Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
tunai. 5.
Pengembangan Aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang
harus ditahan dan tidak dibayarkan. 6.
Tingkat Pengembalian Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam
bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun tempat lain.
7. Stabilitas Keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka
perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan presentasi yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
H. Kebijakan Pemberian Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiyaan di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen Dividend
Payout Ratio menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai bentuk sumber pendanaan. Ratio ini menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan sebagai pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.
Laba ditahan dalam jumlah yang besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio. Aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi
laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan di perusahaan. Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau
cash dividend yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah Sutrisno, 2000:323 :
1. Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya akan diberikan secara tetap per lembar sahamnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang
diperoleh perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh
perusahaan, karena beberapa alasan : a.
Bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil diprediksi memiliki risiko yang kecil.
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
b. Bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik di masa akan datang. c.
Akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.
2. Kebijakan dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan
yang stabil. 3.
Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya bila laba kecil,
dividen yang dibayarkan juga kecil.
4. Kebijakan pemberian dividen reguler ditambah ekstra
Kebijakan pemberian dividen, dengan cara ini perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan
dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. Kebijakan dividen yang yang optimal pada pada suatu perusahaan adalah
kebijakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham Astuti, 2004: 144. Secara
umum ada tiga dasar dari kebijakan dividen, antara lain:
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Kebijakan dividen biasa
Pada kebijakan dividen biasa atau reguler dividend policy, perusahaan membayar dividen per lembar saham dalam rupiah yang tetap setiap periode.
Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan investor atau pemegang saham sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan
lancar. Pada kebijakan ini dividen per lembar saham tidak pernah turun. 2.
Kebijakan dividen dengan persentase tetap pembayaran dividen tunai Kebijakan ini dikenal dengan nama constant payout ratio dividend policy.
3. Kebijakan dividen rendah plus ekstra
Kebijakan ini dikenal dengan nama lower reguler and ekstra dividend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar dividen tunai secara rutin setiap
periode dalam jumlah yang tetap dan rendah. Jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran tetap tersebut akan
ditambah pembayaran dividen ekstra. Pada jumlah pembayaran reguler atau biasa, yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena
jumlahnya rendah hal ini juga akan menenteramkan perusahaan. Pada laba yang sangat bagus, perusahaan akan membayarakan ekstra dividen bagi
pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.
I. Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan
Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana
operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Pada umumnya
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan bersangkutan Anoraga, 2006:108.
Bagi para investor yang melakukan analisis fundamental, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang
paling mudah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya. Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada
investor sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa yang telah dicapainya Tandelilin, 2001:232.
Analisis fundamental dapat menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan akan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current
Ratio, Quick Ratio, dan Net-Workoing Capital. 2.
Rasio Leverage Rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to
Capilization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage dan Cash Return on Sales.
3. Rasio Profitabilitas
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE, dan Operating Ratio.
4. Rasio Pasar
Rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio ini terbagi menjadi Dividend per Share, Earning
per Share EPS, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share, dan Price to book Value.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan
Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya