Uji Autokolerasi Uji Multikolinearitas

62 menginterpretasikan hasil grafik scatterplot. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan uji lain untuk memprediksi heteroskedastisitas, yakni Glejser Test. Tabel 4.3 Glejser Test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -8.872 10.094 -.879 .384 LN_Suku_Bunga -.216 .528 -.103 -.409 .684 LN_Inflasi .134 .158 .197 .851 .399 LN_Kurs 1.101 1.156 .192 .952 .346 LN_PER .029 .091 .056 .323 .748 LN_ROI .201 .133 .314 1.513 .138 LN_DER -.013 .087 -.025 -.152 .880 a. Dependent Variable: absut Sumber: data SPSS, 2014 Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengujian Glejser Test. Jika variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen absolut Ut, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Namun hasil pengujian menunjukkan probabilitas signifikansi variabel independen berada di atas tingkat kepercayaan 5. Hal ini berarti model regresi tidak mengalami persoalan heteroskedastisitas.

4.3.3. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan Universitas Sumatera Utara 63 pengganggu pada periode sebelumnya. Uji autokolerasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Runs Test. Tabel 4.4 Hasil Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.08238 Cases Test Value 25 Cases = Test Value 25 Total Cases 50 Number of Runs 21 Z -1.429 Asymp. Sig. 2-tailed .153 a. Median Sumber: data SPSS, 2014 Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian Runs Test. Data pada tabel menunjukkan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,153. Angka ini memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan nilai signifikan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.3.4. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: data SPSS, 2014 Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji multikolinearitas. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi melalui nilai tolerance dan VIF. Nilai cut off yang umum digunakan untuk memprediksi terjadinya multikolinearitas adalah tolerance 0,1 sedangkan variance inflation factor VIF 5. Tabel menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan VIF yang lebih besar dari 5. Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak ada satupun data yang memiliki nilai tolerance yang kurang dari 0,1 dan VIF yang lebih besar dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak satupun variabel memiliki persoalan multikolinearitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 18.166 19.093 .951 .347 LN_Suku_Bunga -1.456 .998 -.283 -1.459 .152 .338 2.962 LN_Inflasi .027 .298 .016 .089 .929 .399 2.506 LN_Kurs -.989 2.187 -.070 -.452 .653 .526 1.903 LN_PER .238 .173 .184 1.377 .176 .712 1.404 LN_ROI .385 .251 .245 1.533 .133 .495 2.018 LN_DER .698 .165 .535 4.219 .000 .787 1.270 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Universitas Sumatera Utara 65

4.4. Analisis Regresi Linear Berganda