Perkembangan Perkebunan di Indonesia Sub Sektor Perkebunan

holtikultura. Demikian dengan perkebunan berdasarkan produknya dapat diartikan sebagai usaha budidaya tanaman yang ditujukan untuk menghasilkan bahan industri misalnya karet, tembakau, cengkeh, kapas, bahan industri makanan misalnya kelapa, kelapa sawit, dan kakao, dan makanan misalnya tebu, teh, kopi, dan kayu manis Syamsulbahri, 1996. Perusahaan Perkebunan adalah suatu perusahaan berbentuk badan usahabadan hukum yang bergerak dalam kegiatan budidaya tanaman perkebunan diatas lahan yang dikuasai dengan tujuan ekonomikomersial dan mendapat izin usaha dari instansi yang berwenang dalam pemberian izin usaha perusahaan perkebunan yang diusahakan oleh pemerintah BUMN disebut Perkebunan Besar Negara PBN dan perusahaan perkebunan yang diusahakan oleh swasta disebut Perkebunan Besar Swasta PBS. Perkebunan Kelapa Sawit, 2008.

2.1.2 Perkembangan Perkebunan di Indonesia

Pada tahun 1938 di Indonesia terdapat 243 perkebunan besar. Pada tahun 1870 dengan keluarnya undang-undang agrarian, pengaturan perkebunan-perkebunan swasta di Indonesia menjadi lebih tegas dan jelas. Keluarnya undang-undang agraria mempunyai tujuan utama mengundang pananaman modal swasta ke Indonesia untuk berusaha mengembangkan produk- produk pertanian yang diperlukan pasaran dunia, terutama Eropa. Setelah merdeka, Pemerintah Indonesia mengambil alih perkebunan-perkebunan yang dikelola Belanda, tepatnya sejak tahun 1957. Pada tahun 1957 pula perkebunan-perkebunan yang ada dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia. Perkembangan perkebunan setelah orde baru dengan program Pembangunan Lima Tahun PELITA tahap demi tahap telah memfokuskan program pembangunannya terutama dalam sektor tanaman pangan, sedangkan sektor perkebunan memberikan kerangka landasan 7 Universitas Sumatera Utara peningkatan produksi dan diversifikasi tanaman ekspor. Dan pada tahun 1992 telah berhasil membuat Undang-Undang Nomor 12 tentang budidaya tanaman. Dengan adanya undang-undang tersebut pemerintah telah memberikan kebebasan kepada petani untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudidayaannya, serta kewajiban pemerintah dalam menjamin penghasilan petani Syamsulbahri, 1996.

2.1.3 Sub Sektor Perkebunan

Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. Bangsa Indonesia dijajah karena komoditas perkebunan. Nilainya yang tinggi di masa lalu menyebabkan hampir semua bangsa tergiur untuk menguasainya. Sejarah mencatat bagaimana keuntungan besar diraih jaringan niaga Vernidge Oostindische Compagnie VOC. Perkebunan yang tersebar di Deli Serdang merupakan suatu kebanggaan bagi daerah tersebut. Perkebunan menjadi salah satu faktor pendorong perkembangan perekonomian di Deli Serdang baik sekarang maupun sebelumnya yang berawal pada tahun 1863. Faktor wilayah Kabupaten Deli Serdang yang sangat strategis dan mempunyai tanah yang subur serta memiliki iklim yang sesuai, sangat mendorong bagi perkembangan pertanian dan perkebunan yang diakibatkan karena wilayah Sumatera terletak di antara deretan bukit barisan. Sejarah perkebunan Deli dimulai oleh Jacobus Niensuys dan para pionir, pengusaha perkebunan yang pertama kali menggarap atau membuka wilayah perkebunan di Sumatera Utara. Sejak awal dimulainya perkebunan ini menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat dilihat dari hasil perkebunan tersebut yang pada saat itu menghasilkan tanaman tembakau. 8 Universitas Sumatera Utara Pada saat itu tembakau yang dihasilkan merupakan produk yang sangat menguntungkan di pasar perdagangan di Eropa yang kemudian menjadikan Deli penghasil termashyur di dunia kawasan produksi daun pembungkus cerutu. Usaha Jacobus Niensuys terus berkembang mulai pada saat hasil perkebunan yang dibukanya sudah mulai menampakkan hasil dan tidak banyak telah masuk ke pasaran perdagangan Eropa yang dibuktikan sejak pada tahun 1869. Jacobus Niensuys mendirikan perusahaan-perusahaan Deli Maatschappij yaitu suatu perseroan terbatas yang beroperasi di Hindia Belanda. Fungsi perkebunan menurut UU Perkebunan mencakup tiga hal, pertama, fungsi secara ekonomi yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional. Kedua, fungsi ekologi yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung. Ketiga, fungsi sosial budidaya yaitu sebagai pemersatu kesatuan bangsa. Komoditi yang termasuk sub sektor ini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan besar baik milik swasta maupun pemerintah. Di Kabupaten Deli Serdang komoditi yang termasuk hasil perkebunan adalah karet, kopi, kelapa sawit, coklat, kelapa, dan cengkeh. Tidak termasuk hasil atau produksi pengolahan sederhana, yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan perkebunannya, seperti karet, remah, gula remah, dan lain sebaginya. Sedangkan hasil ikutan yang mempunyai nilai ekonomisnya dan produk-produk di atas seperti batang pohon, sabut kelapa, tempurung kelapa, akar dan sebagainya tetap dimasukkan sebagai hasil atau produksi. Secara spesifik tujuan pembangunan perkebunan, antara lain: a meningkatkan produksi komoditas perkebunan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas penyediaannya dalam rangka mendorong peningkatan konsumsi langsung oleh masyarakat, memenuhi bahan baku industri dalam negeri, dan peningkatan ekspor non migas; b meningkatkan produktivitas 9 Universitas Sumatera Utara lahan, tenaga kerja, dan modal; c meningkatkan pendapatan kesejahteraan petani, karyawan, dan pengusaha perkebunan; d meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan; e meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha; f ikut membantu program transmigrasi; g membantu pengembangan wilayah dan memperkecil ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah; h meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan, iklim, dan sumber daya manusia serta sekaligus memelihara kelestarian alam dan lingkungannya; i ikut memantapkan Wawasan Nusantara serta meningkatkan ketahanan nasional dan keamanan ketertiban masyarakat. Syamsulbahri, 1996.

2.1.4 Tujuan dan Peranan Perkebunan Bagi Pembangunan Negara