Pelaksanaan Pembinaan Tabel 27 Analisis Data Penelitian

5.2.3 Pelaksanaan Pembinaan Tabel 27

Distribusi Responden Tentang Kesungguhan Mengikuti Kegiatan Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Tidak 34 3 91,89 8,11 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 34 orang 91,89 menjawab sungguh-sungguh dalam mengikuti pola pembinaan karena pelaksanaan pembinaan senantiasa diawasi oleh petugas. Responden menyadari bahwa pola pembinaan yang diberikan diperuntukkan demi perbaikan dirinya. Terdapat 3 orang 8,11 yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pola pembinaan, responden hanya bersungguh-sungguh mengikuti pola pembinaan apabila diawasi petugas, juga dikarenakan responden merasa terpaksa mengikuti pola pembinaan yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta. Universitas Sumatera Utara Tabel 28 Distribusi Responden Tentang Kesesuaian Pembinaan Dalam Minat, Bakat dan Kemauan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Tidak 35 2 94,59 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 35 orang 94,59 menjawab bahwa pola pembinaan yang diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tingkat usia wanita dewasa, namun 2 orang 5,41 menjawab bahwa pola pembinaan yang diberikan tidak sesuai dengan minat, bakat dan kemauannya. Hal ini disebabkan karena masing-masing narapidana mempunyai minat, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan setiap narapidana karena keterbatasan biaya, tenaga dan fasilitas- fasilitas yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara Tabel 29 Distribusi Responden Tentang Bantuan Petugas Dalam Hal Menjelaskan Pola Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Kadang-kadang 34 3 91,89 8,11 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 34 orang 91,89 menjawab bahwa para pembina telah membantu responden dalam menjelaskan mengenai pola pembinaan yang berlaku di dalam Lapas. Hal ini karena pembina menggunakan berbagai pendekatan, seperti pendekatan kemanusiaan, pendekatan psikologis, dan adanya sosialisasi dalam jalannya pembinaan. Dan karena pembina senantiasa berada di tengah-tengah narapidana untuk melaksanakan dan menjelaskan pola pembinaan yang diberikan. Terdapat 3 orang 8,11 yang menjawab bahwa pembina tidak sering mensosialisasikanmenerangkan pembinaan kepada narapidana. Universitas Sumatera Utara Tabel 30 Distribusi Responden Tentang Kepatuhan Terhadap TataTertib di Lapas No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Kadang-kadang 35 2 94,59 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Untuk melihat kepatuhan responden terhadap peraturan yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan maka dari jawaban responden yaitu 35 orang 94,59 yang menjawab dapat memenuhi tata tertibperaturan yang berlaku di Lapas, dan 2 orang 5,41 yang menjawab tidak selalu dapat mematuhi tata tertibperaturan yang berlaku di Lapas. Keberhasilan pembinaan dipandang petugas lebih kepada tingkat kepatuhan narapidana terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku di dalam Lapas. Sanksi diberikan kepada narapidana yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku di dalam Lapas, penegakan disiplin yang dijalankan melalui pemberian sanksi bukan suatu hukuman melainkan suatu bimbingan untuk mendidik secara teratur. Universitas Sumatera Utara Tabel 31 Distribusi Responden Tentang Ketepatan Melaksanakan Kewajiban No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Ya Kadang-kadang Tidak 32 3 2 86,48 8,11 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel ini dapat dilihat bagaimana perilaku narapidana tentang tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, yaitu tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya seperti kebersihan untuk diri dan lingkungan tanpa harus menunggu perintah dari petugas dan melaksanakan kewajiban mengikuti kegiatan pembinaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel di atas bahwa responden yang menyatakan dapat melaksanakan tugas tepat pada waktunya dan tanpa harus menunggu perintah dari petugas sebanyak 32 orang 86,48, responden yang menjawab hanya terkadang melaksanakan kewajiban sebanyak 3 orang 8,11, sedangkan responden yang menjawab tidak dapat melaksanakan kewajiban tanpa harus menunggu perintah dari petugas sebanyak 2 orang 5,41. Universitas Sumatera Utara Tabel 32 Distribusi Responden Tentang Perlakuan Petugas No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Baik Kurang Baik 30 7 81,08 18,92 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang 81,08 menyatakan mendapatkan perlakuan baik dari petugas Lapas, dan 7 orang 18,92 yang menyatakan kadang-kadang saja mendapatkan perlakuan yang baik dari petugas Lapas. Dari tabel di atas menunjukan pada umumnya petugas memperlakukan responden dengan baik, sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Sesuai dengan pasal 5 UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan : Bahwa setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiannya di depan hukum. Universitas Sumatera Utara Tabel 33 Distribusi Responden Tentang Keterampilan Petugas No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Sudah Kurang Belum 27 8 2 72,97 21,62 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan petugas sudah mempunyai keterampilan dalam menjalankan pembinaan sebanyak 27 orang 72,97, responden yang menyatakan petugas kurang memiliki keterampilan dalam melaksanakan pembinaan sebanyak 8 orang 21,62, dan responden yang menyatakan petugas belum memiliki keterampilan dalam menjalankan pembinaan sebanyak 2 orang 5,41. Jumlah petugas yang tidak seimbang dengan jumlah penghuni mengakibatkan kurangnya perhatian petugas secara menyeluruh terhadap narapidana, demikian juga halnya dengan kurangnya tenaga ahli yang sesuai dengan profesinya dalam melaksanakan pembinaan terhadap narapidana seperti tenaga ahli di bidang psikologi yang tidak tersedia. Tenaga terampil yang ada di dalam lembaga masih kurang berkompetisi untuk melaksanakan tugas khusus seperti penanganan masalah kejiwaan, tenaga terampil berkompeten sangat diperlukan di Lapas Wanita sebab untuk membina dan membimbing wanita dewasa bukanlah pekerjaan yang mudah, oleh karena itu Universitas Sumatera Utara sangat penting diadakan pendidikan dan pelatihan Diklat khusus bagi petugas Lapas Wanita. Tabel 34 Distribusi Responden Tentang Keterpaksaan Dalam Mengikuti Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Kadang-kadang Tidak 4 33 10,81 89,19 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 37 responden hanya 4 orang 10,81 saja yang menyatakan bahwa kadang-kadang merasa terpaksa dalam mengikuti pembinaan hal ini dikarenakan responden merasa jenuh dengan keadaan Lapas sehingga tidak ada lagi yang harus dilakukannya kecuali mengikuti pembinaan. Dalam Lapas memang seluruh narapidana dibatasi kebebasannya sehingga harus menuruti semua peraturan yang berada di Lapas walaupun narapidana tidak menyukainya, 33 orang 89,19 menyatakan tidak terpaksa dalam mengikuti pola pembinaan yang diberikan dengan alasan dapat menambah pengetahuan, keterampilan, keimanan dan pengalaman responden selama berada di Lapas, juga dapat mengisi kegiatan mereka sehari-hari selama menjalani hukuman. Universitas Sumatera Utara Tabel 35 Distribusi Responden Tentang Kualitas Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Baik Cukup Baik 29 8 78,38 21,62 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden tentang kualitas pembinaan sebanyak 29 orang 78,38 dengan alasan para responden merasa bahwa pembinaan dapat dijadikan pedoman setelah keluar dari Lapas, dan dapat menambah pengalaman. Responden yang beranggapan bahwa kualitas pembinaan sudah cukup baik sebanyak 8 orang 21,62 dengan alasan mereka mampu mengerjakan seluruh pembinaan tanpa dibantu oleh petugas Lapas, serta responden merasa bahwa pembinaan yang diberikan tidak dapat dijadikan pedoman setelah keluar dari Lapas. Tabel 36 Distribusi Responden Tentang Kecenderungan Mendapatkan Masalah Dalam Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Tidak 5 32 13,51 86,49 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Universitas Sumatera Utara Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa 32 orang 86,49 menjawab tidak pernah mendapatkan masalah dalam mengikuti pembinaan dengan alasan responden merasa diperlakukan dengan baik selama diberi pembinaan dan mendapat perhatian dari para pembina, sebanyak 5 orang 13,51 menjawab bahwa dirinya sering mendapatkan masalah dalam mengikuti pembinaan dengan alasan dalam mengikuti pembinaan tidak selalu berjalan dengan lancar terkadang responden mendapatkan masalah baik itu dari pembina maupun dari sesama narapidana tetapi ada juga responden yang merasa kurang tertarik untuk mengikuti pola pembinaan yang diberikan. Tabel 37 Distribusi Responden Tentang Melanggar Peraturan di Lapas No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Pernah Tidak 13 24 35,13 64,87 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang melanggar peraturan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan yaitu sebanyak 13 orang 35,13. Responden yang melanggar peraturan yang ada di Lapas dikarenakan jenuh, kurangnya kesadaran dari narapidana itu sendiri, mengakibatkan tidak lancarnya proses pembinaan. Responden yang menjawab tidak pernah melanggar peraturan di Lapas sebanyak 24 orang 64,87 dengan Universitas Sumatera Utara alasan mereka selalu patuh dengan apa yang telah menjadi kewajibannya selama di Lapas karena semakin narapidana mematuhi seluruh pembinaan, maka narapidana tersebut akan diberikan remisi. Tabel 38 Distribusi Responden Tentang Tindakan Petugas Apabila melanggar Disiplin No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Diberi Sanksi Diberi Nasehat 18 19 48,65 51,35 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dalam hal pelanggaran disiplin petugas memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi narapidana jika melakukan kesalahan atau pelanggaran disiplin. Tabel di atas menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada responden yang melanggar disiplin yaitu diberi sanksi sebanyak 18 orang 48,65, diberi nasehat sebanyak 19 orang 51,35. Hal ini menunjukkan bahwa petugas Lapas telah menyadari dan melaksanakan tugasnya dengan wajar. Dikarenakan setiap wanita berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Tetapi berhak mendapat perlakuan secara manusiawi dan dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya. Tenaga terampil berkompeten sangat diperlukan di Lapas sebab untuk membina dan membimbing wanita bukanlah pekerjaan yang mudah karena perasaan wanita Universitas Sumatera Utara lebih sensitif dibandingkan dengan laki-laki sehingga harus dibutuhkan kesabaran dalam melaksanakan pembinaan. Kejenuhan petugas terhadap rutinitas tugasnya juga bisa mengakibatkan frustasi yang dapat berimbas dari tidak seimbangnya beban pekerjaan dengan resiko yang ditanggung. Tabel 39 Distribusi Responden Tentang Cara Pelaksanaan Pembinaan Yang Diberikan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Sendiri-sendiri Berkelompok Secara Bersama-sama 3 7 27 8,11 18,92 72,97 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembinaan cenderung dilaksanakan secara bersama-sama, tetapi ada sebagian responden yang melaksanakan kegiatan pembinaan dengan cara sendiri-sendiri sebanyak 3 orang 8,11, hal ini tentu akan menghasilkan dampak yang positif bagi narapidana selama berada di Lapas, karena pada dasarnya setiap individu merupakan pribadi yang berbeda sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Disini terdapat cara pembinaan berkelompok sebanyak 7 orang 18,92, terdapat juga pembinaan dengan cara bersama-sama sebanyak 27 orang 72,97. Universitas Sumatera Utara Tabel 40 Distribusi Responden Tentang Ketepatan Jadwal Kegiatan Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Tidak 35 2 94,59 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketepatan jadwal kegiatan pembinaan yang diberikan oleh petugas menurut responden yang menyatakan tepat sebanyak 35 orang 94,59, sedangkan responden yang menyatakan tidak tepat jadwal kegiatan pembinaan sebanyak 2 orang 5,41. Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden melaksanakan kegiatan pembinaan yang sudah ditetapkan sesuai jadwal dengan arahan dari petugas, karena semua kegiatan yang dilakukan di Lapas telah mempunyai jadwal yang harus dipatuhi baik oleh petugas maupun oleh narapidana. Pergantian jadwal kegiatan ditandai oleh bunyi lonceng yang dipukul petugas tepat pada waktunya. Tabel 41 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pemberian Remisi No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Pernah Tidak 26 11 70,27 29,73 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Universitas Sumatera Utara Setiap narapidana yang selama menjalani masa pidana berkelakuan baik maka akan mendapatkan remisi pengurangan masa hukuman setelah menjalani 6 enam bulan masa pidana. Dari hasil pengamatan tidak ada kendala dalam pemberian remisi bagi narapidana. Adapun jenis remisi yang diberikan pada narapidana, yaitu remisi umum yang diberikan setiap tanggal 17 agustus setiap tahunnya. Remisi khusus yang diberikan pada setiap hari besar keagamaan. Remisi istimewa Dasa Warsa yang diberikan setiap 10 sepuluh tahun sekali pada tanggal 17 agustus. Remisi tambahan yang diberikan kepada pembantu pegawai, yang mendonorkan darahnya, atau yang mendonorkan bagian tubuhnya seperti ginjal, dan yang berjasa bagi negara.

5.2.4 Manfaat Pembinaan Tabel 42