Potensi Ekonomi Hasil Penelitian .1 Perkembangan dan Struktur Ekonomi

Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 daya alam yang dimilikinya yang merupakan pemicu dalam pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Adanya keragaman budaya heterogenitas dan keragaman karakteristik suatu wilayah dapat menyebabkan kecenderungan terjadinya ketimpangan antar daerah dan antar sektor ekonomi suatu daerah. Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kabupaten Mandailing Natal, Nias Selatan, dan Serdang Bedagai memiliki angka IW mendekati angka rata-rata IW di Sumatera Utara. Hal ini berarti ketiga daerah tersebut memiliki ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi atau dengan kata lain tidak meratanya pendapatan masyarakat. Hal ini juga dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang rendah.

4.1.3 Potensi Ekonomi

Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian yang dapat menunjang pertumbuhan industri. Dalam wilayah Sumatera Utara juga terkandung bahan galian dan tambang seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, diatone, emas, batu bara serta minyak dan gas bumi. Kegiatan perekonomian yang terpenting di Sumatera Utara adalah di sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan komoditi ekspor seperti dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian, industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Posisi strategis wilayah Sumatera Utara dalam jalur perdagangan internasional, ditunjang oleh adanya berbagai pelabuhan udara dan laut yaitu pelabuhan udara Polonia, Pinang Sori, Binaka, Aek Godang, dan pelabuhan laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai, Teluk Bitung, Kuala Tanjung, dan Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks, faksmili, pos dan giro, telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar kecamatan. Kota Medan sebagai ibukota Propinsi Tingkat I Sumatera Utara, disamping merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara, sekaligus merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera, memiliki fasilitas komunikasi, perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi, termasuk politeknik, balai penelitian dan balai pelatihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan yang terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah. Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.3 Indeks Location Quotient Kabupaten pemekaran di Sumatera Utara Tahun 2004-2006 No Kabupaten 2004 2006 Primer Skunder Tertier Primer Skunder Tertier 1 Mandailing Natal 1,211 0,891 0,653 1,189 0,921 0,705 2 Toba Samosir 1,026 0,770 0,566 1,070 0,761 0,537 3 Nias Selatan - - - - - - 4 Humbang Hasundutan - - - 0,874 0,614 0,788 5 Pakpak Bharat 0,936 0,716 0,367 0,955 0,839 0,383 6 Samosir 0,925 0,632 0,927 1,159 0,626 0,909 7 Serdang Bedagai 1,132 0,891 0,440 1,215 0,960 0,482 Rata-rata Iy 0,747 0,557 0,421 0,923 0,674 0,543 Sumber: BPS Sumut Dari data tabel 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor primerlah yang memiliki potensi ekonomi paling besar di masing-masing kabupaten pemekaran. Hal ini dapat dikatakan bahwa sektor pertanianlah yang mengungguli potensi ekonomi yang paling besar, kecuali di kabupaten Samosir dengan jasa-jasa yang paling besar dan kabupaten Toba Samosir dengan sektor bahan galianlah yang paling besar potensi ekonominya. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisa Hasil Estimasi dengan Generalized least square GLS