Analisis Regresi Linier Berganda Uji koefisien Determinasi R Uji Heteroskedastisitas

47 Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Statistik Durbin Watson D-W Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 ─ dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 ─ du ≤ d ≤ 4 ─ dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 - du Sumber: Situmorang dan Lufti, 2012: 126

3.8.1.4. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara variabel - variabel bebas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variante Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut Situmorang dan Lufti, 2012: 140: 1. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas 2. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam analisis ini dapat dilihat seberapa besar variabel bebas, yaitu suku bunga X1, inflasi X2, kurs X3, PER X4, ROI X5, dan DER X6, berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu harga saham Y1. Adapun bentuk Universitas Sumatera Utara 48 persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + e Dimana : Y = harga saham a = konstanta dari keputusan regresi b 1 = koefisien regresi dari variabel X 1 suku bunga b 2 = koefisien regresi dari variabel X 2 inflasi b 3 = koefisien regresi dari variabel X 3 kurs b 4 = koefisian regresi dari variabel X 5 PER b 5 = koefisian regresi dari variabel X 6 ROI b 6 = koefisian regresi dari variabel X 7 DER X 1 = suku bunga X 2 = inflasi X 3 = kurs X 4 = PER X 5 = ROI X 6 = DER e = Variabel pengganggu

3.8.3. Uji koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat Ghozali, 2005:83. Nilai Universitas Sumatera Utara 49 koefisien determinasi adalah 0 R 2 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. 3.8.4. Pengujian Hipotesis 3.8.4.1. Uji signifikansi simultan Uji F Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan DER secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu harga saham. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = b 6 = 0 Suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan DER secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1 : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6 , ≠ nol Suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan DER secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 50

3.8.4.2. Uji signifikansi parameter individual uji t

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas suku bunga, inflasi, kurs, PER, ROI, dan DER terhadap variabel terikat harga saham secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : 1. H0: b 1 = 0, suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1: b 1 ≠ 0, suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. 1. H0: b 2 = 0, inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1: b 2 ≠ 0, inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. 2. H0: b 3 = 0, kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1: b 3 ≠ 0, kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. 3. H0: b 5 = 0, PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1: b 5 ≠ 0, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. 4. H0: b 6 = 0, ROI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 51 H1: b 6 ≠ 0, ROI berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. 5. H0: b 7 = 0, DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. H1: b 7 ≠ 0, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

1. Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk didirikan dan berkedudukan di Jakarta sesuai dengan akte Notaris Kartini Mulyadi SH No.78 tertanggal 12 Oktober 1982. Pada awal berdiri, perusahaan bernama PT Asuransi Bina Dharma Artha dan pada tahun 1994 diganti menjadi PT Dharmala Insurance Tbk. Sejak 1999, perusahaan berubah nama menjadi PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Saat ini perusahaan berkedudukan di Plaza ABDA, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta. Perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya pada tanggal 6 Juli 1989 dengan harga Rp.3.800,- per lembar saham. 2. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Asuransi Harta Aman Pratama didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No.76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2 1325.HT.01.01.Th.82 tanggal 21 September 1982. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633MD1983 tanggal 11 Pebruari 1983. Perusahaan berkedudukan di Jl. Balikpapan Raya No. 9 Jakarta. Universitas Sumatera Utara 53 Penawaran saham pertama dilakukan pada tanggal 14 September 1990 dengan harga Rp.4.250,- per lembar saham. 3. Asuransi Multi Artha Guna Tbk Asuransi Multi Artha Guna Tbk AMAG didirikan pada tanggal 14 November 1980 dengan kantor pusat di Surabaya dan pada saat itu Jakarta merupakan kantor cabang utama. Pada tahun 1994, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, kantor pusat dipindahkan ke Jakarta dan Surabaya menjadi kantor cabang. Perusahaan ini berkedudukan di Gedung Bank Panin Pusat Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta. Penawaran pertama saham dilakukan pada tanggal 23 Desember 2005 dengan harga Rp.105,- per lembar saham. 4. Asuransi Bintang Tbk Asuransi Bintang Tbk ASBI merupakan salah satu dari perusahaan asuransi tertua yang ada di Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1955 oleh beberapa tokoh pengusaha nasional, yang sebagian besar juga adalah pelaku revolusi fisik menjelang kemerdekaan pada tahun 1945. Mereka adalah Ali Algadri, Idham, Ismet, Wibowo, Soedarpo Sastrosatomo, Pang Lay Kim, Roestam Moenaf dan Johan Radi Koesman. Perusahaan ini bekedudukan di Jl. RS Fatmawati No. 32, Jakarta Selatan. Penawaran pertama atas saham Asuransi Bintang dilakukan pada tanggal 29 Nopember 1989 dengan harga Rp. 7.500,- per lembar saham. Universitas Sumatera Utara 54 5. Asuransi Dayin Mitra Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk ASDM berdiri sejak tanggal 1 April 1982. Pada Tahun 1986, perusahaan membuka kantor cabang pertama yang berlokasi di Medan. Perusahaan ini berkedudukan di Wisma Sudirman Annex Jl. Jend. Sudirman Kav. 34, Jakarta. Perusahaan melakukan penawaran saham pertama pada tanggal 15 Desember 1989 dengan harga Rp. 6,500,- per lembar saham. 6. Asuransi Jasa Tania Tbk Asuransi Jasa Tania Tbk ASJT didirikan pada tanggal 25 Juni 1979 dengan nama PT Maskapai Asuransi Jasa Tania yang berdomisili di Bandung. Perusahaan ini berkedudukan di Wisma Jasa Tania Jl. Teuku Cik Di Tiro No. 14, Jakarta. Perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya pada tanggal 23 Desember 2003 dengan harga Rp. 300,- per lembar saham. 7. Asuransi Ramayana Tbk Asuransi Ramayana Tbk ASRM didirikan tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan disahkan dengan Penetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A.56716 dengan nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana. Nama PT. Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan perubahan nama dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040- HT01.04.TH 86 tanggal 19 Juli 1986. Perusahaan ini berkedudukan di Jl. Universitas Sumatera Utara 55 Kebon Sirih No. 49, Jakarta. Penawaran saham perdana dilakukan pada tanggal 19 Maret 1990 dengan harga Rp.6.000,- per lembar saham. 8. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk MREI didirikan pada tanggal 4 Juni 1953 oleh figur industri asuransi Indonesia seperti Soeparjan, Willy Wuwungan, Lie Kian Seng, Prof. Dr. TSG Mulia, Bahar Nasution, Th. S. T. Gautama, and Idham. Perusahaan ini berkedudukan di Plaza Marein, 18th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta. Penawaran saham perdana dilakukan pada tanggal 4 September 1989 dengan harga Rp.5.000,- per lembar saham. 9. Panin Insurance Tbk Panin Insurance Tbk PNIN didirikan tanggal 24 Oktober 1973 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat PNIN terletak di Panin Bank Plaza lantai 6, Jalan Palmerah Utara No. 52, Jakarta. PNIN tergabung dalam kelompok usaha Grup Pan Indonesia Panin sedangkan Induk usaha adalah PT Panincorp. Penawaran saham perdananya dilakukan pada tanggal 20 September 1983 dengan harga penawaran Rp1.150,- per lembar saham. 10. Panin Financial Tbk PT Panin Financial Tbk PNLF didirikan tanggal 19 Juli 1974 dengan nama PT Asuransi Jiwa Panin Putra dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Perusahaan berkedudukan di Gedung Universitas Sumatera Utara 56 Panin Life Center Lantai 7, Jl. Let. Jend. S. Parman Kavling 91, Jakarta Barat. PNLF beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: 1. PT Asuransi Jiwa Panin Putra, 2. PT Panin Anugerah Life Tbk, 3. PT Panin Life Tbk, 4. PT Panin Financial Tbk. PNLF tergabung dalam kelompok usaha Grup Pan Indonesia Panin sedangkan Induk usaha adalah PT Panin Insurance Tbk PNIN. Penawaran saham perdananya dilakukan pada tanggal 14 Juni 1993 dengan harga penawaran Rp2.950,- per lembar saham.

4.2. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam Tabel 4.1: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Suku_Bunga 50 5.77 9.25 7.0500 1.19624 Inflasi 50 2.78 11.06 5.7780 3.01091 Kurs 50 8779.49 10394.38 9.4635E3 559.16583 PER 50 1.58 32.83 6.3534 5.30418 ROI 50 .012 .131 .06696 .029052 DER 50 .37 5.67 1.4266 1.03968 Valid N listwise 50 Sumber: data SPSS, 2014 Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.1 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2008 sampai 2012 dengan menggunakan SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 50 sampel 10 perusahaan pertambangan selama 5 tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel suku bunga memiliki nilai rata-rata sebesar 7,05, artinya rata- rata tingkat suku bunga di Indonesia adalah sebesar 7,05. Variabel suku bunga memiliki nilai minimum sebesar 5,77, nilai maksimum sebesar 9,25, dan standar deviasi sebesar 1,19624. 2. Variabel inflasi memiliki nilai rata-rata sebesar 5,778, artinya rata-rata tingkat inflasi di Indonesia adalah sebesar 5,778. Variabel inflasi memiliki nilai minimum sebesar 2,78, nilai maksimum sebesar 11,06, dan standar deviasi sebesar 3,01091. 3. Variabel kurs memiliki nilai rata-rata sebesar Rp 9.463,5. , artinya rata- rata tingkat kurs di Indonesia adalah sebesar Rp 9.463,5. Variabel kurs memiliki nilai minimum sebesar Rp 8.779,49, nilai maksimum sebesar Rp 10.394,38, dan standar deviasi sebesar Rp 559,166. 4. Variabel PER memiliki nilai rata-rata sebesar 6,3534 kali, artinya rata-rata perusahaan asuransi di BEI memiliki perbandingan harga pasar terhadap laba per saham sebesar 6,3534 kali. Variabel PER memiliki nilai minimum sebesar 1,58 kali, nilai maksimum sebesar 32,83 kali, dan standar deviasi sebesar 45,30418 kali. 5. Variabel ROI memiliki nilai rata-rata sebesar 0.06696, artinya rata-rata perusahaan asuransi di BEI memiliki perbandingan laba setelah bunga dan Universitas Sumatera Utara 58 pajak terhadap rata-rata total aktiva sebesar 0.06686. Variabel ROI memiliki nilai minimum sebesar 0.012, nilai maksimum sebesar 0.131, dan standar deviasi sebesar 0.029052. 6. Variabel DER memiliki nilai rata-rata sebesar 1,4266 kali, artinya rata-rata perusahaan asuransi di BEI memiliki perbandingan total utang tehadap ekuitas sebesar 1,4266 kali. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 0,37 kali, nilai maksimum sebesar 5,67 kali, dan standar deviasi sebesar 1,03968 kali. 4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Histogram, Pendekatan Grafik, dan Pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Sumber: data SPSS, 2014 Gambar 4.1 Histogram Universitas Sumatera Utara 59 Pada gambar 4.1 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh kurva histogram yang memiliki kemiringan seimbang, tidak miring ke kiri atau miring ke kanan dan membentuk pola lonceng. Sumber: data SPSS, 2014 Gambar 4.2 Normal P – Plot of regression standardized residual Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sampel KS dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Asymp.Sig. 2- tailed 0,05 maka variabel residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 50 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .59572613 Most Extreme Differences Absolute .098 Positive .098 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z .693 Asymp. Sig. 2-tailed .723 a. Test distribution is Normal. Sumber: data SPSS, 2014 Tabel 4.2 menunjukkan nilai Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,723 dan lebih besar dibandingkan nilai signifikannya 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam setiap persamaan regresi pasti menunculkan residu, yaitu variabel- variabel lain yang terlibat akan tetapi tidak termuat di dalam model sehinggadiasumsikan bersifat acak. Karena diasumsikan acak, maka besarnya residu tidak terkait dengan besarnya prediksi. Jika data residu tidak bersifat acak maka data dapat dikatakan terkena heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homoskedastisitas. Jika varians tidak sama, maka dikatakan terjadi Universitas Sumatera Utara 61 heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grafik dan Glejser Test. Sumber: data SPSS, 2014 Gambar 4.3 Scatterplot Gambar 4.3 merupakan grafik scatterplot dari variabel dependen nilai perusahaan dengan pendekatan PBV. Grafik menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Namun, metode pendekatan grafik ini memiliki kelemahan dalam memprediksi heteroskedastisitas. Kelemahannya yakni jika jumlah pengamatan yang dilakukan atau data yang ada jumlahnya sedikit, maka sulit untuk Universitas Sumatera Utara 62 menginterpretasikan hasil grafik scatterplot. Untuk itu, dalam penelitian ini digunakan uji lain untuk memprediksi heteroskedastisitas, yakni Glejser Test. Tabel 4.3 Glejser Test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -8.872 10.094 -.879 .384 LN_Suku_Bunga -.216 .528 -.103 -.409 .684 LN_Inflasi .134 .158 .197 .851 .399 LN_Kurs 1.101 1.156 .192 .952 .346 LN_PER .029 .091 .056 .323 .748 LN_ROI .201 .133 .314 1.513 .138 LN_DER -.013 .087 -.025 -.152 .880 a. Dependent Variable: absut Sumber: data SPSS, 2014 Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengujian Glejser Test. Jika variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen absolut Ut, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Namun hasil pengujian menunjukkan probabilitas signifikansi variabel independen berada di atas tingkat kepercayaan 5. Hal ini berarti model regresi tidak mengalami persoalan heteroskedastisitas.

4.3.3. Uji Autokolerasi