Interpretasi Model Analisis Data .1 Analisa Hasil Estimasi dengan Generalized least square GLS

Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.6 Hasil Estimasi Rendom Effect Model REM Y = 6,561204 + 0,000166JP – 0,000136PDRB + 0,003235PP 4,768 -3,013 1,053 2 R = 0,478242 DW-Stat = 1,685763 Sumber: Data diolah Lampiran 2 Cat : Angka dalam kurung adalah nilai t-Statistik

4.2.2 Interpretasi Model

Dilihat dari hasil regres tersebut maka interpretasinya yakni: 1. Jumlah penduduk kabupaten pemekaran di Sumatera Utara mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dan koefisiennya sebesar 0,000166 artinya apabila jumlah penduduk kabupaten pemekaran di Sumatera Utara naik sebesar 1, cateris paribus maka tingkat ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara naik sebesar 0,000166. Artinya, jumlah penduduk memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara. Semakin banyak jumlah penduduk maka tingkat konsumsi masyarakat akan semakin tinggi pula. Hal ini akan mengakibatkan tingkat ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi antar kabupaten pemekaran. Jika pendapatan perkapita masyarakat tetap maka ketimpangan akan semakin tinggi. Sementara, pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten pemekaran di Sumatera Utara tidak sama. Maka dapat disimpulkan jumlah penduduk berpengaruh secara nyata dan cukup besar terhadap ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara. 2. PDRB perkapita kabupaten pemekaran di Sumatera Utara mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dan Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 koefisiennya sebesar -0,000136 artinya apabila PDRB perkapita di Sumatera Utara naik sebesar 1, cateris paribus maka ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar -0,000136. Sesuai dengan studi Rappaport 1999, yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi lokal berpengaruh negatif terhadap besaran keuangan pemerintah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat PDRB perkapita didasarkan pada pertumbuhan ekonomi lokalnya. Hal ini juga yang membuat PDRB perkapita berpengaruh negatif terhadap ketimpangan pendapatan di suatu daerah. 3. Pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat ketimpangan pendapatan di Sumatera Utara dan koefisiennya sebesar 0,003235 artinya apabila pengeluaran pemerintah naik sebesar 1, cateris paribus maka ketimpangan pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,003235. Yang sesuai dengan studi Rappaport 1999, bahwa pertumbuhan ekonomi lokal sepanjang periode yang diamati berkorelasi positif dengan pengeluaran pemerintah lokal untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

4.2.3 Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit