Pola Perkampungan Perubahan Pola Tanam (Studi Deskriptif Tentang Perubahan Pola Tanam Dengan Berbagai Jenis Tanaman di Desa Munte)

Tabel 2 Komposisi Luas Wilayah Desa Munte Berdasarkan Jenis Tanah No Jenis Tanah Luas Ha Persentase 1 Tanah Sawah 484 46,8 2 Tanah Kering 440 42,5 3 Tanah PekaranganBangunan 35 3,3 4 Lainnya 75 7,2 Jumlah 1034 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Munte, Tahun 2009 Dari data di atas dapat diketahui bahwa tanah terluas adalah tanah sawah, yaitu 484 ha. Oleh karena itu dari tahun 1980-an Desa Munte sudah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil padi yang baik. Namun sekarang bukan hanya tanaman padi saja yang ditanam di tanah sawah melainkan juga tanaman lain pun juga. Tanah kering pun diusahakan masyarakat untuk pertanian. Tanaman- tanaman yang sering ditanam dilahan kering tersebut antara lain adalah Jeruk, Cokelat, Cabai dan lain-lain. Tanah pekarangan yang dimaksud di atas adalah areal pemukiman masyarakat. Lainnya pada data di atas adalah tanah lain dari tanah sawah, tanah kering dan pekarangan, seperti lapangan, sekolah dan pekuburan.

2.4. Pola Perkampungan

Pola pemukiman masyarakat di Desa Munte hampir sama dengan pola pemukiman Masyarakat Karo pada umumnya yaitu mengelompok padat, memanjang menghadap ke jalan dan yang lainnya menyebar tidak teratur mengikuti jalan setapakjalan-jalan kecil. Universitas Sumatera Utara Bentuk rumah umumnya membentuk empat persegi dengan variasi luas yang beraneka ragam. Setiap rumah ada yang ditempati hanya oleh satu keluarga, namun ada juga yang ditempati lebih dari satu kepala keluarga seperti rumah adat. Masih ditemui beberapa rumah adat di desa ini. Satu rumah adat ada yang dihuni 8 keluarga waluh jabu terdiri dari 2 unit, ada juga yang dihuni 10 keluarga sepuluh jabu terdiri dari 1 unit dan ada juga yang dihuni oleh 6 keluarga enem jabu terdiri dari 1 unit. Pada zaman dulu setiap keluarga yang menghuni rumah adat tersebut harus memiliki hubungan darah, namun sekarang hal tersebut tidak berlaku lagi. Bahkan keluarga yang mendiami rumah adat tersebut pada awalnya tidak saling kenal sama sekali. Tabel 3 Jenis Rumah Adat serta Jumlahnya No Jenis Rumah Adat Jumlah 1 10 Keluarga 1 unit 2 8 Keluarga 2 unit 3 6 Keluarga 1 unit Jumlah 4 unit Sumber Kantor Kepala Desa Munte 2009 Perumahan lain yang dihuni oleh masyarakat yang terdiri dari satu keluarga adalah perumahan yang bangunan fisiknya berbentuk permanen, semi permanen dan rumah yang terbuat dari kayu. Rumah-rumah tersebut beratap seng dan berlantai semen keramik. Ada beberapa diantara bangunan tersebut yang dibangun bertingkat dan bergaya modern seperti gaya perumahan di kota. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain tidak teratur. Ada beberapa rumah yang sudah menggunakan pagar. Universitas Sumatera Utara Desa Munte memilki 2 unit “Losd”. Losd ini digunakan ketika ada acara adat, seperti acara perkawinan. Losd tersebut diberi nama Losd Silima Merga dan Losd Tiga Munte. Namun losd yang sering digunakan masyarakat adalah Losd Silima Merga, Losd Tiga Munte digunakan apabila ada acara adat yang bentrok harinya. Setiap sore hari Losd Silima Merga digunakan sebagai pajak sore oleh masyarakat kecuali hari Jumat. Hari Jumat masyarakat berjualanbelanja di Losd Tiga Munte, karena Hari Jumat adalah Tiga Munte pajak Munte. Orang-orang yang berjualan di losd tersebut adalah masyarakat Desa Munte itu sendiri. Mereka menjual hasil dari ladang mereka dan sebagian dibeli ke Kabanjahe untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat. Selain dari berjualan di pajak sore, banyak juga masyarakat yang membuka usaha sendiri seperti membuka kedai kopi dan warung. Orang-orang yang berkunjung ke kedai kopi biasanya adalah kaum laki-laki, baik yang sudah berumah tangga maupun anak laki-laki lajang pada umumnya laki-laki yang sudah dewasa. Warung-warung yang ada menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti sabun, minyak goreng dan lain-lain. Selain itu warung juga menyediakan makanan ringan untuk anak-anak. Selain kedai kopi dan warung di Desa Munte juga ditemukan beberapa kios phone dan toko pupuk. Kios phone terdiri dari 4 unit sedangkan toko pupukpestisida 3 unit. Sarana air bersih yang tersedia adalah air PAM. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan memasak. Hampir semua perumahan penduduk sudah memiliki kamar mandi sendiri kecuali masyarakat yang tinggal di rumah adat. Masyarakat yang tinggal di rumah adat membuat kamar mandi darurat satu kamar mandi digunakan oleh semua keluarga Universitas Sumatera Utara yang ada di rumah adat tersebut. Selain itu pemerintah setempat juga menyediakan pipa umum digunakan untuk mengambil air bersih, bila terjadi kerusakan tiba-tiba pada PAM masyarakat menggunakan sungai irigasi untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk pembuangan air limbah pada umumnya penduduk membuang ke tempat yang sudah dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah, yang kemudian akan dibakar. Untuk sampah yang tidak bisa dibakar seperti sisa sayur-sayuran penduduk menggunakannya untuk pakan ternak mereka. Tapi ada juga di antara masyarakat yang membuang sampah ke parit yang akibatnya parit menjadi kotor dan bau. Hal ini membukt ikan bahwa masih ada sebagian masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya kebersihan. Hasil pertanian penduduk biasanya dijual pada agen yang tinggal di desa tersebut, akan tetapi ada juga sebagian toke yang berasal dari luar. Sebagian kecil dari hasil pertanian penduduk tersebut akan dijual eceran oleh pemiliknya, karena menurut mereka akan lebih menguntungkan bila dijual eceran. Selain itu penduduk juga terkadang menjual hasil panen mereka ke Kabanjahe tiga=pajak yang merupakan Ibukota Kabupaten, apabila hasil panen mereka berjumlah besar sehingga tidak memungkinkan dijual secara eceran. Tanah perkuburan di Desa Munte ini terdiri dari beberapa tempat. Untuk perkuburan Islam hanya ada satu tempat, yang terletak di belakang Sekolah Negeri 1 Munte. Untuk pekuburan Kristen lumayan banyak, ada sekitar 5 tempat dan tempatnya pun terpisah-pisah. Ini dikarenakan penduduk Desa Munte lebih banyak yang menganut agama Kristen. Namun ada juga penduduk yang memakamkan keluarganya di lahan sendiri. Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Keadaan Jalan

Jalan menuju Desa Munte sudah diaspal tapi kini keadaannya sangat memprihatinkan. Banyak lubang-lubang besar yang didapati. Pemerintah setempat sudah mengajukan permohonan ke pemerintah pusat untuk segera memperbaiki jalan tersebut, namun sampai kini belum ada hasilnya. Pemerintah setempat merasa pemerintah pusat penting untuk mengatasi hal tersebut, dikarenakan jalan menuju desa ini juga jalan antar propinsi. Banyaknya hambatan yang dialami sepanjang perjalanan mengakibatkan memakan waktu yang banyak untuk sampai ketujuan. Seharusnya Desa Munte dapat ditempuh dengan waktu 45 menit, namun sekarang bisa memakan waktu satu jam lebih. Banyak orang yang akan mengeluh apabila melintasi jalan ini. Kata mereka” pinggang pun seras patah”. Masyarakat hanya bisa berharap pemerintah pusat akan segera mengatasi masalah ini, karena hal ini juga berpengaruh terhadap produksi pertanian mereka, termasuk dalam hal pengangkutan hasil-hasil pertanian mereka. Sarana transportasi yang tersedia adalah Sangap Encari, yaitu angkutan yang jurusannya Desa Munte-Kabanjahe. Angkutan ini ada setiap hari, dari pukul 7 pagi hingga jam 6 sore. Selain itu ada juga angkutan Borneo dan Sutra, yaitu angkutan yang jurusannya Desa Munte-Medan. Angkutan ini juga ada setiap hari. Untuk Borneo hanya tersedia di pagi hari saja sedangkan Sutra menyediakan layanan pada siang dan sore hari. Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Media Massa dan Kesehatan Penduduk

Kemajuan teknologi kini juga telah sampai kehadirannya di Desa Munte. Hal ini dibuktikan dengan adanya penduduk yang kini telah memiliki computerlaptop, TV, radio dan lain sebagainya. Ada juga beberapa penduduk yang telah memiliki telepon di rumah mereka dan hampir sebagian besar dari penduduk Desa Munte menggunakan handphone sebagai sarana telekomunikasi. Selain itu, ditemukan juga beberapa rental PS playstation di desa ini. Umumnya PS ini digunakan oleh anak-anak hingga remaja. Selain itu dapat ditemukan juga sarana surat kabari. Jika tidak berlangganan pribadi, surat kabar dapat ditemukan pada setiap kedai kopi. Desa Munte memiliki sebuah Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari 2 dokter umum, 2 dokter gigi, dan beberapa bidan serta perawat. Pasien yang datang berobat bukan hanya dari Desa Munte saja melainkan juga dari desa lain, alasan mereka ingin diperiksa langsung oleh dokter. Puskesmas tersebut dibuka pukul 07:30 WIB-13:30 WIB setiap harinya. Setiap sore dan malam hari juga ada yang jaga oleh pegawai puskesmas secara bergantian. Setiap desa yang bernaung di Kecamatan Munte disediakan layanan kesehatan yaitu BKIA Badan Kesehatan Ibu dan Anak. Setiap desa memiliki satu sampai dua bidan dan setiap bidan harus memberikan laporan setiap bulannya ke Puskesmas Munte sebagai pusatnya. Ada juga beberapa bidan di Desa Munte yang membuka praktek sendiri di rumah mereka masing-masing, dan tentunya mereka harus mendapat surat izin terlebih dahulu. Di desa ini dukun atau “guru sibaso” pun masih digunakan jasanya, namun tidak semua penyakit dibawa ke orang pintar. Biasanya penyakit-penyakit Universitas Sumatera Utara aneh yang dibawa berobat ke orang pintar, selebihnya dapat ditangani oleh pihak Puskesmas. 2.5. Penduduk 2.5.1. Gambaran Umum Penduduk