32
Fahmi, 2006:31. Menurut Jogiyanto 2003:89, analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data
keuangan perusahaan. Menurut Siswoyo 2011:3-4, analisis fundamental memperhitungkan
berbagai faktor yang dapat mempengatuhi perekonomian, baik perekonomian secara makro maupun mikro. Secara makro seperti kondisi perekonomian global,
perekonomian suatu negara, adanya krisis atau masalah perekonomian dalam suatu negara dan sebagainya. Secara mikro, dengan mempelajari laporan
keuangan perusahaan, menganalisis kebijakan perusahaan dan sebagainya. Anoraga dan Pakarti 2006:109 menyatakan bahwa analisis fundamental
menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan, bagimana kegiatan operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya di masa yang akan
datang. Fungsi analisis fundamental adalah untuk mendapat informasi apakah
suatu saham layak untuk dibeli dan dipertahankan dalam jangka panjang atau tidak. Tujuan analisis fundametal adalah untuk memilih saham-saham yang baik
untuk berinvestai. Widoatmodjo, 2012:132
2.1.5.1. Price Earning Ratio PER
PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan
dari earnings. Jogiyanto, 2003:105. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:198, PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
Universitas Sumatera Utara
33
perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah.
Rumusnya adalah: PER =
harga pasar saham laba bersih
Jogiyanto, 2003:105
2.1.5.2. Return on Investment ROI
ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya Kasmir, 2013:114. Menurut Sartono 2010:123, ROI menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktivitas yang dipergunakan. Rumusnya adalah:
ROI =
laba setelah bunga dan pajak total aset
Kasmir, 2013:114
2.1.5.3. Debt to Equity Ratio DER
DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam dengan pemilik perusahaan. Kasmir, 2013:112. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang redah untuk membiayai aktiva. Sartono, 2010:121
Rumusnya adalah: DER
=
total hutang ekuitas
Kasmir, 2013:112
Universitas Sumatera Utara
34
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu disajikan dalam Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Judul Metode
Analisis Variabel yang
Diteliti Hasil Penelitian
Amanda dan
Pratomo 2013
Analisis Fundamental
dan Resiko Sistematis
terhadap Harga Saham
Perbankan yang Terdaftar pada
Indeks LQ45 Model
regresi data
panel Variabel
independen : 1. ROA
2. ROE 3. DER
4. EPS 5. PER
6. BETA Variabel
dependen: harga saham
DER dan BETA berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap harga saham
EPS dan PER berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham
Wijaya 2013
Pengaruh Fundamental
Ekonomi Makro Terhadap
Indeks Harga Saham
Gabungan Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2002-
2011 Analisis
Regresi Linear
Berganda Variabel
Independen: 1. inflasi
2. suku bunga 3. nilai tukar
4. jumlah uang beredar
Variabel dependen:
IHSG Secara parsial hanya
nilai tukar yang berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap IHSG
Inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan
jumlah uang yang beredar secara
simultan berpengaruh terhadap IHSG
Kewal 2012
Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Kurs, dan
Pertumbuhan PDB Terhadap
Indeks Harga Saham
Gabungan Analisis
Regresi Linear
Berganda Variabel
Independen: 1. inflasi
2. suku bunga 3. kurs
4.pertumbuhan PDB
Variabel dependen:
IHSG Secara parsial, hanya
variabel kurs yang berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap IHSG
Inflasi,suku bunga, kurs, dan
pertumbuhan PDB secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
IHSG
Universitas Sumatera Utara
35
Priatinah dan
Kusuma 2012
Pengaruh Return on
Investment ROI, Earning
per Share EPS, dan
Dividen per Share DPS
Terhadap Harga Saham
Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008–
2010 Analisis
Regresi Linear
Berganda Variabel
independen : 1. ROI
2. EPS 3. DPS
Variabel dependen:
harga saham Return on Investment,
Earning per Share dan Dividen per
Share secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Harga Saham
Return on Investment,
Earning per Share dan Dividen
per Share secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Harga Saham
Murni 2010
Pengaruh Faktor Makro
Ekonomi Terhadap
Indeks Harga Saham
Gabungan dengan Volume
Perdagangan Sebagai
Variabel Intervening
Studi Kasus di BEJ Periode
Januari 2004 – Desember
2008 pengujian
asumsi regresi
dilanjutk an
Hierarky Mutiple
Regres- sion
Analysis Variabel
independen : 1. nilai tukar
uang 2. suku bunga
3. tingkat inflasi
Variabel dependen:
1. volume perdagangan
saham 2. harga saham
IHSG Nilai tukar
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap IHSG Suku Bunga SBI
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap IHSG
Amanda dan Pratomo 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Fundamental dan Resiko Sistematis terhadap Harga Saham Perbankan yang
Terdaftar pada Indeks LQ45”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER dan
Universitas Sumatera Utara
36
BETA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan EPS dan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Wijaya 2013 dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2002-2011”. Hasil penelitian ini menunjukkan secara simultan variabel Inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan jumlah uang yang beredar
berpengaruh terhadap IHSG. Secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel nilai tukar yang berpengauh negatif dan signifikan terhadap IHSG.
Kewal 2012 dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi,suku bunga, kurs, dan pertumbuhan PDB secara simultan berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial hanya
variabel kurs yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG. Prabandaru dan Kusuma 2012 melakukan penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Return on Investment ROI, Earning per Share EPS, dan Dividen per Share DPS Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008–2010”. Hasil penelitian ini menunjukkan secara simultan variabel Return on Investment, Earning per Share
dan Dividen per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Return on Investment, Earning per
Share dan Dividen per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
37
Murni 2010 dalam penelitiannnya yang berjudul “Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dengan Volume
Perdagangan Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus di BEJ Periode Januari 2004 – Desember 2008”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai tukar dan
Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG.
2.3. Kerangka Konseptual
Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara nilai tukar dan harga saham di pasar modal. Efek positif yang terjadi terlihat pada depresiasi mata uang
Rupiah terhadap harga saham. Pada jangka pendek, Rupiah cukup terdepresiasi pada saat pemerintah mengambil kebijakan menaikkan suku bunga dengan tujuan
untuk menahan jatuhnya nilai rupiah. Tapi dengan tingginya suku bunga, sangat mungkin dapat mengakibatkan turunnya present value dari future cash flow
perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham menjadi jatuh Fahmi, 2006:32. Suku bunga mempengaruhi harga saham karena pengaruhnya terhadap
laba. Penjualan saham sebagai tanggapan atas naiknya suku bunga akan menekan harga saham Brigham dan Houston, 2001:161. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya
beli uang purchasing power of money. Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya.
Universitas Sumatera Utara
38
Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko
daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil Tandelilin, 2001:212-213. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap
harga saham. Nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukkan harga atau nilai mata uang
suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Peningkatan yang terus menerus terjadi pada harga saham akan membantu terdorongnya mata uang
domestik pada pasar modal domestik. Tindakan investor asing akan membeli mata uang domestik untuk diinvestasikan pada pasar modal yang mengalami bullish
Naik dan tekanan ini akan menyebabkan terapresiasinya mata uang domestik dalam jangka panjang. Meningkatnya nilai tukar mempunyai efek positif pada
harga saham secara keseluruhan dalam jangka pendek Fahmi, 2006:31. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kurs berpengaruh negatif terhadap harga saham
Price Earning Ratio PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. PER yang tinggi adalah baik bagi suatu perusahaan, karena
menunjukkan bahwa publik yang berinvestasi menganggap perusahaan itu dalam kondisi yang menguntungkan. Suatu penurunan yang terus-menerus dalam rasio
PER mencerminkan turunnya kepercayaan investor atas potensi pertumbuhan dari perusahaan itu Siegel et.al, 2006:357. Dengan turunnya kepercayaan investor
atas potensi pertumbuhan perusahaan, maka investor tidak akan berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan
Universitas Sumatera Utara
39
tersebut jatuh. Maka dapat disimpulkan bahwa PER berpengaruh positif terhadap harga saham.
Return on Investment ROI merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan aset yang dimiliki untuk memperoleh laba bersih perusahaan
Sitanggang, 2012:30-31. Perolehan laba bersih yang tinggi akan menarik investor untuk berinvestasi pada saham suatu perusahaan. Sesuai dengan hukum
permintaan yang menyatakan bila permintaan naik maka harga akan naik, maka harga saham akan meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan investor
akan saham perusahaan tersebut. Maka dapat disimpulkan, ROI berpengaruh positif terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio antara total hutang dengan total ekuitas dalam perusahaan yang memberikan gambaran perbandingan antara
total hutang dengan modal sendiri perusahaan. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar peranan hutang dalam membiayai aset perusahaan dan sebaliknya
Sitanggang, 2012:25-26. DER yang rendah berarti perusahaan dalam kegiatan operasionalnya lebih sedikit menggunakan hutang. Hal ini akan meningkatkan
kepercayaan investor terhadap saham perusahaan tersebut karena resiko perusahaan tersebut bangkrut karena tidak dapat membayar hutang menjadi lebih
kecil. Dengan meningkatnya kepercayaan investor, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung meningkat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
DER berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
40
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun kerangka konseptual yang menggambarkan
pengaruh makro ekonomi dan fundamental terhadap harga saham seperti pada Gambar 2.1 berikut ini.
Sumber: Sitanggang 2012, Fahmi 2006
,
Tandelilin 2001, Siegel et.al 2006
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Faktor makro ekonomi yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan kurs dan faktor fundamental yang terdiri dari Price Earning Ratio PER, Return on
Investment ROI, dan Debt to Equity Ratio DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia
Suku Bunga
Inflasi Kurs
PER
ROI
DER Harga Saham
Universitas Sumatera Utara
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 2008-2012. Data diambil dari beberapa
situs seperti www.idx.co.id, www.bi.go.id, dan www.bps.go.id. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan April 2014.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas terdiri
atas suku bunga X1, inflasi X2, kurs X3, PER X4, ROI X5 dan DER X6. Variabel terikat yaitu harga saham perusahan asuransi di Bursa
Efek Indonesia Y1. 2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 sampai dengan 2012.
Universitas Sumatera Utara
42
3. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dan harga saham perusahaan asuransi periode 2008 sampai dengan 2012 serta data tingkat
suku bunga, inflasi dan kurs tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 berikut menyajikan defenisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi operasional
Indikator Skala
Suku bunga X1
Tingkat bunga yang dibayarkan per unit
waktu dari jumlah yang dipinjamkan
Tingkat suku bunga SBI per tahun
Rasio
Inflasi X2 Kenaikan harga secara
terus menerus Persentase perubahan
Indeks Harga Konsumen IHK per tahun
Rasio
Kurs X3 Harga atau nilai mata
uang suatu negara dinyatakan dalam nilai
mata uang negara lain Nilai Rupiah per 1 US
Dollar per tahun Rasio
PER X4 Rasio yang menunjukkan
perbandingan dari harga saham terhadap earnings
Harga pasar saham laba bersih
Rasio
ROI X5 Rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih
dari jumlah dana yang diinvestasikan
perusahaan Laba bersih setelah
bunga dan pajak total aset
Rasio
Universitas Sumatera Utara
43
DER X6 Rasio yang memberikan
gambaran perbandingan antara total hutang
dengan modal sendiri perusahaan.
total hutang ekuitas Rasio
Harga Saham Y1
Harga penutupan saham yang dipakai setiap hari
untuk melakukan transaksi saham
Harga saham penutupan akhir tahun
Rasio
Sumber : Kasmir, 2013:112-115, Jogiyanto, 2003:105
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI mulai tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 yaitu sejumlah 11 perusahaan.
Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan
sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI dan tidak pernah di-suspend selama
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. 2. Perusahaan asuransi tersebut menerbitkan laporan keuangan berturut-turut
pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang mempunyai laporan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
3. Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memberikan laba bersih yang positif selama tahun 2008 sampai dengan 2012.
Universitas Sumatera Utara
44 4. Perusahaan asuransi yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dan
memiliki data harga saham yang lengkap dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan dari total 11 perusahaan asuransi
yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2012. Seluruh perusahaan asuransi yang memenuhi kriteria yang digunakan peneliti dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kode Saham
Nama Emiten 1
ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
2 AHAP
Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 3
AMAG Asuransi Multi Arta Guna Tbk
4 ASBI
Asuransi Bintang Tbk 5
ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
6 ASJT
Asuransi Jasa Tania Tbk 7
ASRM Asuransi Ramayana Tbk
8 MREI
Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk 9
PNIN Panin Insurance Tbk
10 PNLF
Panin Financial Tbk Sumber: idx.co.id data diolah
3.6. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, buku-buku, jurnal-jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
materi kajian.
Universitas Sumatera Utara
45
3.7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulakan data pendukung dari berbagai sumber
yang berhubungan dengan penelitian seperti buku dan jurnal untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder dari
laporan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia BEI, data-data makro ekonomi dari situs Bank Indonesia serta situs-situs lain yang memuat informasi
yang diperlukan dalam penelitian.
3.8. Metode Analisis data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis agar dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan
statistik.
3.8.1 Uji Asumsi Klasik