal Care ANC, peningkatan kapasitas manajemen tenaga kesehatan
terutama tenaga bidan dalam asuhan persalinan normal, manajemen asfiksia, manajemen BBLR, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi P4K oleh tenaga kesehatan terlatih salah satunya melalui kelas ibu hamil yaitu dengan senam hamil, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, serta sudah berjalannya kegiatan KPKIA
Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak di beberapa desa di wilayah Kota Tangerang. Semua program bertujuan untuk mengurangi angka kematian
ibu AKI dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi Dinkes Tangerang, 2009.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat, kelas ibu hamil dan balita telah diadakan sebagai program dari Dinas Kesehatan, tetapi untuk
program senam hamil belum dilaksanakan oleh Puskesmas Ciputat.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 orang pengunjung Puskesmas Ciputat, yaitu diantaranya lima ibu hamil dan lima ibu
yang sudah melahirkan. Hasil wawancara dari lima ibu hamil empat diantaranya tidak tahu tentang senam hamil dan satu orang mengetahui senam
hamil dari menonton tv, jika ada program senam hamil tiga orang mengatakan mau mencoba untuk mengikuti senam hamil dan dua orang mengatakan tidak
mau ikut dengan alasan tidak sempat untuk mengikutinya, dan lima orang ibu hamil tersebut seluruhnya belum pernah melakukan senam hamil. Hasil
wawancara dari lima ibu hamil yang sudah melahirkan tiga diantaranya mengalami proses persalinan normal dengan rentang waktu 8 hingga 11 jam,
dua diantaranya mengalami proses persalinan sesar, lima orang ibu hamil tersebut seluruhnya tidak tahu tentang senam hamil dan belum pernah
mengikuti senam hamil. Hal ini disebabkan karena tidak adanya promosi kesehatan mengenai senam hamil dari pihak puskesmas.
Promosi kesehatan
merupakan aktivitas
yang ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan menggunakan pendekatan perilaku, bukan
beorientasi pada penyakit serta mempunyai cakupan yang luas. Selain itu promosi kesehatan tidak hanya melibatkan gaya hidup tetapi juga
mengikutsertakan individu dan masyarakat dalam mengendalikan faktor- faktor penentu kesehatan Pender,1996. Senam hamil merupakan salah satu
dari perkembangan program kesehatan yang berbasis pada pelayanan promotif dan preventif dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan bagi ibu
hamil Depkes RI, 2009.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil studi
pada ibu hamil trimester II dan III di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
B. Rumusan Masalah