Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INDONESIAN HERITAGE SOCIETY

A. Awal Berdiri Perpustakaan Indonesian Heritage Society

Indonesian Heritage Society adalah sebuah yayasan organisasi non profit, non profit yaitu tidak mencari keuntungan untuk lembaganya. Indonesian Heritage Society bekerja bertujuan untuk mempromosikan pengetahuan, pemahaman dan apresiasi terhadap budaya dan warisan Indonesia dan mendukung lembaga-lembaga budaya Indonesia. Kegiatan di perpustakaan Indonesian Heritage Society bervariasi mulai dari tour, lecture, dan kelompok belajar. Kegiatan ini menjadi batu loncatan untuk mengenalkan budaya, kehidupan, sejarah, dan seni yang ada di Indonesia.Pengunjung perpustakaan bersifat multinasional beberapa Negara dan bangsa, sebagian besar kegiatan dilakukan dalam bahasa Inggris. Selain itu, orang Jepang, Korea, dan Perancis juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi di perpustakaan Indonesian Heritage Society dengan mengadakan kelompok belajar serta kuliah yang dilakukan dalam bahasa mereka sendiri. Indonesian Heritage Society didirikan pada bulan Februari 1970, berawal dari pelanggan masyarakat Ganesha yang membentuk Relawan Ganesha. Relawan Ganesha adalah sebuah kelompok yang didedikasikan untuk mendukung Museum PUSAT sekarang Museum Nasional dan 34 untuk melestarikan dan mempromosikan apresiasi seni dan budaya Indonesia.Pada tahun 1980-an, relawan Ganesha terus mempromosikan budaya Indonesia melalui buku panduan untuk Sulawesi, diterbitkan bekerjasama dengan Museum Nasional. Publikasi kalender pertama dan pembentukan Explorers bagian kedua terjadi selama dekade ini. Kedua kalender dan Explorers terus menjadi fundamental bagi Indonesian Heritage Society sampai saat ini. Pada tahun 1990-an adalah periode yang luar biasa transisi, bagi Indonesia dan bagi Relawan Ganesha.Pelanggan dari Ganesha Masyarakat mendesak Relawan Ganesha untuk melanjutkan kegiatan mereka tidak lagi di bawah naungan Ganesha Society. Organisasi didorong untuk memilih nama baru dan logo dan membentuk sebuah entitas yang terpisah. Pada tanggal 21 Agustus 1995, Akta Pendirian diresmikan dan Indonesian Heritage Society menjadi sebuah organisasi non-profit yayasan di bawah hukum Indonesia. Tujuan utama dari Akta adalah untuk mengkonfirmasi tujuan organisasi, yaitu: 1. Untuk mendukung dan membantu lembaga-lembaga budaya Indonesia dan, 2. Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan apresiasi terhadap budaya dan warisan Indonesia. Sebuah bunga teratai terpilih sebagai logo, representasi dari kelahiran kembali dan regenerasi yang tepat untuk masa transisi. Pelaksanaan pengalihan pengelolaan dan sponsor pada tanggal 31 Agustus 1995 oleh Ganesha membuat aset dan hak cipta untuk publikasi resmi milik organisasi baru. Tahun 1990-an juga melihat publikasi dari buku Jakarta Explorer yang dikembangkan dan diteliti oleh bagian Explorers. Buku ini sangat populer saat ini dalam edisi ke-4.Museum Nasional Guidebook juga diterbitkan, hasil kolaborasi antara sukarelawan Indonesian Heritage Society dan staf Museum Nasional. Awalnya gedung perpustakaan Indonesian Heritage Society tersebut didirikan di daerah Kemang, kemudian pada saat itu terjadi kerusuhan di Jakarta pada tahun 1998. Sehingga, gedung perpustakaan Indonesian Heritage Society harus dipindahkan. Pada saat pencarian gedung untuk menampung koleksi dan semua isi perpustakaan Indonesian Heritage Society, pihak perpustakaan ditawarkan oleh seorang manager untuk menempati sebuah gedung. Manager tersebut menawarkan tempat yang layak dan aman untuk warga asing yang menjadi pemustaka perpustakaan. Gedung tersebut baru saja berdiri dan terdapat banyak perusahaan asing di dalamnya. Sehingga, lokasi tersebut sangat strategis untuk dijadikan perpustakaan yang pengunjungnya sebagian besar warga asing pada saat itu.Lokasi tersebut berada di daerah Senayan Jakarta Pusat tepatnya di Jalan Asia Afrika 8 Jakarta Pusat, 10270, gedung Sentral Senayan 1 lantai 17.