Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi mencakup pengertian yang sangat luas dan tidak hanya sekedar menaikkan pendapatan perkapita pertahun saja. Bahkan inidikator
PNB, sebagai indikator utama, tidak selalu dapat menggambarkan suksesnya suatu pembangunan. Indiktor-indikator yang lain seperti pendidikan, distribusi
pendapatan, jumlah penduduk miskin, juga menunjukkan keberhasilan pembangunan. Pengalaman pada dekade tahun 1950-an dan tahun 1060-an telah
membuktikan hal ini. Pada saat itu banyak negara-negara dunia ketiga mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sesuai dengan target namun gagal
dalam meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakatnya. Masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kesenjangan pendapatan, dan sebagainya tidak
mengalami perbaikan. Melihat kenyataan ini, semakin banyak para ahli yang menganggap GNP Gross National Product sebagai indikator tunggal
pembangunan tidak berhasil. Selama dekade tahun 1970-an mulai muncul pandangan bahwa tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan bukan
menciptakan tingkat pertumbuhan GNP yang tinggi melainkan penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan,
penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus berkembang. Dalam pengertian ekonomi yang murni, pembangunan secara tradisional
mengandung pengertian kapasitas perekonomian nasional yang kondisi ekonomi awalnya kurang lebih berada dalam keadaan statis untuk jangka waktu yang lama,
Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
untuk menghasilkan dan mempertahankan tingkat kenaikan produksi nasional kotor PNK.
Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita dan lajunya pembangunan ekonomi ditujukan dengan menggunakan
tingkat pertambagan PDB Produk Domestik Brutto untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat wilayah atau regional. Tingkat PDB ini juga ditentukan oleh
lajunya pertumbuhan penduduk lebih dari PDRB maka ini menunjukkan perubahan terhadap pendapatan perkapita, maka pertambahan PDRB ini tidak
memperbaiki tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pembangunan menyangkut perubahan mendasar dari seluruh struktur ekonomi dan ini
menyangkut perubahan-perubahan dalam produksi dan permintaan maupun peningkatan dalam distribusi pendapatan dan pekerjaan. Konsekuensinya adalah
diciptakan perekonomian yang lebih beragam. Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan oleh kecenderungan kenaikan
pendapatan perkapita dalam jangka panjang. Tapi ini bukan berarti kenaikan pendapatan perkapita yang terus-menerus. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan perekonomian mengalami stagnan bahkan kemunduran seperti perang, kekacauan politik, dan lain-lainnya. Apalagi jika kemunduran
perekonomian hanya terjadi sementara saja dan perekonomian cenderung meningkat maka dapat dikatakan pembangunan ekonomi sedang berlangsung.
Atas dasar inilah maka pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang
menghasilkan pembangunan ekonomi. Dengan cara ini maka dapat diketahui
Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
peristiwa-peristiwa apa saja yang menimbulkan peningkatan maupun penurunan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu tahap pembangunan
ke tahap pembangunan lainnya. Menurut Gant 1971 ada dua tahap dalam tujuan pembangunan yaitu
tahap pertama pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Jika tujuan ini sudah tercapai maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-
kesempatan bagi warganya untuk dapat mencukupi segala kebutuhannya. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pembangunan Suryana, 2000:29
antara lain: 1.
Dipenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan serta peralatan sederhana dari berbagai kebutuhan yang secara luas
dipandang perlu oleh masyarakat yang memerlukan. 2.
Dibutuhkan kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai jasa publik, pendidikan, kesehatan, pemukiman yang dilengkapi
infrastruktur yang layak serta komunikasi dan lain-lain. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif yang
memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
3. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa
atau pedagang internasional untuk memperoleh keuntungan dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan untuk pembiayaan usaha-
usaha selanjutnya. 4.
menjamin partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek-proyek.
Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
2.2 Ketimpangan Antar daerah