45
3.7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulakan data pendukung dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan penelitian seperti buku dan jurnal untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder dari
laporan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia BEI, data-data makro ekonomi dari situs Bank Indonesia serta situs-situs lain yang memuat informasi
yang diperlukan dalam penelitian.
3.8. Metode Analisis data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis agar dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan
statistik.
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi harus memenuhi syarat asumsi klasik, yang meliputi:
3.8.1.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Universitas Sumatera Utara
46
Histogram, Pendekatan Grafik, dan Pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka jika nilai Asymp.Sig. 2 – tailed
di atas nilai signifikan 5 0.05 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang dan Lufti, 2012: 100.
3.8.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi
mempunyai varians yang sama. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji grafik dan Glejser, dengan pengambilan keputusan jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat
kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012: 107.
3.8.1.3. Uji Autokorelasi
Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam deret waktu
atau ruang seperti dalam cross section. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya Situmorang dan Lufti, 2012: 120. Pengujian terhadap autokorelasi digunakan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson D-W, dengan
kriteria sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Statistik Durbin Watson D-W
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak 4
─ dl d 4 Tidak ada autokorelasi
negatif No decision 4
─ du ≤ d ≤ 4 ─ dl Tidak ada autokorelasi
positif atau negatif Tidak
ditolak du d 4 - du
Sumber: Situmorang dan Lufti, 2012: 126
3.8.1.4. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara variabel - variabel bebas dalam model regresi. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variante Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut
Situmorang dan Lufti, 2012: 140: 1. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
2. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas
3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam analisis ini dapat dilihat seberapa besar variabel bebas, yaitu suku bunga X1, inflasi X2, kurs X3, PER X4,
ROI X5, dan DER X6,
berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu harga saham Y1. Adapun bentuk
Universitas Sumatera Utara
48
persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ e Dimana :
Y = harga saham a = konstanta dari keputusan regresi
b
1
= koefisien regresi dari variabel X
1
suku bunga b
2
= koefisien regresi dari variabel X
2
inflasi b
3
= koefisien regresi dari variabel X
3
kurs b
4
= koefisian regresi dari variabel X
5
PER b
5
= koefisian regresi dari variabel X
6
ROI b
6
= koefisian regresi dari variabel X
7
DER X
1
= suku bunga X
2
= inflasi X
3
= kurs X
4
= PER X
5
= ROI X
6
= DER e = Variabel pengganggu
3.8.3. Uji koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat Ghozali, 2005:83. Nilai
Universitas Sumatera Utara
49
koefisien determinasi adalah 0 R
2
1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen.
3.8.4. Pengujian Hipotesis 3.8.4.1. Uji signifikansi simultan Uji F
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan
DER secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu harga saham. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
H0 : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= 0 Suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan
DER secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi
di Bursa Efek Indonesia. H1 : b
1
, b
2
, b
3
, b
4
, b
5
, b
6
, ≠ nol
Suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan DER secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
50
3.8.4.2. Uji signifikansi parameter individual uji t
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan
DER terhadap variabel terikat harga saham secara terpisah atau parsial.
Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. H0: b
1
= 0, suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
H1: b
1
≠ 0, suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
1. H0: b
2
= 0, inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
H1: b
2
≠ 0, inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
2. H0: b
3
= 0, kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
H1: b
3
≠ 0, kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
3. H0: b
5
= 0, PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
H1: b
5
≠ 0, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
4. H0: b
6
= 0, ROI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
51
H1: b
6
≠ 0, ROI berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
5. H0: b
7
= 0, DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
H1: b
7
≠ 0, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
1. Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk didirikan dan berkedudukan di Jakarta
sesuai dengan akte Notaris Kartini Mulyadi SH No.78 tertanggal 12 Oktober 1982. Pada awal berdiri, perusahaan bernama PT Asuransi Bina
Dharma Artha dan pada tahun 1994 diganti menjadi PT Dharmala Insurance Tbk. Sejak 1999, perusahaan berubah nama menjadi PT
Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Saat ini perusahaan berkedudukan di Plaza ABDA, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta. Perusahaan pertama kali
menawarkan sahamnya pada tanggal 6 Juli 1989 dengan harga Rp.3.800,- per lembar saham.
2. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Asuransi Harta Aman Pratama didirikan pada tanggal 28 Mei 1982
berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No.76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2 1325.HT.01.01.Th.82 tanggal 21 September 1982. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi
kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633MD1983 tanggal 11 Pebruari
1983. Perusahaan berkedudukan di Jl. Balikpapan Raya No. 9 Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
53
Penawaran saham pertama dilakukan pada tanggal 14 September 1990 dengan harga Rp.4.250,- per lembar saham.
3. Asuransi Multi Artha Guna Tbk Asuransi Multi Artha Guna Tbk AMAG didirikan pada tanggal 14
November 1980 dengan kantor pusat di Surabaya dan pada saat itu Jakarta merupakan kantor cabang utama. Pada tahun 1994, untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik, kantor pusat dipindahkan ke Jakarta dan Surabaya menjadi kantor cabang. Perusahaan ini
berkedudukan di Gedung Bank Panin Pusat Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta. Penawaran pertama saham dilakukan pada tanggal 23
Desember 2005 dengan harga Rp.105,- per lembar saham. 4. Asuransi Bintang Tbk
Asuransi Bintang Tbk ASBI merupakan salah satu dari perusahaan asuransi tertua yang ada di Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret
1955 oleh beberapa tokoh pengusaha nasional, yang sebagian besar juga adalah pelaku revolusi fisik menjelang kemerdekaan pada tahun 1945.
Mereka adalah Ali Algadri, Idham, Ismet, Wibowo, Soedarpo Sastrosatomo, Pang Lay Kim, Roestam Moenaf dan Johan Radi Koesman.
Perusahaan ini bekedudukan di Jl. RS Fatmawati No. 32, Jakarta Selatan. Penawaran pertama atas saham Asuransi Bintang dilakukan pada tanggal
29 Nopember 1989 dengan harga Rp. 7.500,- per lembar saham.
Universitas Sumatera Utara
54
5. Asuransi Dayin Mitra Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk ASDM berdiri sejak tanggal 1 April 1982.
Pada Tahun 1986, perusahaan membuka kantor cabang pertama yang berlokasi di Medan. Perusahaan ini berkedudukan di Wisma Sudirman
Annex Jl. Jend. Sudirman Kav. 34, Jakarta. Perusahaan melakukan penawaran saham pertama pada tanggal 15 Desember 1989 dengan harga
Rp. 6,500,- per lembar saham. 6. Asuransi Jasa Tania Tbk
Asuransi Jasa Tania Tbk ASJT didirikan pada tanggal 25 Juni 1979 dengan nama PT Maskapai Asuransi Jasa Tania yang berdomisili di
Bandung. Perusahaan ini berkedudukan di Wisma Jasa Tania Jl. Teuku Cik Di Tiro No. 14, Jakarta. Perusahaan pertama kali menawarkan
sahamnya pada tanggal 23 Desember 2003 dengan harga Rp. 300,- per lembar saham.
7. Asuransi Ramayana Tbk Asuransi Ramayana Tbk ASRM didirikan tanggal 6 Agustus 1956
dengan Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15
September 1956 No. J.A.56716 dengan nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana. Nama PT. Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah
diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040-
HT01.04.TH 86 tanggal 19 Juli 1986. Perusahaan ini berkedudukan di Jl.
Universitas Sumatera Utara
55
Kebon Sirih No. 49, Jakarta. Penawaran saham perdana dilakukan pada tanggal 19 Maret 1990 dengan harga Rp.6.000,- per lembar saham.
8. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk MREI didirikan pada tanggal 4 Juni
1953 oleh figur industri asuransi Indonesia seperti Soeparjan, Willy Wuwungan, Lie Kian Seng, Prof. Dr. TSG Mulia, Bahar Nasution, Th. S.
T. Gautama, and Idham. Perusahaan ini berkedudukan di Plaza Marein, 18th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta. Penawaran saham
perdana dilakukan pada tanggal 4 September 1989 dengan harga Rp.5.000,- per lembar saham.
9. Panin Insurance Tbk Panin Insurance Tbk PNIN didirikan tanggal 24 Oktober 1973 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat PNIN terletak di Panin Bank Plaza lantai 6, Jalan Palmerah Utara No. 52,
Jakarta. PNIN tergabung dalam kelompok usaha Grup Pan Indonesia Panin sedangkan Induk usaha adalah PT Panincorp. Penawaran saham
perdananya dilakukan pada tanggal 20 September 1983 dengan harga penawaran Rp1.150,- per lembar saham.
10. Panin Financial Tbk PT Panin Financial Tbk PNLF didirikan tanggal 19 Juli 1974 dengan
nama PT Asuransi Jiwa Panin Putra dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Perusahaan berkedudukan di Gedung
Universitas Sumatera Utara
56
Panin Life Center Lantai 7, Jl. Let. Jend. S. Parman Kavling 91, Jakarta Barat. PNLF beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:
1. PT Asuransi Jiwa Panin Putra, 2. PT Panin Anugerah Life Tbk,
3. PT Panin Life Tbk, 4. PT Panin Financial Tbk.
PNLF tergabung dalam kelompok usaha Grup Pan Indonesia Panin sedangkan Induk usaha adalah PT Panin Insurance Tbk PNIN.
Penawaran saham perdananya dilakukan pada tanggal 14 Juni 1993 dengan harga penawaran Rp2.950,- per lembar saham.
4.2. Analisis Deskriptif