Pengumpulan Data Hasil Penelitian

36 mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto, 2010. Uji yang dilakukan adalah dengan cara validitas isi content validity yang diuji oleh dosen yang ahli dengan nilai=1.

6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas ajeg bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Namun perlu dicatat bahwa uji perhitungan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas Notoadmojo, 2010. Uji reliabilitas dilakukan pada bulan Mei 2015 di RSU Pirngadi Medan terhadap 10 orang responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan diteliti di lokasi penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk analisa cronchbach alpa dengan hasil koefisien reliabilitas untuk variabel pengetahuan adalah 0,712 dan untuk variabel sikap adalah 0,792. Hal ini dapat diterima untuk instrumen yang baru, sesuai pendapat Polit Hunger 1995 bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0, 70.

7. Pengumpulan Data

Data penelitian diambil di Ruang RA4 RSUP H. Adam Malik Medan selama 2 minggu. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 37 1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin uji etik Keperawatan penelitian pada Komisi Etik. 2. Mengirim surat ijin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU ke tempat penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat persetujuan dari RSUP H. Adam Malik Medan, peneliti memulai penelitian. 3. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. 4. Peneliti menjelaskan tentang prosedur, manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner. 5. Setelah mendapat persetujuan responden, pengisian kuesioner dimulai. 6. Kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada yang tidak lengkap, dilengkapi saat itu juga. Selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.

8. Analisa Data

Data yang terkumpul lalu diolah. Hasil pengolahan dan analisis data yang akan diproses dengan bantuan komputer bergantung pada kualitas data. Proses pengolahan data harus melalui tahap-tahap berikut:

8.1. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan editing terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Universitas Sumatera Utara 38

8.2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan

8.3. Data Entry

Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” angka atau huruf dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk menganalisa data penelitian adalah paket program SPSS for Window.

8.4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk statistik univariat. Statistik univariat adalah suatu prosedur utuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian Polit Hunger, 1999. Untuk data demografi disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Begitu juga dengan kedua data tentang pengetahuan dan sikap, karena skala Universitas Sumatera Utara 39 pengukurannya dalam ordinal sehingga tampilan datanya dalam bentuk distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara 40

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan dan sikap perawat tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke di Ruang RA4 RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari bulan September 2014 sampai dengan juni 2015 dengan jumlah responden sebanyak 16 orang perawat.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, tingkat pengetahuan perawat tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke dan sikap perawat tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke. Universitas Sumatera Utara 41 1.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat yang Merawat Pasien Stroke di Ruang RA4 di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015 Karakteristik Responden Jumlah Persentase Umur - 20-29 tahun - 30-39 tahun 6 37,5 - 40 tahun 10 62,5 Tingkat Pendidikan - SPK 7 43,8 - DIII Keperawatan 4 25,0 - S1 Keperawatan 5 31,2 - S2 Keperawatan Lama Bekerja - 3 tahun - 3-6 tahun - 6 tahun 16 100,0 Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak berada pada rentang usia 40 tahun yaitu 62,5 n=10 sementara responden yang berada pada rentang usia 30-39 tahun adalah 37,5 n=6 dan responden yang berada pada rentang usia 20-29 tahun adalah 0 n=0. Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbanyak adalah lulusan SPK yaitu sebesar 43,8 n=7 disusul dengan responden terbanyak Universitas Sumatera Utara 42 kedua adalah lulusan S1 yaitu sebesar 31,2 n=5 dan selebihnya adalah lulusan DIII yaitu sebesar 25 n=4. Berdasarkan lamanya bekerja seluruh responden yaitu 100 n=16 sudah bekerja lebih dari 6 tahun. 1.2 Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Pengurangan Bahaya Fisiologis Imobilisasi Pada Pasien Stroke Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke di RSUP H. Adam Malik Medan 2015 Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 9 56,2 Cukup 7 43,8 Kurang Total 16 100 Dari tabel di atas diperoleh distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi di Ruang RA4 RSUP Haji Adam Malik Medan 2015. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 9 orang responden atau 56,2 memiliki tingkat pengetahuan baik, 7 responden atau 43,8 memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 0 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 3. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang tingkat pengetahuan mengenai pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke di RSUP H. Adam Malik Medan 2015 No Pertanyaan Benar Salah Frek Frek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kebutuhan kalori dan protein yang tidak tercukupi menyebabkan Perawat mengevaluasi atrofi otot dengan cara Tindakan perawat untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien Penyebab pneumonia pada pasien imobilisasi Hal yang harus dilakukan perawat untuk mencegah pneumonia Perawat mengembangkan dada dan paru pasien yang tidak sadar dengan cara Hipotensi ortostatik pada pasien imobilisasi ditandai dengan Pengkajian pasien dengan hipotensi ortostatik dilakukan perawat saat pasien Bahaya pembentukan trombus pada pasien imobilisasi Cara pencegahan thrombus Kelainan muskuloskeletal yang terjadi pada pasien imobilisasi Perawat melakukan latihan rentang gerak dengan cara Contoh latihan aktif dalam kehidupan sehari-hari pasien imobilisasi Penyebab dekubitus pada pasien dengan tirah baring yang lama Dekubitus yang terjadi pada pasien dengan tirah baring yang lama ditandai dengan Intervensi yang dilakukan 15 11 15 16 16 3 4 11 10 9 2 12 13 14 9 15 93,8 68,8 93,8 100 100 18,8 25,0 68,8 62,5 56,2 12,5 75,0 81,2 87,5 56,2 93,8 1 5 1 13 12 5 6 7 14 4 3 2 7 1 6,2 31,2 6,2 81,2 75,0 31,2 37,5 43,8 87,5 25,0 18,8 12,5 43,8 6,2 Universitas Sumatera Utara 44 17 18 19 20 perawat untuk mencegah dekubitus Statis urin pada pasien imobilisasi ditandai dengan Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimal perkemihan Intervensi yang dapat dilakukan perawat pada pasien inkontinensia urin Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimal bowel 2 11 15 14 12,5 68,8 93,8 87,5 14 5 1 2 87,5 31,2 6,2 12,5 1.3 Sikap Perawat Tentang Pengurangan Bahaya Fisiologis Imobilisasi Pada Pasien Stroke Tabel 4. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang sikap mengenai pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke di RSUP H. Adam Malik Medan 2015 Tingkatan Sikap Frekuensi Persentase Positif 15 93,8 Negatif 1 6,2 Total 16 100 Dari tabel di atas diperoleh distribusi frekuensi sikap responden tentang pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi di RSUP Haji Adam Malik Medan 2015. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 15 orang responden atau 93,8 memiliki sikap positif, 1 responden atau 6,2 memiliki sikap negatif. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 5. Distribusi frekuensi jawaban responden tentang sikap mengenai pengurangan bahaya fisiologis imobilisasi pada pasien stroke di RSUP H. Adam Malik Medan 2015 No Pernyataan Selalu Sering Kadang- Kadang Tidak Pernah Frek Frek Frek Frek 1 2 3 4 5 6 7 8 Saya mengevaluasi atrofi otot pasien Saya mengkaji pola makan pasien untuk menjaga keseimbangan nutrisi Saya mengubah posisi pasien minimal setiap 2 jam untuk mencegah penumpukan sekret di bronkus dan paru Saya memotivasi pasien bernafas dalam dan batuk untuk mengeluarkan sekret yang menumpuk Saya memantau tanda vital pasien tiap kali ada perubahan posisi pasien dari posisi telentang ke posisi duduk ke posisi berdiri dst untuk mengetahui indikasi hipotensi ortostatik Saya mengatur posisi pasien disertai terapi lain heparin atau stoking elastik untuk mengurangi pembentukan trombus pada pasien imobilisasi Saya membantu pasien melakukan latihan rentang gerak pasif untuk mencegah kontraktur sendi ketika memandikan pasien Saya mengintegrasikan latihan aktif ke dalam kehidupan sehari-hari 9 6 5 8 10 5 8 6 56,2 37,5 31,2 50,0 62,5 31,2 50,0 37,5 3 9 10 8 5 5 4 8 18,8 56,2 62,5 50,0 31,2 31,2 25,0 50,0 4 1 1 1 6 4 2 25,0 6,2 6,2 6,2 37,5 25,0 12,5 Universitas Sumatera Utara 46 9 10 11 12 13 14 15 pasien mis: mengajar pasien untuk menganggukkan kepala “ya” untuk melatih leher fleksi dan ekstensi Jika salah satu ekstremitas paralisis, saya mengajarkan pasien untuk menggunakan tiap sendinya secara mandiri Saya melakukan pemeriksaan kulit pasien secara sistematik minimal satu kali sehari, khususnya di bagian penonjolan tulang Saya segera mengganti sprei dan popok pasien jika sudah kotor dan basah Saya memindahkan pasien dengan hati-hati agar tidak terjadi cedera kulit Saya mengkaji asupan dan haluaran cairan untuk mempertahankan fungsi optimal pada perkemihan Saya mencatat frekuensi dan konsistensi defekasi untuk mempertahankan pasien dalam pola eliminasi bowel normal Saya melakukan perawatan perineal setelah defekasi terutama pada wanita untuk mencegah infeksi 8 9 7 5 9 9 10 50,0 56,2 43,8 31,2 56,2 56,2 62,5 7 7 8 10 6 6 5 43,8 43,8 50,0 62,5 37,5 37,5 31,2 1 1 1 1 1 1 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 Universitas Sumatera Utara 47

2. Pembahasan