Pola Pembinaan Tabel 13 Analisis Data Penelitian

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, tentu saja dapat diketahui bahwa responden sudah cukup lama menjalani masa hukumannya di Lapas Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan dimana sebanyak 16 orang telah menjalani masa hukuman dari 1-3 tahun. Jadi sebagian besar responden telah mengetahui pembinaan yang diberikan di Lapas.

5.2 Analisis Data Penelitian

Data penelitian ini merupakan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti.

5.2.1 Pola Pembinaan Tabel 13

Distribusi Responden Tentang Rasa Tertarik Mengikuti Pola Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Ya Kadang-kadang Tidak 30 5 2 81,08 13,51 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang 81,08 yang tertarik mengikuti pola pembinaan, karena bagi sebagian besar responden dapat mengatasi kejenuhan selama berada di Lapas, sebagai pengisi waktu dan menambah pengalaman serta membimbing responden agar menjadi masyarakat yang baik. Namun beberapa dari responden mengatakan Universitas Sumatera Utara kurangnya ketertarikan dalam mengikuti pembinaan dikarenakan pola pembinaan yang dilakukan rutin setiap hari dengan pembinaan yang sama sehingga responden terkadang mengalami kejenuhan. Tabel 14 Distribusi Responden Tentang Jenis-Jenis Pola Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Tahu Kurang Tahu 32 5 86,49 13,51 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui jenis-jenis pembinaan yang diberikan bagi narapidana di dalam Lapas, dikarenakan sudah menjadi kewajiban bagi para narapidana semenjak menginjakkan kaki di Lapas Wanita untuk mengikuti pelaksanaan pembinaan selama berada di Lapas seperti pembinaan rohani, jasmani, keterampilan dan lain sebagainya. Responden yang kurang tahu mengenai jenis-jenis pembinaan disebabkan oleh kurangnya sosialisasi sehingga para narapidana menganggap kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di Lapas bukanlah wujud dari pembinaan melainkan sebagai pengisi waktu selama berada di dalam Lapas. Universitas Sumatera Utara Tabel 15 Distribusi Responden Tentang Frekuensi Mengikuti Kegiatan Pembinaan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Mengikuti Kadang-kadang 28 9 75,68 24,32 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengikuti kegiatan. Sepanjang pengamatan penulis selama di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan semua narapidana diwajibkan untuk mengikuti pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden mengikuti kegiatan pembinaan, bukan karena paksaan, namun semata karena keinginan untuk mengikuti agar tidak jenuh dalam menjalani hukuman, ada juga yang menjawab karena peraturan yang ada di Lapas ini sehingga menjadi kewajiban responden untuk mengikuti pembinaan. Dari hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa responden yang kadang-kadang saja mengikuti kegiatan pembinaan, dengan alasan tidak suka dengan pembinaan yang ada, tidak sesuai dengan minat dan bakat, sibuk melakukan kegiatan yang lain, sedang disuruh oleh petugas atau kesehatan sedang terganggu sehingga tidak mengikuti kegiatan pembinaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 16 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Pendidikan Umum No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak Mengikuti 2 2 33 5,41 5,41 89,18 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar dari responden tidak mengikuti pembinaan pendidikan umum. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa 33 orang 89,18 tidak mengikuti pembinaan pendidikan umum karena sebagian besar narapidana Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta telah lulus SMP atau SMA. Adapun beberapa orang yang masih mengikuti pendidikan umum yaitu 2 orang 5,41 responden dengan alasan masih kurangnya pendidikan dalam dirinya, dan 2 oarang 5,41 yang kadang- kadang mengikuti pembinaan pendidikan umum dengan alasan sibuk melakukan kegiatan yang lain atau kesehatan sedang terganggu. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta hanya memberikan program pendidikan kejar paket A, sebagian besar narapidana diarahkan kepada bakat dan minatnya seperti keahlian dalam keterampilan. Universitas Sumatera Utara Tabel 17 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Pendidikan Keterampilan No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak mengikuti 17 8 12 45,95 21,62 32,43 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti pembinaan pendidikan keterampilan sebanyak 17 orang 45,95, yang kadang- kadang mengikuti sebanyak 8 orang 21,62, yang tidak mengikuti 12 orang 32,43. Sebagian responden yang tidak mengikuti pendidikan keterampilan karena tidak sesuai dengan bakat dan minat responden. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan menjalankan program pendidikan keterampilan kepada narapidana misalnya menjahit menyulam, membuat tali sendal swallow, merangkai bunga, usaha salon kecantikan, usaha masak-memasak lauk pauk dan kue-kue, usaha tenunan ulos atau songket. Keterampilan juga diberikan pada narapidana yang membantu pegawai tamping seperti mengetik, melakukan pengamanan dan lain sebagainya. Sebagian besar dari narapidana yang memiliki keterampilan digunakan sebagai usaha untuk berdagang seperti masak-memasak lauk pauk dan kue-kue dan Universitas Sumatera Utara tenunan ulos atau songket yang dijual kepada para pegawai atau pengunjung yang datang ke Lapas bahkan dijual sampai ke pasar. Tabel 18 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Rohani No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 3 Mengikuti Kadang-kadang Tidak mengikuti 29 6 2 78,37 16,22 5,41 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Setiap narapidana berhak untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, baik yang dilaksanakan di dalam Lapas maupun di luar Lapas. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pihak Lapas Wanita Tanjung Gusta telah menyelenggarakan pembinaan rohani bagi narapidana. Para responden mengikuti pembinaan rohani pada dasarnya karena responden membutuhkan pengalaman spiritual yang lebih dalam lagi, agar kemudian menyadari dan menghayati petunjuk ajaran agamanya dengan baik. Melalui bimbingan dan penyuluhan agama, nilai-nilai luhur agama dapat tertanam dalam jiwa narapidana dan kemudian dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan melaksanakan nilai-nilai luhur ajaran agama akan berpengaruh positif bagi pembentukan mental sehingga hati nurani mereka Universitas Sumatera Utara menjadi kuat. Dengan demikian mereka tidak akan mudah terperosok kedalam perbuatan yang melanggar norma hukum, agama, sosial, dan susila. Jika proses pembinaan wanita berjalan dengan baik maka diharapkan mereka menjadi individu yang berakal sehat, karena konsepsi moral agama menuntut kesadaran yang mendalam bagi penganutnya. Pembinaan moral yang dilandasi pemahaman agama yang sungguh-sungguh dan mendalam lebih banyak membantu narapidana wanita dalam mempersiapkan diri untuk hidup kembali di tengah-tengah masyarakat. Dari tabel di atas dapat dilihat responden yang mengikuti pembinaan rohani sebanyak 29 orang 78,37, kadang-kadang mengikuti 6 orang 16,22, tidak mengikuti 2 orang 5,41. Tabel 19 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Jasmani No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Mengikuti Kadang-kadang 32 5 86,49 13,51 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengikuti kegiatan pembinaan jasmani, hanya 5 orang 13,51 yang terkadang mengikuti kegiatan pembinaan jasmani. Universitas Sumatera Utara Kegiatan olahraga dilaksanakan dari hari senin sampai minggu pada pagi yaitu senam kesegaran jasmani dan setiap hari jumat sore diadakan olahraga sepakbola, volley, dan tenis meja, kegiatan ini sangat bagus dilakukan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh narapidana serta mengurangi dan menghilangkan kejenuhan. Kegiatan ini sangat diminati oleh narapidana, kejenuhan yang mereka alami di Lapas dapat dilampiaskan jika diadakan olahraga, sehingga mereka menganggap hal ini adalah rekreasi yang bisa membuat mereka melepaskan beban pikiran. Tabel 20 Distribusi Responden Tentang Kunjungan Keluarga No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Pernah Tidak pernah 27 10 72,97 27,03 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Setiap narapidana berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya dan Lapas wajib menyediakan sekurang- kurangnya satu ruangan khusus untuk menerima kunjungan. Dari hasil pengamatan, mengenai kunjungan keluarga ini 27 responden 72,97 mengatakan pernah dikunjungi oleh keluarganya sedangkan 10 responden 27,03 mengatakan tidak pernah dikunjungi oleh keluarganya dikarenakan Universitas Sumatera Utara hubungan dalam keluarga yang kurang harmonis sehingga para responden tidak mendapat perhatian dari keluarganya. Tabel 21 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Rekreasi No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Pernah Tidak pernah 34 3 91,89 8,11 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti kegiatan rekreasi sebanyak 34 orang 91,89 dan yang tidak mengikuti kegiatan rekreasi sebanyak 3 orang 8,11. Rekreasi dilaksanakan dalam bentuk menonton televisi dan membaca di perpustakaan yang telah disediakan oleh Lapas Wanita, maupun pertandingan olahraga dan hiburan musik. Kegiatan rekreasi ini diadakan setiap hari pada sore hari, kecuali hari minggu yang diadakan pada pagi hari sampai sore hari, juga dilakukan pada saat narapidana tidak ada jadwal yang harus dikerjakan. Hal ini diadakan supaya narapidana yang berada dalam Lapas tidak tertinggal berita yang terjadi di luar Lapas. Universitas Sumatera Utara Tabel 22 Distribusi Responden Tentang Kegiatan Pembinaan Integrasi No Jawaban Responden Frekuensi 1 2 Ya Tidak 22 15 59,46 40,54 Jumlah 37 100 Sumber: Data Primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 22 orang 59,46 mengikuti pembinaan intergrasi. Pembinaan integrasi yang dilaksanakan pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan yaitu memberikan cuti pada narapidana untuk mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, pembebasan bersyarat. Sedangkan yang tidak mengikuti sebanyak 15 orang 40,54. Setiap narapidana berhak untuk mendapatkan kesempatan berasimilasi dengan membaurkan narapidana didalam kehidupan masyarakat, setelah menjalani ½ setengah masa pidananya. Cuti mengunjungi keluarga adalah kesempatan untuk berkumpul bersama ditempat kediaman keluarganya selama jangka waktu 2x24 jam. Untuk mendapatkan cuti mengunjungi keluarga dan cuti menjelang bebas, ada beberapa kendala yang dihadapi terutama masalah biaya untuk mengurus administrasi ditambah lagi jaminan dari pihak keluarga dan tokoh masyarakat Lurah. Sebagian responden yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan integrasi dikarenakan masa pidana yang dijalaninya belum sampai pada ½ setengah masa pidananya. Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Tujuan Pembinaan Tabel 23