Analisis Ketimpangan Pembangunan Hasil Penelitian .1 Perkembangan dan Struktur Ekonomi

Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sebesar 5 pertahun. Sedangkan kabupaten pemekaran yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu kabupaten Toba Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai dengan 9,34 dan 6,06 per tahun. Sementara kabupaten Nias Selatan dan Samosir merupakan daerah yang pertumbuhan ekonominya cukup rendah karena berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yaitu 4,14 dan 4,54.

4.1.2 Analisis Ketimpangan Pembangunan

Untuk memberikan gambaran terhadap disparitas atau ketimpangan pembangunan antar kabupatenkota pemekaran di Sumatera Utara, maka alat analisis yang digunakan adalah Indeks Williamson IW. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diperoleh nilai Indeks Williamson untuk masing- masing kabupaten pemekaran di Sumatera Utara seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini. Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 4.2 Indeks Williamson Antar Kabupaten Pemekaran di Sumatera Utara Tahun 2001-2006 No Kabupaten 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rerata 1 Mandailing Natal 0,006 0,056 0,054 0,091 0,096 0,102 0,067 2 Toba Samosir 0,039 0,027 0,022 0,016 0,006 0,003 0,018 3 Nias Selatan - - 0,073 0,078 0,084 0,080 0,078 4 Humbang Hasundutan - - 0,027 0,027 0,022 0,022 0,024 5 Pakpak Bharat - - 0,025 0,026 0,027 0,027 0,026 6 Samosir - - - 0,019 0,026 0,028 0,024 7 Serdang Bedagai - - - 0,042 0,052 0,056 0,050 Rata-rata Indeks Williamson 0,041 Sumber: BPS Sumut Dari tabel di atas menunjukkan angka Indeks Williamson atau ketimpangan PDRB perkapita antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara selama periode 2001-2006, yaitu rata-rata sebesar 0,041. Angka ini memberi arti bahwa ketimpangan pembangunan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara relatif kecil. Hal ini sesuai dengan kriteria dari Indeks Williamson yang mengatakan bahwa jika angka IW semakin kecil atau mendekati nol, maka ketimpangan akan semakin kecil pula atau dengan kata lain semakin merata pendapatan antar kabupaten pemekaran di Sumatera Utara. Rendahnya nilai Indeks Williamson yang menunjukkan bahwa semakin kecilnya tingkat ketimpangan pembangunan yang terjadi sehingga tingkat pendapatan semakin merata. Tetapi hal ini tidak berarti menunjukkan bahwa kabupaten pemekaran di Sumatera Utara lebih baik tingkat kesejahteraan masyarakatnya dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Sumatera Utara juga. Semua ini disebabkan karena masing-masing kabupaten atau daerah memiliki proses mobilisasi dan akumulasi sumber Lia Maharani Fadilla : Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Pemekaran Di Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 daya alam yang dimilikinya yang merupakan pemicu dalam pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Adanya keragaman budaya heterogenitas dan keragaman karakteristik suatu wilayah dapat menyebabkan kecenderungan terjadinya ketimpangan antar daerah dan antar sektor ekonomi suatu daerah. Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kabupaten Mandailing Natal, Nias Selatan, dan Serdang Bedagai memiliki angka IW mendekati angka rata-rata IW di Sumatera Utara. Hal ini berarti ketiga daerah tersebut memiliki ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi atau dengan kata lain tidak meratanya pendapatan masyarakat. Hal ini juga dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang rendah.

4.1.3 Potensi Ekonomi