Pengembangan Wilayah URAIAN TEORITIS

5. Modernitas dicapai melalui pengembangan yang mencakup seluruh aspek kehidupan terutama aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta administrasi. 6. Seluruh pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa secara berkelanjutan. Pembangunan wilayah adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan kesalingtergantungan dan interaksi antar sistem ekonomi economic system, masyarakat social system, dan lingkungan hidup beserta sumber daya alamnya ecosystem. Pada dasarnya pembangunan wilayah berkenaan dengan tingkat dan perubahan selama kurun waktu tertentu suatu set variabel-variabel seperti prouksi, penduduk, angkatan kerja, rasio modal tenaga kerja dan imbalan bagi faktor factor returns dalam daerah dibatasi secara jelas. Laju pertumbuhan dari daerah-daerah biasanya diukur menurut output atau tingkat pendapatan adalah sangat berbeda-beda dan beberapa daerah mengalami kemunduran jangka panjang.

2.4 Pengembangan Wilayah

Pengertian pembangunan tidak sama dengan pengembangan. Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana yang dilaksanakan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah. Perbedaan antara pembangunan dengan pengembangan yaitu pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengukur sesuatu yang belum ada, sedangkan pengembangan merupakan perbaikan atau peningkatan sesuatu yang telah ada. Namun kedua istilah ini sekarang sering dipakai untuk maksud yang sama. Pengembangan wilayah dapat didefinisikan sebagai upaya menata ruang dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sugiharto, 2007 20 Universitas Sumatera Utara Pengertian pengembangan wilayah dalam pembangunan adalah berbagai jenis kegiatan, baik yang tercakup dalam sektor pemerintahan maupun masyarakat, dilaksanakan dan diatur dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Usaha-usaha sedemikian pada dasarnya bersifat meningkatkan pemanfaatan sumber daya serta meningkatkan pemenuhan berbagai kebutuhan-kebutuhan. Tujuan pengembangan wilayah ialah pembangunan wilayah itu sendiri dalam arti bahwa kondisi wilayah menjadi lebih baik di segala sektor yang meliputi sektor jasa. Industri dan pertanian di segi yang paling sentral, atau paling tidak pengelolaan hasil pertanian di segi penerimaan masyarakatnya atau di segi pengeluaran konsumsi, investasi, serta ekspor-impornya. Disamping itu, tujuan pengembangan wilayah mengandung dua sisi yang berkaitan. Di sisi sosial ekonomis, pengembangan wilayah adalah upaya memberikan kesejahteraan kualitas hidup masyarakat, misalnya menciptakan pusat-pusat produksi, memberikan kemudahan prasarana dan pelayanan logistik, dan sebagainya. Di sisi lain, secara ekologis pengembangan wilayah juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan sebagai akibat sebagai campur tangan manusia terhadap lingkungan. Mengembangkan dan membangun suatu wilayah tidak bisa dilakukan secara sendiri- sendiri berdasarkan kewenangan suatu daerah tetapi harus meliputi berbagai daerah peringgan karena cara seperti ini akan menciptakan optimalisasi manfaat potensial ekonomi wilayah dan akan menciptakan daya saing ekonomi yang kuat untuk wilayah tersebut. Inilah salah satu sebab mengapa aktivitas pengembangan yang terjadi pada banyak daerah berjalan kurang mempengaruhi pengembangan selanjutnya dan kurang menyentuh pada kepentingan stakeholders secara menyeluruh. Aktivitas pengembangan pada suatu wilayah berjalan terpilah- 21 Universitas Sumatera Utara pilah dan kurang menyentuh satu sama lain sehingga proses pengembangan berjalan secara singkat. Dengan demikian penciptaan lapangan kerja dan pendapatan juga menjadi terbatas. Hendaknya pengembangan wilayah tidak dijadikan sebagai sebuah proyek yang dilakukan tergesa-gesa berdasarkan suatu pemikiran sesaat dan berjangka pendek. Berbagai upaya yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan suatu wilayah harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Hal ini dapat berupa berbagai program yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat setempat. Dalam pengembangan wilayah terdapat dua pendekatan yang dilakukan, yakni pendekatan sektoral atau fungsional yang dilaksanakan melalui departemen atau instansi sektoral, dan pendekatan regional atau teritorial yang dilakukan oleh daerah atau masyarakat setempat. Teori-teori pengembangan wilayah menganut berbagai azas atau dasar dari tujuan penerapan masing-masing teori: 1. Teori yang memberi penekanan kepada kemakmuran wilayah local prosperity. 2. Teori yang menekankan kepada sumber daya lingkungan dan faktor alam yang dinilai sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah sustainable production activity. Penganut teori ini sering disebut sebagai kelompok yang peduli dengan pembangunan berkelanjutan sustainable development. 3. Teori yang memberikan perhatian kepada kelembagaan dan proses pengambilan keputusan di tingkat lokal sehingga kajian terfokus kepada governance yang bisa bertanggung jawab responsible dan berkinerja bagus. 4. Teori yang perhatiannya tertuju kepada kesejahteraan masyarakat yang tinggal di suatu lokasi people prosperity. 22 Universitas Sumatera Utara Salah satu teori pengembangan wilayah adalah pertumbuhan tak berimbang unbalanced growth yang dikembangkan oleh Hirscham dan Myrdal. Pengembangan wilayah adalah proses perumusan dan pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra-urban. Pengembangan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Sugiharto, 2007. Sedangkan teori pertumbuhan tak berimbang memandang bahwa suatu wilayah tidak dapat berkembang bila ada keseimbangan, sehingga harus terjadi ketidakseimbangan. Penanaman investasi tidak mungkin dilakukan pada setiap sektor di suatu wilayah secara merata, tetapi harus dilakukan pada sektor-sektor unggulan yang diharapkan dapat menarik kemajuan sektor lainnya. Sektor yang diunggulkan tersebut dinamakan sebagai leading sector. Sektor unggulan yaitu sektor yang dapat menarik perkembangan sektor lainnya. Apabila perkembangan antara sektor unggulan dan non-unggulan terjadi secara bersama-sama, maka akan terjadi intensitas kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan daerah pada suatu wilayah. Seiring dengan peningkatan pendapatan daerah ini pada akhirnya dapat mengembangkan suatu wilayah. Sesungguhnya teori pembangunan terkait erat dengan strategi pembangunan, yakni perubahan stuktur ekonomi dan pranata sosial yang diupayakan untuk menemukan solusi yang konsisten dan langgeng bagi persoalan yang dihadapi para pembuat keputusan dalam suatu masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya, muncul berbagai pendekatan menyangkut terma- terma kajian tentang pembangunan. Satu diantaranya adalah mengenai isu pembangunan wilayah. Secara luas, pembangunan wilayah diartikan sebagai suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori ke dalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang 23 Universitas Sumatera Utara didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan Sugiharto, 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah antara lain dipengaruhi oleh aspek-aspek keputusan lokasional, terbentuknya sistem perkotaan, dan mekanisme aglomerasi. Istilah pertumbuhan wilayah dan perkembangan wilayah sesungguhnya tidak bermakna sama. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah merupakan sutu proses kontinu sebagai hasil dari berbagai pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu wilayah. Perkembangan wilayah senantiasa disertai oleh adanya perubahan struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat didekati melalui teori sektor sector theory dan teori tahapan perkembangan development stages theory. Teori sektor diadopsi dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa berkembangnya wilayah atau perekonomian nasional, dihubungkan dengan transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni primer pertanian, kehutanan, perikanan, dan tertier perdagangan, transportasi, keuangan, dan jasa. Perkembangan ini ditandai oleh penggunaan sumber daya dan manfaatnya, yang menurun di sektor primer, menningkat di sektor tertier, dan meningkat hingga pada suatu tingkat tertentu di sektor sekunder. Sedangkan teori tahapan perkembangan dikemukakan oleh para pakar seperti Rostow, Fisher, Hoorver, Thompson, dan lain-lain. Teori ini dianggap lebih diadopsi unsur spasial dan sekaligus menjembatani kelemahan teori sektor. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah dapat digambarkan melalui lima tahapan Sugiharto, 2006 yakni:  Wilayah dicirikan oleh adanya industri yang dominan. Pertumbuhan wilayah sangat bergantung pada produk yang dihasilkan oleh industri tersebut, antara lain minyak, hasil 24 Universitas Sumatera Utara perkebunan dan pertanian, dan produk-produk primer lainnya. Industri demikian dimiliki oleh banyak negara dalam awal pertumbuhannya.  Tahapan ekspor kompleks. Tahapan ini menggambarkan bahwa wilayah telah mampu meggekspor selain komoditas dominan yang diekspor sebelumnya adalah minyak bumi mentah, maka dalam tahapan kedua wilayah juga mengekspor industri metode teknologi penambangan kaitan ke belakang dan produk-produk turunan dari minyak bumi kaitan ke depan, misalnya premium, solar, dan bahan baku plastik.  Tahapan kematangan ekonomi. Tahapan ketiga ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi wilayah telah terdiversifikasi dengan munculnya industri substitusi impor, yakni industri memproduksi barang dan jasa yang sebelumnya harus diimpor dari luar wilayah. Tahapan ketiga ini juga memberikan tanda kemandirian wilayah dibandingkan wilayah lainnya.  Tahapan pembentukan metropolis regional metropolis. Tahapan ini memperlihatkan bahwa wilayah telah menjadi pusat kegiatan ekonomi untuk mempengaruhi dan melayani kebutuhan barang dan jasa wilayah pinggiran. Dalam tahapan ini pengertian wilayah fungsional dapat diartikan bahwa aktivitas ekonomi wilayah lokal berfungsi sebagai pengikat dan pengendali kota-kota lain. Selain itu, volume aktivitas ekonomi ekspor sangat besar yang diiringi dengan kenaikan impor yang sangat signifikan.  Tahap kemajuan teknis dan profesional technical professional virtuosity. Tahapan ini memperlihatkan bahwa wilayah telah memberkan peran yang sangat nyata terhadap perekonomian nasional. Dalam wilayah berkembang produk dan proses-proses produksi yang relatif canggih, baru, efesien, dan terspesialisasi. Aktivitas ekonomi telah mengandalkan inovasi, modifikasi, dan imitasi yang mengarah kepada pemenuhan keputusan individual 25 Universitas Sumatera Utara dibanding kepentingan masyarakat. Sistem ekonomi wilayah menjadi kompleks economic reciprocating system, mengaitkan satu aktivitas dengan aktivitas ekonomi lainnya. Pada masa orde baru, segala kekuasaan atas pemerintahan dan pengelolaan sumber daya dikuasai oleh pemerintah pusat. Sejak bergulirnya era reformasi dan demokrasi di Indonesia pada tahun 1998, sistem pemerintahan berubah secara drastis. Kekuasaan pemerintahan dan pengelolaan sumber daya alam diserahkan kepada masing-masing daerah, yang lebih dikenal dengan sistem desentralisasi. Dengan adanya perubahan sistem tersebut, konteks pengembangan ekonomi lokal juga mengalami perubahan secara dramatis. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pola perkembangan ekonomi nasional tidak terfokus sehingga hal ini juga mengimbas pada pengembangan ekonomi daerah yang tidak terfokus pula. Ini bisa dimengerti karena persoalan yang menjadi beban pemerintah sangat besar dan beragam yang masing-masing menuntut penyelesaian segera. Padahal kapasitas fiskal negara sangat terbatas untuk mengakomodasi semua kepentingan persoalan yang ada. Dalam proses pengembangan ekonomi lokal, harus diperhatikan pula komponen- komponen pendukung, baik dari internal maupun eksternal yang bisa mempengaruhi kelancaran proses pengembangan ekonomi lokal yang diharapkan. Beberapa faktor tersebut ialah infrastruktur dan kondisi lingkungan. Investasi di bidang infrastruktur sangat berperan besar dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal. Akan tetapi, hati-hati dalam proses penentuan jenis infrastruktur yang akan disiapkan untuk suatu daerah, karena harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Sedangkan kondisi lingkungan dalam hal ini ialah penciptaan tools yang memudahkan proses pengembangan ekonomi lokal, seperti penciptaan peraturan dan payung hukum, prosedur administratif, pajak, dan pungutan biaya, serta biaya-biaya tak terduga lainnya. 26 Universitas Sumatera Utara Local economic dapat menjadi dasar bagi perekonomian masyarakat desa yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat pedesaan juga dihadapkan pada pengaruh sistem yang berlaku dalam masyarakat tersebut, misalnya ciri kebudayaan setempat, institusi lokal setempat, dan sistem pemasaran yang digunakan. Untuk itu dalam proses perekonomian masyarakat ada keterikatan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi iklim pasar yang kekeluargaan dan saling mengisi antara yang satu dengan yang lain, sehingga ciri ini dapat menjadi titik balik bagi peningkatan ekonomi masyarakat, agar tidak terjadi kesenjangan antara yang satu dengan yang lain, inilah yang mejadi karakteristik munculnya sistem ekonomi masyarakat yang merakyat. Kearifan lokal juga menjadi suatu indikasi yang baik dalam rangka menciptakan suatu sistem yang koordinatif dan dapat terpercaya. Hal ini akan dapat mengindikasikan adanya kekuatan budaya masyarakat setempat yang partisipatif, selanjutnya dalam rangka menjaga kekuatan ekonominya agar tetap terjaga pada masyarakat ekonomi pedesaan, biasanya ada sistem memberi dan menghasilkan konsep ini dapat diartikan sebagai salah satu sistem ekonomi yang memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Pihak pertama adalah pemilik barang atau pemilik modal yang ingin barangnya dijual dan pihak kedua adalah orang yang menjual dengan sistem yang lebih menarik pasar, artinya pihak kedua melakukan suatu kegiatan yang dapat memberikan inovasi pada produk yang telah dibuat dan dapat memanfaatkan aktivitas tersebut untuk mendapatkan keuntungan. 27 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa peranan perkebunan kelapa sawit dalam pembangunan wilayah studi kasus PTPN II Bandar Klippa.

3.2 Populasi dan Responden

Masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan PTPN II Bandar Klippa dan karyawan PTPN II tersebut.

3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu memilih sampel sebagai objek penelitian dengan sengaja menurut tujuan penelitian dengan kriteria tertentu. Diasumsikan bahwa latar belakang sosial ekonomi masyarakat sekitar perkebunan relatif homogen. 28 Universitas Sumatera Utara