Konsekuensi Perubahan Pola Tanam 1. Pendapatan Yang Tidak Menentu

4.2.3. Kayu Putih

Munculnya tanaman Kayu putih di Desa Munte juga diusulkan oleh Petugan Penyulauh Lapangan PPL sekitar tahun 1998. Tanaman ini diusulkan serentak dengan naiknya harga pupuk. Menurut petugas tersebut tanaman ini juga mudah cara perawatannya, oleh karena itu beberapa orang petani tertarik untuk mencobanya. Akan tetapi muncul masalah dalam petani menanam Kayu Putih ini, petani merasa kesulitan dalam memasarkannya. Tanaman Kayu Putih ini tergolong ke dalam jenis tanaman tua. Hal ini juga merupakan salah satu alasan petani untuk tidak mengikuti jejak petani yang menanam tanaman ini. Petani merasa terlalu lama menunggu hasil dari tanaman ini nantinya. Tanaman ini tergolong tanaman yang minoritas yang terdapat di Desa Munte. 4.3. Konsekuensi Perubahan Pola Tanam 4.3.1. Pendapatan Yang Tidak Menentu Perubahan pola tanam yang terjadi di Desa Munte akhirnya menimbulkan beberapa konsekuensi, salah satunya adalah pendapatan petani yang tidak menentu. Pendapatan petani kadang menjadi sangat tinggi, tinggi dan terkadang menjadi rendah pula. Hal ini tergantung pada jenis tanaman yang mereka tanam serta harga pasar yang sedang berlangsung. Jenis tanaman yang ditanam di desa ini juga bermacam-macam, ada jenis tanaman tua dan ada juga jenis tanaman muda. Jenis tanaman tua yang ada adalah tanaman Cokelat, Jeruk dan Kayu Putih, sedangkan jenis tanaman muda adalah Sayur-sayuran seperti Cabai, Buncis, Terong dan yang lainnya. Petani akan menanam tanaman sesuai dengan harga pasar serta musim yang sedang Universitas Sumatera Utara berlangsung. Namun tanaman yang mendominasi di Desa munte ini adalah tanaman jenis tanaman muda, karena dalam setahun petani dapat menanam 3 sampai 4 macam jenis tanaman muda. Bila mereka menanam tanaman tua akan menunggu lama untuk mendapatkan hasilnya. Akan tetapi sekarang ini hamper setiap petani memiliki satu jenis tanaman tua, yakni Cokelat. Tanaman inilah yang sekarang memberikan keuntungan bagi petani. Masyarakat Desa Munte mayoritas adalah petani sehingga hasil pertanian merupakan pendapatan pokok mereka. Bila petani menanam satu jenis tanaman tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan dan keuntungan terrsebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Untuk itu mereka harus cukup hati-hati dalam memilih tanaman yang hendak mereka tanam. Pendapatan petani menjadi tidak menentu karena tanaman yang mereka tanam pun berganti-ganti. Selain itu faktor lainnya adalah harga pasar yang tidak menentu membuat mereka harus teliti dalam memilih tanaman. Sedangkan tanaman yang mereka pilih harus juga disesuaikan dengan musim yang sedang berlangsung. Banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh petani sebelum melakukan penanaman. Sering juga terjadi “salah duga” dalam petani menanam satu jenis tanaman. Ketika menanam satu jenis tanaman misalnya Cabai harganya kebetulan murah dan petani beranggapan harga akan naik dalam beberapa bulan ke depan hingga akhirnya petani memutuskan untuk menanam Cabai. Selang beberapa bulan kemudian ketika panen tiba harga Cabai tetap murah juga hingga menimbulkan kerugian bagi petani itu sendiri. Namun kadang-kadang dugaan petani tepat hingga petani memperoleh keuntungan. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Terjadinya Pengalihan Fungsi Lahan

Terjadinya pengalihan fungsi lahan di Desa Munte sekitar tahun 1997 seiring dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan berkurangnya debet air sedangkan petani ketika itu sangat membutuhkan debet air yang banyak. Sungai irigasi yang ada pun ketika itu tidak mampu membantu petani. Sawah-sawah yang dimiliki petani perlahan-lahan mulai kekurangan air, sehingga tanaman Padi yang mereka miliki tidak dapat tumbuh dengan baik. Banyak Padi yang mulai menguning bukan karena sudah tua dan bijinya banyak yang kosong. Hal ini tetunya menimbulkan kerugian bagi petani. Ketika itu banyak petani yang gagal panen. Petani kemudian memutuskan untuk menanam tanaman lain di lahan sawahnya dan tanaman yang dipilih adalah tanaman palawija. Sawah yang mereka miliki akhirnya sengaja untuk dikeringkan. Setelah keadaan normal kembali pun petani tetap memutuskan untuk mengeringkan sawahnya saja, karena menurut mereka sawah akan lebih menguntungkan bila dikeringkan saja. Selain itu alasan yang lain petani mengalih fungsikan lahan mereka adalah karena harga hasil pertanian, baik Padi maupun non Padi tidak menentu. Ketika harga Padi tinggi maka petani akan menanam Padi, ini artinya petani akan tetap menggunakan fungsi lahan sawah mereka. Tapi bila harga Padi turun petani kemudian menanam tanaman palawija, dan artinya petani akan mengalih fungsikan lahan sawah mereka. Pemakaian lahan sawah yang tidak menentu ini menuntut petani untuk mengambil keputusan untuk tetap menggunakan lahan sawah mereka sebagaimana mestinya atau mengalih fungsikannya saja. Apabila Universitas Sumatera Utara pemakaian sawah dibuat tidak menentu tentunya menimbulkan kerugian bagi petani sendiri. Dengan beberapa pertimbangan kini banyak petani yang mengalih fungsikan lahan sawah mereka. Banyak lahan sawah kini dikeringkan dan ditanami dengan tanaman palawija. Meskipun demikian masih ada petani yang tetap mempertahankan fungsi lahan sawah mereka, dan mereka masih bertahan sampai sekarang.

4.3.3. Munculnya Dampak Positif dan Negatif

Perubahan pola tanam yang terjadi di Desa Munte akhirnya menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positifnya antara lain: 1. Pendapatan petani semakin meningkat dan mereka dapat mengatasi masalah ekonomi yang mereka hadapi sebelumnya. 2. Petani di Desa Munte dapat menghasilkan beberapa jenis produk pertanian, tidak hanya tanaman Padi saja. 3. Produk pertanian yang dihasilkan dapat memnuhi kebutuhan sehari- hari masyarakat desa itu sendiri tanpa harus membelinya ke luar daerah. Dampak negatifnya antara lain: 1. Ketenaran Desa Munte sebagai penghasil beras perlahan-lahan menghilang karena produk beras semakin menurun 2. Pada saat ini masyarakat desa ini mulai membeli beras dari daerah lain karena produk beras yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan mereka Universitas Sumatera Utara 3. Terjadinya pengalihan fungsi lahan sawah menjadi lahan yang sengaja dikeringkan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan