Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Teori yang dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani MM. Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan
oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa pendapatan tersebut dibagi
diantara dividen dan laba yang ditahan.
2. Teori Bird in the Hand
Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Mereka berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas ekuitas akan turun apabila
rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal capital gain yang akan dihasilkan
dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor
jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dividen daripada pendapatan dari keuntungan modal capital gain.
3. Teori Preferensi Pajak
Teori yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada tinggi. Hal ini karena adanya pajak yang
dikenakan pada dividen. Investor menganggap bahwa pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan
modal capital gain yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain Sundjaja dan Barliana, 2002:339 :
1. Peraturan hukum
a. Peraturan mengenai laba bersih menetukan bahwa dividen dapat
dibayar dari laba tahun-tahun lalu dan laba tahun berjalan. b.
Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal.
c. Peraturan mengenai tidak mampu bayar artinya perusahaan boleh
tidak membayar dividen jika tidak mampu. 2.
Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara
keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Sartono, 2001:293
3. Membayar Pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembayaran lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya
pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan
dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan. 4.
Kontrak Pinjaman
Asrani Turnip : Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
tunai. 5.
Pengembangan Aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang
harus ditahan dan tidak dibayarkan. 6.
Tingkat Pengembalian Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam
bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun tempat lain.
7. Stabilitas Keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka
perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan presentasi yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
H. Kebijakan Pemberian Dividen