upaya pembinaanbimbingan menjadi indikator dari pelaksanaan sistem pemasyarakatan. Pengertian akan sebab orang melanggar norma akan dapat
membantu menemukan cara yang terbaik untuk pembinaan terhadap sipelanggar hukum atau narapidana, karena itu ada hubungan antara mencari sebab kriminal
dengan mencari sistem pembinaan yang efektif Mardjono Reksodiputro, 1994:3. Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan itu
adalah membina narapidana dalam usaha perbaikan terhadap tingkah laku yang menyimpang. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan perseorangan yaitu
metode social case work: cara menolong seseorang dengan konsultasi untuk memperbaiki hubungan sosialnya dan penyesuaian sehingga memungkinkan
mencapai kehidupan yang memuaskan dan bermanfaat.
2.4.2.1 Wujud Pembinaan
Wujud pembinaan adalah: 1.
Pembinaan yang dilakukan dalam gedung lembaga pemasyarakatan yang meliputi:
a. Pendidikan umum, pemberantasan tiga buta buta aksara, buta angka, buta
bahasa. b.
Pendidikan keterampilan, kerajinan tangan, menjahit, dan sebagainya. c.
Pembinaan mental, spiritual dan pendidikan agama. d.
Sosial budaya, kunjungan keluarga dan lain-lain. e.
Kegiatan rekreasi, diarahkan pada pemupukan kesegaran jasmani dan rohani melalui: olahraga, hiburan segar, membaca.
Universitas Sumatera Utara
2. Pembinaan narapidana yang dilaksanakan di luar gedung lembaga
pemasyarakatan: a.
Belajar di tempat latihan kerja milik lembaga pemasyarakatan. b.
Belajar di tempat latihan kerja milik industridinas lain. c.
Beribadah, sembahyang di mesjid, gereja dan lain sebagainya. d.
Berolahraga bersama masyarakat. e.
Pemberian bebas bersyarat dan cuti menjelang bebas. f.
Pengurangan masa pidanaremisi.
2.4.2.2 Proses Pembinaan
Empat tahap proses pembinaan dalam sistem pemasyarakatan: Tahap pertama
:Pada tahap ini dilakukan penelitian terhadap narapidana untuk mengetahui hal ikhwal yang bersangkutan.
Tahap kedua :Bilamana proses pembinaan telah berjalan selama-
lamanya sepertiga dari masa pidananya dan menurut Dewan Pembina Pemasyarakatan sudah terdapat kemajuan
insyaf, disiplin, patuh terhadap peraturan tata tertib, maka yang bersangkutan ditempatkan pada Lembaga
Pemasyarakatan dengan sistem keamanan yang medium medium security, dengan kebebasan yang lebih banyak.
Tahap ketiga :Bilamana proses pembinaan telah berlangsung selama
setengah dari masa pidananya dan menurut Dewan Pembina Pemasyarakatan telah terdapat cukup kemajuan,
Universitas Sumatera Utara
baik secara fisik, mental maupun keterampilannya, maka dapat diadakan asimilasi dengan masyarakat luar.
Tahap keempat :Bilamana proses pembinaannya telah berlangsung selama
dua pertiga dari masa pidananya atau sekurang-kurangnya sembilan bulan, maka kepada yang bersangkutan dapat
diberikan lepas bersyarat, atas usul dari Dewan Pembina Pemasyarakatan.
Asimilasi adalah proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan di dalam kehidupan masyarakat. Untuk memperoleh asimilasi
narapidana harus telah menjalani ½ setengah dari masa pidana dikurangi masa tahanan dan remisi, dihitung sejak tanggal putusan pengadilan berkekuatan hukum
tetap. Pembebasan bersyarat adalah proses pembinaan narapidana di luar lembaga pemasyarakatan. Untuk memperoleh pembebasan bersyarat narapidana harus telah
menjalani ⅔ dua pertiga dari masa pidananya, setelah dikurangi masa tahanan
dan remisi dihitung sejak tanggal putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap Harsono, 1995:31.
Cuti Menjelang Bebas CMB adalah proses pembinaan narapidana luar lembaga pemasyarakatan, bagi terpidana yang tidak dapat diberikan pelepasan
bersyarat karena masa hukuman atau masa pidananya pendek, untuk dapat diberikan CMB narapidana harus telah menjalani
⅔ dua pertiga dari masa pidananya setelah dikurangi masa tahanan dan remisi dihitung sejak tanggal
putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap dan jangka waktu cuti sama dengan
Universitas Sumatera Utara
cuti terakhir paling lama enam bulan. Remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana karena telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dan berkelakuan baik selama menjalani masa pidana.
2.4.2.3 Tujuan Pembinaan