Jenis-jenis Narapidana yang Dibina di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan Pembinaan Narapidana

Tabel 4 Perbandingan Jumlah Petugas Berdasarkan Jenis Kelamin NO. Jenis Kelamin Jumlah 1 Pria 8 10 2 Wanita 72 90 Jumlah 80 100 Sumber: Bagian Kepegawaian LP Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan 2009.

4.5 Jenis-jenis Narapidana yang Dibina di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Medan

Dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Medan terdapat beberapa jenis narapidana. Mereka dibina melalui atau dengan cara memasyarakatkan klien agar nantinya dapat beradaptasi dengan masyarakat luar. Selain itu mereka dibina agar tidak mau melakukan lagi perbuatan yang melanggar hukum. Jenis-jenis narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan wanita. 1. Pengasingan Narapidana yang berdasarkan putusan pengadilan telah dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan yang lain ke Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan. 2. Narapidana Warga binaan yang berdasarkan putusan pengadilan menjalankan pidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 3. Tahanan Tersangka yang ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. 4. Cell Wanita berstatus tahanan luar yang ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan.

4.6 Pembinaan Narapidana

Pola Pembinaan Narapidana Pemasyarakatan adalah bentuk-bentuk pembinaan yang diberikan dalam membina warga binaan, yaitu: 1. Pendidikan Umum Kejar Paket A tingkat SD, kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Medan. Diadakannya kejar paket A karena kebanyakan narapidana wanita telah lulus SLTA, walaupun ada juga sebagian narapidana yang tidak lulus SLTA. Adapun narapidana yang buta huruf tetapi melihat usianya yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menerima pendidikan umum tetapi mereka diberi keterampilan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Wanita. 2. Pendidikan Agama a. Ceramah Agama Islam dilaksanakan setiap hari selasa bekerjasama dengan Departemen Agama Medan Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara b. Pengajian Al-Qur’an dilaksanakan setiap hari bekerjasama dengan PIAI Pendidikan Intensif Agama Islam. c. Sholat 5 waktu berjemaah dilaksanakan setiap hari. d. Kebaktian Agama Kristen KhatolikProtestan dilaksanakan setiap hari bekerjasama dengan Tim Pelayanan Rohani yaitu STT Abdi Sabda Sekolah Tinggi Teologia Abdi Sabda. 3. Pendidikan Keterempilan Pendidikan keterempilan diberikan supaya narapidana setelah keluar dari LP Wanita mempunyai keterampilan yang dapat dikembangkan di masyarakat. Pembinaan ini berupa menjahit menyulam, membuat tali sendal swallow, merangkai bunga, usaha salon kecantikan, usaha masak-memasak lauk pauk dan kue-kue, usaha tenunan ulos atau songket. 4. Pendidikan Kewarganegaraan Secara rutin setiap senin pagi diselenggarakan upacara dengan pengucapan Catur Dharma Narapidana secara bergilir oleh narapidana, dilanjutkan pengarahan atau motivasi pembinaan oleh pejabat struktural secara bergantian. 5. Pendidikan Olahraga dan Rekreasi a. Senam Kesegaran Jasmani dilaksanakan setiap hari pada pagi hari. b. Kegiatan olahraga seperti volly ball, tenis meja dilaksanakan setiap hari jumat. c. Hiburan acara menonton televisi pada saat hari libur. Universitas Sumatera Utara d. Rekreasi dalam bentuk hiburan alat musik keyboard yang diadakan seminggu sekali pada siang hari dengan narapidana atau pegawai sebagai pemain keyboard dan biduannya secara bergantian. 6. Perpustakaan Sarana perpustakaan cukup memadai sehingga banyak narapidana menghabiskan waktu yang kosong untuk membaca. 7. Perawatan Kesehatan a. Pemeriksaan kesehatan narapidana dan tahanan pada dokter Lapas dilaksanakan setiap hari kerja dan sewaktu-waktu bila ada narapidana atau tahanan yang sakit. b. Semua narapidana mendapat perawatan kesehatan dan berobat di Poliklinik Lapas. 8. Pembinaan integrasi yaitu memberikan kesempatan pada keluarga dan masyarakat untuk berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita dan memberikan kesempatan berasimilasi, cuti mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, pembebasan bersyarat, dan pemberian remisi. Pembinaan tersebut sebagaimana uraian di atas adalah bentuk pembinaan secara umum yang diberikan kepada seluruh narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan. Sedangkan pembinaan secara khusus yaitu dengan memberikan kesempatan berasimilasi, cuti mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, pembebasan bersyarat, dan pemberian remisi. Universitas Sumatera Utara Tahap pembinaan narapidana: 1. Maximum Security Pembinaan disini adalah masa orientasi pengenalan tentang suasana di Lapas Wanita dan pengidentifikasian narapidana oleh Petugas Lapas. Pada tahap pembinaan ini dikhususkan bagi narapidana yang menjalani masa pidana 0- ⅓ dari seluruh masa pidana yang ditetapkan. Pembinaan ini disebut dengan pembinaan tahap awal yang dilakukan melalui ceramah-ceramah keagamaan, peraturan baris-berbaris, senam dan melaksanakan kebersihan dalam kamar. 2. Medium Security Pada tahap pembinaan ini ditujukan kepada narapidana yang menjalani masa hukuman dimulai ⅓ -½ dari seluruh masa pidana yang sudah ditetapkan. Pada tahap pembinaan ini diharapkan narapidana dapat membantu pegawai dalam kegiatan bakti sosial kebersihan, baik di masjid, gereja, kantor, di lingkungan Lapas, serta dilatih menjadi petugas untuk upacara seperti pengibar bendera, komandan upacara, dan lain-lain. 3. Minimum Security Pada tahap binaan ini, diperkenankan narapidana yang telah menjalani masa hukuman ½- ⅔ dari masa pidana yang telah ditetapkan. Mereka sudah dapat diusulkan untuk mengikuti asimilasi membaurkan diri dengan masyarakat. Setelah menjalani ⅔ dari seluruh masa pidana yang ditet apkan, mereka dapat diusulkan untuk diberikan Pembebasan Bersyarat PB, Cuti Menjelang Bebas CMB, Cuti Mengunjungi Keluarga CMK, yang tentunya dengan Universitas Sumatera Utara memperhatikan dan mempertimbangkan tingkah laku selama menjadi narapidana di Lapas Wanita. Untuk PB dan CMB harus diketahui dan disetujui oleh Kalapas Wanita, Kejaksaan, dan Kepala BAPAS. Sedangkan untuk mendapatkan CMK, cukup mendapat persetujuan dari Kalapas Wanita Kepala BAPAS. Yang menjadi klien BAPAS adalah narapidana yang mendapatkan PB dan CMB, serta tidak lagi berada di Lapas Wanita. Pembinaan ini disebut sebagai pembinaan tahap akhir.

4.7 Wujud Pembinaan di Lembaga Pemasyaraktan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan