Promosi yang dilakukan di perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI

(1)

ii

SKRIPSI

PROMOSI YANG DILAKUKAN DI PERPUSTAKAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar sarjana ilmu perpustakaan

Oleh

Diajukan oleh:

Nama : Sonia Mustinda

NIM : 106025001062

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.


(2)

iii

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

yang bertujuan untuk mengetahui cara dan sarana promosi yang dilakukan

perpustakaan serta kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan promosi

perpustakaan tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

kuantitatif. Sample dan respondennya adalah pengguna Perpustakaan Kementerian

Pendidikan Nasional, pengambilan sampel dilakukan secara

Accidental Sampling

(sampel kebetulan). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa cara promosi

perpustakaan yang memiliki prosentese tertinggi adalah kontak perorangan dan

bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana promosi memiliki prosentase tertinggi

adalah brosur, sebanyak 61%. Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala

dari dalam perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat

pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.

Jakarta, 30 Desember 2010


(3)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Desember 2010


(4)

v

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang

Maha Rahman dan Rahim, yang telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya selama

penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat, beserta keluarga, para

sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat

yang telah ditetapkan dalam menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu ( S1 ) dan

merupakan syarat bagi kelulusan kesarjanaan Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan

Ilmu Perpustakaan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk maksud tersebut diatas, maka penulis menyususn skripsi ini dengan

judul

“Promosi yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan

Kementerian Nasional RI”

. Selanjutnya penulis menyadari bahwa selesainya

skrispsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moral maupun material yang

sangat berharga bagi penulis, maka dalam kesempatan ini penulis haturkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1.

Bapak Dr. Wahid Hasyim, MA selaku dekan Fakultasa Adab dan Humaniora;

2.

Bapak Rosa Widyawan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai;

3.

Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan;

4.

Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan;


(5)

vi

5.

Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis;

6.

Pimpinan para staf dan pustakawan Perpustakaan Kementerian Pendidikan

Nasional RI, yang telah meberikan banyak bantuan kepada penulis dalam

mengadakan penelitian;

7.

Orang tuaku yang tersayang, Ayahanda yang selalu membantu dan

mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini dan Ibunda tercinta yang telah

memberikan bimbingan, kasih sayang, motivasi dan do’a yang tak henti-henti

dipanjatkan untuk kelancaran skripsi ini.

8.

Adikku Lusiana Mustinda, Nuraini Karina Mustinda dan Wildan Sholeh

Mustinda yang telah membantu dan menggantikan penulis dalam melakukan

kegiatan di rumah yang tidak dapat diselesaikan selama penulis

menyelesaikan skripsi;

9.

Teman-teman Ilmu Perpustakaan angkatan 2006 yang telah banyak membantu

kelancaran dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, diantaranya Fha, Winda, Ana, Eva, Aqi, Adit, Qwil, Achy, sylvi.

10.

Terimakasih banyak untuk Bagus Suharto yang telah bersedia meluangkan

waktunya menemani, memotivasi dan menjadi pendengar semua keluh kesah

penulis selama ini.

Hanya kepada Allah SWT semua ini penulis serahkan, semoga jasa baik

mereka mendapat imbalan dari Allah SWT yang dilipatgandakan dan menjadi

amal yang diterima Allah SWT. Amin. Atas kerendahan hati, penulis berharapan


(6)

vii

Jakarta, 30 Desember 2010


(7)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C.

Tujuan Penelitian ... 6

D.

Manfaat Penelitian ... 7

E.

Metode Penelitian

1.

Metode Penelitian ... 7

2.

Teknik Pengumpulan Data ... 8

3.

Populasi dan Sampel ... 10

4.

Pengolahan Data ... 11


(8)

ix

B.

Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ... 17

C.

Promosi ... 20

1.

Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus ... 21

2.

Pendidikan Pemakai Perpustakaan ... 22

3.

Promosi Perpustakaan ... 24

a.

Cara-cara Promosi Perpustakaan ... 24

b.

Sarana Promosi Perpustakaan ... 28

c.

Kendala dalam Melaksanakan Promosi ... 44

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN

PENDIDIKAN NASIONAL

RI

A.

Sejarah Perpustakaan ... 47

B.

Visi dan Misi Perpustakaan ... 48

C.

Tugas dan Fungsi Perpustakaan ... 50

D.

Struktur Organisasi Perpustakaan ... 50

E.

Jenis Layanan Perpustakaan ... 52

F.

Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 54

1.

Sofeware Senayan ... 55

2.

Katalog Online ... 56

G.

Pengembangan Perpustakaan ... 57


(9)

x

I.

Koleksi dan Fasillitas Perpustakaan ...59

J.

Sumber Daya Manusia ... 61

K.

Pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ....62

L.

Tata Tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ..63

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN

A.

Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan ... 70

B.

Analisa dan Interpretasi (penafsiran) Data ... 75

1.

Data Responden ... 77

2.

Pertanyaan Kuesioner ... 78

3.

Rekapitulasi ... 94

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 97

B.

Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(10)

xi

Tabel 01 Jenis Kelamin Responden ... 79

Tabel 02 Pekerjaan Responden ... 79

Tabel 03 Mendapatkan Informasi Keberadaan Perpustakaan Kementerian

Pendidikan Nasional ... 80

Tabel 04 Pentingnya Perpustakaan Melakukan Kegiata Promosi ... 80

Tabel 05 Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan

Nasional ... 81

Tabel 06 Kegiatan Promosi dengan Cara Memberi

User Education

kepada

Pengguna Perpustakaan ... 82

Tabel 07 Cara Pustakawan dalam Memberikan

User Education

kepada

Pengguna Perpustakaan ……….. 83

Tabel 08 Promosi Bentuk Souvenir atau Hadiah ... 84

Tabel 09 Bentuk Promosi yang Paling Efektif ... 86

Tabel 10 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional melalui

Media Cetak ... 87

Tabel 11 Perpustakaan Menyebar Brosur kepada Responden ... 88

Tabel 12 Sarana Promosi Perpustakaan yang Menarik dan Pernah Diikuti ... 89

Tabel 13 Memanfaatkan Sarana Promosi Bentuk Media Elektronik, seperti

Website dan Email ... 90

Tabel 14 Bentuk Promosi yang Paling Menarik ... 91

Tabel 15 Kegiatan Promosi Perpustakaan yang Diikuti ... 92


(11)

xii

Tabel 16 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Melalui

Media Cetak ... 93

Tabel 17 Lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ... 94

Tabel 18 Cara Promosi Perpustakaan ... 96

Tabel 19 Sarana Promosi Perpustakaan ... 97

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01

Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan

Nasional ... 52


(12)

(13)

(14)

1

A. Latar Belakang

Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya di simpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca.1 Perpustakaan terbagi atas beberapa jenis, salah satunya perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada di bawah suatu departemen atau di bawah suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dsb. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan di pimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula di pimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.2 Istilah khusus tidak hanya menunjukan kekhususan organisasi dimana perpustakaan merupakan bagian dari lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan lebih berkaitan erat dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang harus ditangani seperti kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri, pendidikan dan lain-lain. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan perpustakaan khusus sekarang ini sudah dirasakan baik untuk kebutuhan

1

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991),h. 3

2

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3.


(15)

apa saja, lebih khususnya lagi untuk membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung.

Perpustakaan khusus memiliki ciri utama, sebagai berikut:

1. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja;

2. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau badan induk tempat perpustakaan bernaung;

3. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggotanya;

4. Tekanan koleksi bukan pada buku melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak atau indeks karena literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung informasi yang lebih mutakhir dibandingkan dengan buku;

5. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan.

Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi dengan konsumen dan memiliki tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk beraksi terhadap produk atau jasa itu. Sedangkan didalam dunia perdagangan promosi adalah usaha untuk memajukan dan meningkatkan popularitas barang yang akan di jual.3

3

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 20


(16)

Kegiatan promosi layanan perpustakaan sangat perlu dilakukan, karena di Indonesia apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan masih sangat rendah, termasuk rendahnya pemanfaatan layanan perpustakaan. Promosi sendiri memiliki pengertian sebagai berikut setiap kegiatan komunikasi yang bertujuan memperkenalkan produk pelayanan atau ide dengan saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai sedikitnya empat tujuan yaitu:

1. Untuk menarik perhatian; 2. Untuk menciptakan kesan; 3. Untuk membangkitkan minat; 4. Untuk memperoleh tanggapan.4

Dalam melakukan promosi pihak perpustakaan harus mengetahui sasaran untuk melakukan promosi atau pengguna perpustakaan yang akan dikenalkan layanan, fasilitas dan jasa yang diberikan perpustakaan untuk pengguna perpustakaan. Sasaran promosi perpustakaan khusus adalah masyarakat yang dilayani khusus, biasanya terbatas pada orang-orang dalam lembaga atau instansi sebagai badan induk perpustakaan tersebut.

Tujuan promosi perpustakaan adalah memperkenalan perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan.5

4

Ibid, h. 20

5

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.21


(17)

Dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan memerlukan sarana promosi. Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. 1. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, adalah brosur, poster, leaflets, flayer, map khusus perpustakaan, newslatter, laporan tahunan, pembatas buku (bookmark), dan buku panduan perpustakaan.

2. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan perpustakaan adalah pameran perpustakaan, ceramah, seminar, bazar, kalender perpustakaan, wisata perpustakaan (library tour), temu penulis, launching buku, dan diskusi.

3. Selain sarana promosi dalam bentuk tercetak dan dalam bentuk kegiatan perpustakaan, sarana perpustakaan dalam bentuk elektronik juga dilakukan dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti media elektronik (televisi dan radio), internet (website, dan email), dan memutar film dan video.

Selain sarana promosi dalam melakukan kegiatan promosi juga menggunakan beberapa cara promosi yang dilakukan di perpustakaan, yaitu:

1. Publikasi dan iklan; 2. Kontak perorangan; 3. Souvenir atau hadiah.


(18)

Penyebab promosi penting bagi perpustakaan karena kini semakin banyak pusat informasi komersial bermunculan. Kemunculan lembaga-lembaga tersebut dapat menjadi saingan perpustakaan. Selain itu media seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin ramai. Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan perpustakaan. Dengan adanya promosi perpustakaan, diharapkan masyarakat akan mengenal perpustakaan dan pada akhirnya mereka menjadi pengguna perpustakaan yang giat.6

Dengan adanya promosi diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul ”Promosi yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI”. Apakah dengan dilakukannya promosi di perpustakaan ini dapat menumbuhkan keinginan masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis ambil, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti seputar promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Khusus Kementerian Pendidikan Nasional RI.

6

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 23


(19)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Cara-cara promosi seperti apa yang diterapkan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI? b. Sarana apa saja yang digunakan untuk promosi di

Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI? c. Kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan ini dalam

melakukan promosi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI dapat menumbuhkan keinginan masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan tersebut.

1. Mengetahui cara-cara promosi yang diterapkan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI ini.

2. Mengetahui sarana yang digunakan dalam melakukan kegiatan promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI. 3. Mengetahui kendala atau hambatan yang di hadapi perpustakaan


(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan penulis tentang promosi diperpustakaan khusus adalah:

1. Sebagai masukan informasi terhadap mahasiswa yang tengah mengadakan perkuliahan, yang dapat dijadikan sumber informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas dosen mengenai perpustakaan khusus.

2. Sebagai pengalaman penulis, ketika nanti harus terjun langsung ke lapangan, yang selama ini hanya mempelajari teori dari dunia perkuliahan.

3. Memberikan sumbangsih, buah pikiran dan masukan kepada Perpustakaan Kementerian Perpustakaan Nasional RI dalam hal mempromosikan perpustakaan, jika hal tersebut diperlukan.

E. Metode Penelitian

Penulis menggunakan penelitian yang didasarkan pada pengumpulan data menggunakan beberapa teknik diantaranya:

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.7 Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu

7


(21)

penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan data-data sebagai berikut:

a. Kuesioner

Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan, dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin8. Kuesioner berbentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban dan kuesioner ini di berikan kepada pengguna perpustakaan khusus yaitu Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.

b. Studi pustaka

Kajian pustaka menggunakan buku-buku, artikel yang online dan tercetak. Kajian pustaka dilakukan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Dan sebagai landasan teori untuk memperkuat analisa data dalam penelitian. Informasi dari buku dan sebagainya tersebut adalah

8

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1989), ed. Revisi, h. 175


(22)

membahas tentang promosi yang dilakukan perpustakaan khusus.

c. Observasi

Sebelum melakukan penelitian, penulis mengadakan observasi langsung ke lokasi penelitian. Observasi dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner yang akan dibagikan kepada para responden dan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini.

d. Wawancara

Wawancara merupakan teknik utama dalam pengumpulan data di penelitian ini, yang dilakukan kepada pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi tentang promosi seperti apa yang mereka lihat sehingga mereka mengunjungi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI. Dan wawancara juga dilakukan kepada beberapa staf di lembaga tersebut untuk meminta pendapat mereka tentang promosi yang dibuat pihak perpustakaan.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka dan menggunakan draft pertanyaan, namun dalam suasana yang santai. Penulis membiarkan informan menjawab sesuai dengan kenyataan yang mereka ketahui.


(23)

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah sekelompok orang, benda, atau binatang yang menjadi pengambilan sampel.9 Populasi untuk penelitian ini adalah anggota yang masih aktif, yang datang untuk memanfaatkan pelayanan dan informasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI yang berjumlah 160 orang.

b. Sampel merupakan beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, yang telah menjadi anggota di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan masih aktif hingga kini, dan secara kebetulan penulis temui ketika penelitian berlangsung. Keanggotaan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memililki jenis keanggotaan, yaitu basic, regular, dan premier. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling (sampel kebetulan). Penarikan sampel didasarkan kepada pendapat Suharsimi Ari Kunto yang menyatakan ”jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat di ambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti”.10 Maka peneliti mengambil jumlah

9

Em Zul Fahri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( [s.l]: Difa Publisher, [s.a] ), h. 665

10

Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka, 1992), h. 102


(24)

sampel dalam penulisan skripsi ini adalah 10% dari setiap jenis keanggotaan. Perhitungannya sebagai berikut:

a. Basic : 10% X 1257 = 125.7 b. Reguler : 10% X 242 = 24. 2 c. Premium : 10% X 154 = 15.4

Jumlah keseluruhannya adalah 165.3 dibulatkan menjadi 160 sampel.

4. Pengolahan Data

Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang di kumpulkan di sederhanakan formatnya atau strukturnya.

Pengolahan data ini menggunakan rumus:

f

P = —— X 100% n

Keterangan P : Presentase f : Frekuensi n : Jumlah sampel11

11


(25)

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika ini akan dijelaskan satu persatu bab-bab yang terdapat pada tulisan ini, yaitu:

BAB I PEDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi tentang pengertian perpustakaan khusus, fungsi dan tujuan perpustakaan khusus, pentingnya promosi perpustakaan, pendidikan pengguna perpustakaan, literasi informasi, sarana promosi perpustakaan, cara-cara promosi perpustakaan dan kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.

BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN KHUSUS

Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran perpustakaan khusus di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, sejarah singkat perpustakaan, visi, misi dan moto perpustakaan, tugas dan fungsi perpustakan, struktur organisasi perpustakaan, jenis layanan perpustakaan, sistem pelayanan perpustakaan, koleksi dan fasilitas perpustakaan, pengembangan koleksi perpustakaan, SDM (Sumber


(26)

Daya Manusia), pengguna perpustakaan dan tata tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Berisi penjelasan dan pemaparan tentang promosi perpustakaan khusus dan pengaruh promosi terhadap kunjungan pengguna di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI. Dan hasil-hasil promosi yang telah dilakukan terhadap kunjungan pemustaka di perpustakaan tersebut, serta analisis data yang telah dilakukan penulis.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi dan penulisan mencoba memberikan saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis.


(27)

14

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada di bawah suatu departemen atau di bawah suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dsb. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan di pimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula di pimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.12 Istilah khusus tidak hanya menunjukan kekhususan organisasi dimana perpustakaan merupakan bagian dari lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan lebih berkaitan erat dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang harus ditangani seperti kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri, pendidikan dan lain-lain.

Mulyadi Achmad Nurhadi memberikan definisi perpustakaan khusus sebagai berikut:

”Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggerakan oleh suatu lembaga khusus di luar lembaga, tujuan penyelenggaraannya bukanlah diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi hanya diperuntukan bagi para karyawan lembaga yang bersangkutan dalam rangka menunjang penyelesaian program lembaga yang bersangkutan.”13

12

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3.

13

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3.


(28)

Dalam ulasan Karmidi Martoatmojo mensitir definisi bahwa perpustakaan khusus menyimpan koleksi khusus.14

Pengertian lainnya perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintahan atau swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya.15

Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi induknya. 16

Perpustakaan khusus mempunyai tugas melayani suatu kelompok masyarakat khusus yang memiliki kesamaam dalam kebutuhan dan minat terhadap bahan pustaka dan informasi. Dan menunjang lembaga yang dinaunginya.17

Dalam buku lainnya pengertian perpustakaan khusus adalah sebagai berikut:

Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang di bentuk oleh lembaga (pemerinta/swasta) atau perusahaan yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungannya, istilah khusus tidak hanya menunjukan pada kekhususan subjek/disiplin ilmu pengetahuan yang ditangani.18

14

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, h.

15

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 39

16

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 39

17

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 35

18

Sukarman, Rachman Natadjumena, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. 6.


(29)

Perpustakaan khusus ialah perpustakaan yang menekankan koleksi pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berkaitan satu dengan yang lainnya.19

Pengertian lainnya, perpustakaan khusus adalah perpustakaan-perpustakaan yang berada di lingkungan instansi atau departemen, badan atau yayasan, perkumpulan keahlian atau organisasi profesi, pusat dokumentasi dan informasi.20

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berhubungan. Perpustakaan ini dapat digolongkan khusus karena bentuk bentuk koleksi yang disimpan berupa peta, surat kabar dll. Lazimnya perpustakaan khusus merupakan bagian pada suatu lembaga penelitian. Juga masyarakat yang dilayaninya tergolong khusus yaitu terutama kepada mereka yang bekerja dilingkungan badan tempat perpustakaan bernaung.21

Berbagai pengertian tentang perpustakaan khusus telah di paparkan di atas dan dapat disimpulan sebagai berikut:

Pengertian perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada di bawah naungan suatu lembaga atau instansi tertentu, dan memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan informasi lembaga yang dinaunginya, istilah khusus tidak hanya menunjukan pada kekhususan organisasi tersebut tetapi juga lebih berkaitan erat dengan subjek/disiplin ilmu yang di tangani oleh

19

Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan Administrasi (Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), h.1

20

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.18

21


(30)

perpustakaan tersebut, serta objek/sasaran pelayanan perpustakaan diperuntukan pada pengguna internal dan masyarakat yang peduli terhadap bidang-bidang tersebut.

B. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus

1. Tujuan Perpustakaan Khusus

Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung.

Perpustakaan khusus juga memiliki tujuan umum yaitu perpustakaan khusus bertujuan untuk memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa bahan-bahan tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari pada instansi yang bersangkutan.

Selain itu perpustakaan khusus juga memiliki tujuan khusus yaitu mengembangkan keterampilan karyawan untuk belajar mandiri; memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca karyawan pada khususnya; memotivasi karyawan untuk dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien; dan mengembangkan kemampuan karyawan untuk mencari, menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan khusus.22

Tujuan yang telah di dapat dari berbagai literatur, dapat disimpulkan bahwa tujuan secara umum adalah menyediakan

22


(31)

informasi yang dapat membantu pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Sedangkan tujuan khususnya adalah membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung.

2. Fungsi Perpustakaan Khusus, yaitu:

Fungsi utama perpustakaan khusus adalah menyediakan informasi guna membantu tujuan badan induknya.23

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan khusus mempunyai fungsi, antara lain menjadi pusat referensi bagi para karyawan maupun anggota dari instansi atau lembaga yang bersangkutan; menjadi pusat penelitian bagi petugas dari instansi atau lembaga yang bersangkutan; dan menjadi sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan.24

Sementara itu pendapat lainnya mengenai fungsi perpustakaan khusus antara lain mengumpulkan terbitan yang ada di dalam organisasi; selalu mengikuti perkembangan minat dan kebutuhan terhadap terbitan; mengaulas terbitan baru, memilih, dan memesan terbitan penting; dan memesan langsung ke penerbit.

Fungsi perpustakaan khusus tingkat menengah adalah mengetahui perkembangan kebutuhan informasi organisasi dan menyeleksi bahan untuk mengatisipasi permintaan yang benar-benar diperlukan;

23

J. W Nainggolan, Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran Departemen dalam Negeri, (Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992) h.1

24


(32)

memesan terbitan pada agen buku, majalah, dan terbitan pemerintah; mengadakan koleksi khusus seperti paten, laporan internal, peta, dan gambar. Membuat dan memelihara file order lengkap dengan prosedur tindak lanjut dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia; mengulas koleksi perpustakaan; dan menyiapkan sistem reguler untuk mengevaluasi publikasi dengan orang yang berwewenang dalam organisasi.

Fungsi maksimal perpustakaan khusus, yaitu secara berkala mengadakan riset formal tentang kebutuhan pemustaka; membuat kontak dengan ara ahli dan agen publikasi luar biasa yang tidak dipulikasikan, asing; menambahkan koleksi khusus misalnya katalog perkembangan eksekutif, cetak komputer, dan arsip organisasi. mengevaluasi dan memilih pangkalan data komputer sesuai dengan kepentingan organisasi.25

Selain itu ada yang menerangkan fungsi dari perpustakaan khusus adalah sebagai berikut:

Fungsi perpustakaan khusus adalah mendukung badan induknya. Dengan demikian sebagian besar perpustakaan khusus hanya terbuka atau digunakan para pemakai yang berasal atau bekerja di instansi atau badan yang bersangkutan. Di samping itu koleksi bahan pustaka dan informasi perpustakaan khusus adalah berkaitan dengan bidang cakupan instansi tersebut.26

25

Janet L. Ahrensfeld, Special Libraries a guide for management, (New York : Special Library Association, 1981) h. 8, 9.

26

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.19


(33)

Fungsi perpustakaan khusus dalam buku lainnya adalah sebagai berikut, perpustakaan khusus berfungsi untuk menyimpan, menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.27

Dari beberapa fungsi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan fungsi perpustakaan, yaitu untuk mendukung badan induknya dan fungsi lainnya untuk menyimpan, menyediakan dan menyebarkan informasi secara cepat kepada pengguna perpustakaan.

C. Promosi

Promosi adalah hal penting yang perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan calon pengguna. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan adalah dapat di lihat dari tingkat kunjungan pengguna dan pemanfaatan informasi (koleksi) oleh pengguna. Hal yang penting yang harus dipikirkan adalah dukungan dari manajemen, karena promosi mestinya termasuk dalam anggaran perpustakaan dan terintegrasi ke dalam proses perencanaan perpustakaan.28

Promosi perpustakaan adalah serangkaian kegiatan perpustakaan yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas, dan produk / layanan yang disediakan.29

27http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen_Perpus

takaan_Khusus.pdf, 31/07/10

28

http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaan-khusus?start=1, 30/07/10

29

http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-0-31, 30/07/10


(34)

Pengertian promosi perpustakaan yang lainnya adalah kegiatan pengenalan sosialisasi mengenai seluk beluk dunia perpustakaan.30

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian promosi perpustakaan adalah usaha memperkenalkan dan membujuk pengguna perpustakaan, agar masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.

1. Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus

Dewasa ini perpustakaan sesungguhnya dapat dikatakan dalam keadaan yang sama dengan organisasi atau lembaga lain yang tujuan utamanya adalah mencari laba. Perpustakaan saat ini agar dapat meningkatkan layanannya dituntut untuk memasarkan jasa-jasa atau produk yang mereka hasilkan. Kini semakin banyak pusat informasi komersial bermunculan. Kemunculan lembaga-lembaga itu dapat menjadi saingan bagi perpustakaan. Selain itu industri rekreasi semakin bertambah. Media lain seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin ramai. Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak memakai perpustakaan.

Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat akan mengenal perpustakaan dan akhirnya mereka menjadi pemakai yang giat.

Pada artikel Blaise Cronin berkata bahwa dengan adanya pemasaran dan promosi yang baik perpustakaan akan meraih setidaknya tiga hal yaitu

30

http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosi-perpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-pada-perpustakaan/, 30/07/10


(35)

menambah kepuasan pemakai, meperkuat atau memperlancar bertambahnya dana, dan meningkatkan kepuasan pustakawan.31

2. Pendidikan Pemakai Perpustakaan

Promosi perpustakaan salah satu kegiatan promosi perpustakaan adalah pendidikan pemakai. Pendidikan pemakai merupakan salah satu jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan untuk dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan pemakai secara cepat dan tepat.32

a. Kegiatan Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di perpustakaan.

Tujuan pendidikan pemakai adalah :

a) Meningkatkan keterampilan pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumberdaya perpustakaan secara mandiri;

b) Membekali pemakai dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subyek tertentu;

c) Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya dan layanan perpustakaan;

d) Mempromosikan layanan perpustakaan;

31

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 23, 24

32


(36)

e) Menyiapkan pemakai agar dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK.33

b. Literasi Informasi

Pengertian literasi informasi dari American Library Association (ALA) : ”Information literacyis a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”.

Artinya literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis.34

Pengertian lainnya mengenai literasi informasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, memahami bagaimana informasi diorganisasikan, mengidentifikasi sumber-sumber informasi terbaik untuk kebutuhan tertentu, mencari sumber-sumber, mengevaluasi sumber-sumber kritis, dan berbagai informasi.35

Promosi perpustakaan selain layanan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan. Promosi perpustakaan juga dapat memberikan pendidikan pemakai dan literasi informasi agar para pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki perpustakaan dan pengguna perpustakaan mudah dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.

33

http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf, 28/07/10

34

http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-and-information-iiteracy-skills/, 28/07/10

35


(37)

3. Promosi Perpustakaan

Dewasa ini berbagai jenis perpustakaan di Indonesia semakin berkembang, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun masih ada segolongan masyarakat yang belum mengenal perpustakaan sehingga mereka belum dapat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Oleh karena itu, pembinaan promosi atau pemasyarakatan perpustakaan harus ditingkatkan, sebagai bagian integral dari pembinaan perpustakaan secara keseluruhan. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai publikasi 36, antara lain:

a. Cara-cara promosi perpustakaan

Pengguna perpustakaan terdiri dari berbagai individu yang berbeda. Bentuk promosi juga harus disesuaikan karena adanya perbedaan latar belakang budaya dan pendidikan. Hal tersebut akan mempengaruhi penerimaan dan reaksi dari promosi yang disampaikan. Edinger mengemukakan tiga pendekatan untuk memasarkan dan mempromosikan informasi yaitu:

1) Melalui iklan;

2) Melalui kontak pribadi;

3) Melalui penciptaan suasana (atmospheric)37

Secara umum cara-cara promosi yang selama ini dilakukan di perpustakaan, yaitu:

a) Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya;

36

Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 42

37

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 28


(38)

b) Memamerkan bahan bacaan atau koleksi yang menarik; c) Memperdengarkan lagu-lagu;

d) Memutar film dan bahan pandang dengar;

1) Bercerita mengenai kejadian, mengenai isi buku, mengenai bahan pandang dengar yang disajikan dan sebagainya;

2) Memberi pengarahan dan penjelasan tentang cara menggunakan perpustakaan, fasilitas, dan alat peraga yang ada;

3) Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang terdapat dalam perpustakaan;

4) Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan. Promosi jasa layanan perpustakaan dengan kontak pribadi biasanya lebih berhasil di perpustakaan khusus. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hall di Inggris menunjukan bahwa promosi yang paling efektif adalah promosi melalui pesan dari mulut ke mulut. Ternyata hasil yang sama juga terjadi setelah dilakukan penelitian di Amerika Serikat. Pada penelitian yang terakhir ini menggunakan pesawat telepon merupakan media yang paling efektif, dalam mempromosikan layanan promosi.38

Beberapa bentuk atau media promosi yang biasa digunakan oleh organisasi antara lain adalah:

a) Publikasi dan Iklan

Publikasi adalah perangsangan non-personal agar ada permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai

38


(39)

hal di media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio, televisi dan sebagainya.39

Sedangkan iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar. Iklan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Dapat melalui media cetak atau elektronik. 40

Perbedaan antara iklan dan publikasi, promosi melalui iklan memang menggunakan biaya, tetapi pemasang iklan biasa bisa mengendalikan apa yang dikatakan, bagaimana menyampaikannya, kepada siapa iklan itu akan ditempatkan, baik dalam penerbitan cetak maupun noncetak, dan frekuensi pemasangan iklan juga dapat dikendalikan oleh pemasang iklan. Sedangkan publikasi sebaliknya tidak memungkinkan pengendalian hal-hal yang dicakup oleh iklan. Biasanya, publikasi akan ditinjau oleh penyunting berita, dan yang bersangkutan dapat memutuskan apakah seluruh berita akan digunakan, atau hanya sebagian saja, ataupun tidak dipilih sama sekali sebagai berita. Meskipun demikian, publikasi mempunyai beberapa keunggulan sehingga merupakan investasi yang baik. Publikasi ditempatkan sebagai berita dan bukan di ruang iklan. Penempatan ini memberikan kesan bahwa informasi dalam berita mengenai produk dan jasa itu lebih

39

Ibid., h. 29

40

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 29, 30


(40)

objektif dibandingkan dengan iklan yang dianggap mempromosikan diri sendiri. 41

b) Kontak Perorangan

Promosi secara kontak perorang dilakukan melalui pertemuan langsung. Promosi dengan kontak perorangan ternyata merupakan sarana yang lebih ampuh daripada sarana atau promosi lainnya seperti iklan dan publikasi. Bellardo dan Waldhart melaporkan bahwa penelitian mengenai efektivitas teknik-teknik promosi dan komunikasi di bidang perpustakaan dan informasi telah membuktikan bahwa kontak perorangan dari mulut ke mulut merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dan dalam menarik minat pengguna perpustakaan.42

Menurut Kotler fungsi kontak perorangan dapat diuraikan seperti berikut:

1) Menjual. Artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru;

2) Memberi layanan. Dengan kontak perorangan, organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen; 3) Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi di antara

konsumen dan juga antara pesaing-pesaing organisasi.43

41

Ibid, h. 29

42

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 30

43


(41)

c) Souvenir atau Hadiah

Souvenir atau hadiah sering disebut dengan cenderamata dan biasanya souvenir ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang datang berkunjung ke perpustakaan tersebut, dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran tersebut. Dan biasanya souvenir ini tertuliskan nama lembaga tersebut dengan maksud dapat menjadi salah satu sarana promosi perpustakaan.

Dari pemaparan cara-cara promosi diatas dapat disimpulkan, cara-cara promosi yang lebih efektif adalah kontak perorangan. Cara ini lebih ampuh dalam menyebarluaskan informasi karena langsung bertatapan dengan pengguna perpustakaan.

b. Sarana Promosi Perpustakaan

Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik.

1) Sarana promosi dalam bentuk tercetak a) Brosur, Poster, dan Leaflets

Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh konsumen atau pengguna. Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan dianggap tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu pembuatanya cukup mudah. Banyak sekali


(42)

informasi yang ada di perpustakaan yang perlu disampaikan kepada pengguna. Brosur bisa lebih banyak memberikan informasi mengenai kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang dimiliki. Bahkan dengan brosur kita bisa menyebarluaskan informasi yang bersifat teknis.44

Sedangkan poster adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau ukuran A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang suatu hal yang disajikan secara menarik. Dasar ide pembuatan poster adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat pengguna secara efektif, mudah dan murah. Poster yang paling efektif adalah poster yang di rancang untuk sekilas segera menarik perhatian atau mencuri pandangan orang yang lewat di depan poster tersebut, sekaligus memberi pesan atau informasi secara ringkas.45

Untuk selebaran atau leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.46

44

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 72

45

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 80

46

Onung Uchjana Effendy, ”Kamus Komunikasi,” artikel ini diakses pada 4 November 2010 darihttp://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/


(43)

Sarana promosi seperti brosur, leaflet dan poster adalah sarana promosi dalam media tercetak yang sering digunakan perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi. Sarana promosi brosur hampir sama dengan leaflet karena terbuat dari lembaran kertas yang mengandung pesan dan dibagikan kepada pengguna perpustakaan. Sedangkan untuk poster ukurannya lebih besar dibandingkan brosur dan leaflet dan poster dirancang untuk sekilas menarik perhatian, karena poster biasanya ditempatkan pada tempat umum dimana orang sering melawati tempat tersebut. Poster juga berisi pesan atau informasi secara singkat dan padat. Diantara ketiga jenis media tercetak ini yang paling efektif adalah brosur.

b) Flyer

Flyer merupakan bahan promosi yang terdiri dari satu lembar yang mengandung informasi dari dua sisi depan dan belakang. Informasi yang dimuat dalam flyer ini berupa layanan dan hasil kreatif lain dari suatu perpustakaan. Oleh karena itu, sarana ini sangat sesuai dalam membantu pustakawan dalam melakukan kegiatan promosi.47

c) Map Khusus Perpustakaan

Paket promosi lain yang dapat dibuat adalah sebuah map dengan cetakan khusus berlogo perpustakaan. Map ini dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dari map biasa. Di

47

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 178.


(44)

dalam map ini dapat dimasukkan paket-paket promosi yang telah dibuat, misalnya beberapa brosur, pembatas buku, dan sebagainya. Kumpulan sarana promosi ini dapat dikemas menjadi satu paket dan diberikan kepada orang-orang tertentu.48

d) Newsletter

News-letter adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang ditulis dengan gaya tidak formal. News-letter sering disebut ’majalah internal’ atau home journal. Biasanaya news-letter ini hanya diperuntukan kepada pembaca internal. Namun dewasa ini banyak pula terbitan yang tergolong news-letter dan memang diberi judul seperti itu tetapi disebarkan secara luas kepada umum. Semua jenis terbitan ringkas yang berisi informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau layanannya dengan gaya penulisan dan penerbitan tidak terlalu formal untuk disebarkan kepada kalangan tertentu. Penampilan news-latter dan tulisan di dalamnya sangat mempengaruhi tercapainya tujuan. News-letter perlu ringkas dan informasinya harus dirasakan bermanfaat bagi orang-orang yang akan membacanya.49

48

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006),h. 80

49


(45)

e) Laporan Tahunan

Laporan tahunan merupakan suatu dokumentasi yang menjabarkan secara ringkas tentang hasil kegiatan dan status keuangan suatu organisasi atau lembaga selama setahun berlalu dan memberikan kerangka rencana untuk masa yang akan datang.50

f) Pembatas Buku (Bookmark)

Pembatas buku adalah suatu benda yang digunakan untuk memberi tanda pembatas pada halaman-halaman sebuah buku. Pembatas buku atau yang dikenal sebagai bookmark dapat digunakan sebagai media promosi di perpustakaan. Pembuatan pembatas buku berlogo perpustakaan akan sangat mempengaruhi citra dan sosok perpustakaan di hati pengguna kepada pengunjung potensial maka akan meningkatkan ingatan pengguna kepada perpustakaan yang akan mendorong mereka berkunjung ke perpustakaan. 51

g) Buku Panduan Perpustakaan

Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala sesuatu yang mengenai perpustakaan. Mulai dari sejarah dan latar belakang pendirian perpustakaan, misi dan tujuan, organisasi, lembaga induk, koleksi, dan layanan, fasilitas, lokasi, dan cabang-cabangnya, staf pengelola dan struktur

50

Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 178, 179

51


(46)

organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi, nama dan alamat resmi, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk pengguna.52

Dari beberapa cara promosi dalam bentuk media tercetak yang cukup efektif untuk melakukan kontak dengan pengguna adalah poster, biasanya poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan yang ada di perpustakaan tersebut dan dapat menyampaikan pesan kepada pengguna perpustakaan. Selain itu brosur merupakan sarana promosi perpustakaan yang cukup efektif karena dapat memuat informasi yang cukup banyak dan tidak memerlukan biaya yang cukup besar.

2) Promosi dalam Bentuk Kegiatan Perpustakaan

Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna. Prinsip dan ide dasar dari bentuk kegiatan apapun yang diadakan perpustakaan adalah bagaimana agar pengguna dan calon pengguna dapat dirangsang dan ditingkatkan minatnya untuk datang ke perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada. Kegiatan dapat bersifat formal

52


(47)

dan tidak formal.53 Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pameran Perpustakaan, Ceramah dan Seminar

Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna. Kegiatan pameran perpustakaan dimaksudkan untuk menampilkan apa yang dimiliki perpustakaan dan apa yang dilayankan perpustakaan. Pada prinsipnya pameran tidak saja menginformasikan secara tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan dilayankan perpustakaan langsung kepada pengguna.54

Pameran memiliki dua tujuan, yaitu

1) Untuk menarik perhatian pengguna atau calon pengguna;

2) Untuk menunjukan layanan atau apapun yang dimiliki perpustakaan menarik untuk mereka.55

Penyelenggaraan pameran seperti pameran buku merupakan salah satu langkah awal bagi penerbit atau perpustakaan untuk memotivasi halayak atau publik tentang produk atau koleksi yang diterbitkannya atau yang

53

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 109

54

Ibid, h. 178.

55

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006),h. 110


(48)

dimilikinya. Perpustakaan dapat memperkenalkan atau mempromosikan sebagian koleksi terbarunya atau produk-produknya yang dihasilkan selama dalam jangka waktu tertentu. Selain itu aktivitas dan jasa-jasa yang telah, sedang dan yang akan dilakukannya dapat diketahui masyarakat.56

Sedangkan ceramah adalah suatu kegiatan yang terdiri beberapa orang yang berbicara di depan dan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik atau tema tertentu. Biasanya pembicaranya bersifat formal. Lain halnya dengan seminar, seminar adalah suatu forum atau kegiatan yang dilakuakan untuk mengkaji suatu topik pada suatu waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih orang berceramah dan sejumlah orang lain sebagai peserta. Pada umumnya suatu seminar berlangsung proses yang diatur secara rapih dengan aturan-aturan tertentu. Biasanya terjadi diskusi antara peserta dengan penceramah setelah materi ceramah disampaikan. Kegiatan ceramah ini diadakan dengan tujuan untuk mempromosikan layanan perpustakaan. Disamping itu, perpustakaan dapat melakukan apa yang disebut sebagai proses pendidikan pemakai. Dengan demikian perpustakaan dapat membimbing pengguna atau calon

56

Mulkan Ahmad, ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan,” JKDMM, XV, no. 1-2, 1999: h. 2


(49)

pengguna bagaimana menggunakan perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada.57

b) Bazar

Bazar adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dan digunakan untuk tujuan promosi perpustakaan. Bazar adalah suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual-beli. Tujuan utama diadakan bazar, diharapkan semakin banyak orang yang mengetahui keberadaan dan berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.58

c) Kalender Perpustakaan

Penerbitan kalender khusus merupakan upaya yang sangat menarik sebagai salah satu media promosi perpustakaan. Perpustakaan tentunya dapat menggunakan cara ini untuk promosi perpustakaan secara umum. Kalender merupakan suatu sarana mempromosikan keberadaan perpustakaan secara umum. Jadi bukan mempromosikan layanan atau kegiatan tertentu.59

d) Wisata Perpustakaan (Library Tour)

Bentuk kegiatan jenis ini yaitu mengajak serombongan orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat sudut di

57

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 116, 117

58

Ibid., h. 126

59


(50)

perpustakaan bahwa di sana ada petugas perpustakaan yang memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara menggunakan fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka. Melalui kegiatan wisata perpustakaan diharapkan pengguna dapat mengetahui secara langsung apa yang dimiliki perpustakaan yang bermanfaat bagi mereka dan bagaimana menggunakanya. Wisata perpustakaan tidak hanya dilakukan dengan berkeliling perpustakaan jika ada tamu atau rombongan tamu perpustakaan, tetapi memang merupakan program yang dirancang secara khusus oleh perpustakaan. Biasanya pesertanya adalah perpustakaan sekolah. Jadi kegiatan ini diadakan khusus untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak pada perpustakaan. Kegiatan wisata perpustakaan ini akan memberi dampak positif kepada anak-anak. Dalam jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada pola prilaku mencari informasi di perpustakaan. 60

e) Temu Penulis

Temu penulis juga dapat dijadikan salah satu kegiatan promosi perpustakaan, dengan diadakannya kegiatan temu penulis masyarakat mengetahui fasilitas dan koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut.

60


(51)

f) Launching Buku

Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu sarana untuk promosi perpustakaan. Biasanya sebelum diadakannya kegiatan ini dilakukan promosi agar masyarakat mengetahui tempat diadakannya kegiatan tersebut. Dan dengan diadakannya kegiatan tersebut membuat masyarakat tahu akan keberadaan perpustakaan tersebut berada.

g) Diskusi

Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Biasanya dalam diskusi para peserta mencari penyelesaian suatu masalah, minimal mereka mengajukan usul atau ide yang mungkin bisa menyelesaikan masalah yang mereka diskusikan.61

Sedangkan pengertian lainnya diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.62

61

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), h. 334

62


(52)

Dari beberapa bentuk kegiatan promosi perpustakaan diatas salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian orang akan keberadaan perpustakaan adalah pameran perpustakaan. Pameran dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan diantara pengguna dan calon pengguna perpustakaan.

3) Promosi dalam Bentuk Media Elektronik

a) Media Elektronik

Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk melalui media, seperti televisi (talk show), radio dan ulasan-ulasan tentang perpustakaan di suatu kolom di surat kabar.63

b) Internet

Kegiatan mencari informasi melalui internet akan menjadi lebih cepat dan lebih baik, karena adanya konektifitas ke informasi yang berhubungan (hyperlink). Dalam hitungan detik dapat mencapai informasi di tempat lain yang berjarak ribuan kilometer. Bahkan surat kabar, majalah dan buku tersedia di internet dalam bentuk elektronik.64 Perpustakaan dapat memanfaatkan internet tersebut untuk media promosi

63

Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 184.

64

Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 5. 28


(53)

perpustakaan dengan menyediakan koleksi perpustakaan dalam bentuk elektronik, agar dapat diakses masyarakat tanpa harus datang ke perpustakaan tersebut.

c) Website

Website adalah kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks, gambar, dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian yang saling terkait antara satu page dan page yang lain, yang sering disebut sebagai hyperlink.65

Website dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan, dengan mendesain website perpustakaan memungkinkan pustakawan menempatkan pesan promosi perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi atau informasi penting lainnya yang diadakan untuk dapat dinikmati oleh siapa saja, dimana saja di internet. Keefektifannya dalam menyebarkan informasi tidak diragukan lagi.66

Pusat-pusat informasi yang digunakan dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan, yaitu: blog, RSS feeds (seperti

65

http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_ Websitehtml, 22/09/10

66


(54)

untuk buku-buku baru), mindmap, sharepoint, dan jaringan sosial (seperti linkendln, facebook).67

Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain.68

Facebook dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk media elektronik. Biasanya facebook tidak dibuat secara resmi oleh suatu lembaga perpustakaan untuk melakukan kegiatan promosi, tetapi dibuat oleh para pustakawan dan staf. Dalam hal ini dapat disimpulkan promosi dapat dilakukan dengan sarana apapun dan semua pustakawan atau staf dapat membantu melakukan kegiatan promosi perpustakaan.

d) E-mail

E-mail adalah surat melalui media elektronik.Sebenarnya e-mail merupakan singkatan dari “Electronic mail”. Melalui email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet.69

67

http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketing-techniques/11586322-1.html, 22/09/10

68

http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-dan-artikel-

jasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-design-murah/35-komputer-dan-internet/113-face-book-adalah-definisi-facebook, 22/09/10

69


(55)

Pengertian lainnya e-mail adalah sebuah sarana untuk menyampaikan pesan (seperti halnya surat, pengumuman, atau laporan) yang ditransfer atau dikirim oleh seseorang kepada orang lain melalui jaringan komputer. Promosi dengan sarana ini relatif lebih murah dan cepat dan memungkinkan terciptanya komunikasi yang lebih efektif dan efesien dibanding surat biasa maupun telepon atau faksimile.70

e) Memutar Film atau Video

Memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan termasuk cara yang cukup tepat dan menarik untuk mempromosikan perpustakaan. Dewasa ini banyak beragam judul video tentang penggunaan perpustakaan. Promosi perpustakaan dengan pemutaran video perpustakaan selain unik juga menyenangkan bagi yang menonton. Video seperti ini dapat disajikan pada rombongan tamu yang berkunjung ke perpustakaan.71

Berbagai sarana yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, seperti brosur, poster, flayer, map khusus perpustakaan, news latter, laporan tahunan, pembatas buku, dan buku panduan perpustakaan, dari berbagai sarana tercetak cara yang dianggap paling murah dan praktis untuk melakukan promosi adalah dengan cara mencetak dan menyebarkan brosur perpustakaan.

70

Akhmad Syaikhu, “Layanan Informasi Berbasis E-mail,” Jurnal Perpustakaan Pertanian, vol 11, no. 1, 2002, h. 15

71


(56)

Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan dianggap tidak memerlukan biaya yang besar, pembuatannya pun cukup mudah, dan bahannya mudah ditemukan.

Selain brosur ada media lain yang juga cukup efektif untuk melakukan kontak dengan pengguna perpustakaan adalah poster. Poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan baru atau suatu kegiatan, menekankan dan menonjolakan layanan lama. Poster yang efektif adalah poster yang dirancang untuk sekilas segera menarik perhatian, sekaligus memberi pesan atau informasi secara ringkas.

Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan seperti, pameran, ceramah, seminar, bazar, kalender perpustakaan, wisata perpustakaan, temu penulis, launching buku, dan diskusi, dari berbagai promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang cukup efektif adalah pameran karena mempublikasikan keberadaan perpustakaan di antara pengguna dan calon pengguna. Penyelenggarakan pameran dimaksudkan untuk menampilkan secara fisik dan visual yang dimiliki dan dilayankan perpustakaan.

Sedangkan sarana promosi perpustakaan dalam media elektronik seperti, media, website, email dan memutar film atau video. Dalam bentuk elektronik ini yang paling efektif adalah dengan cara memutar film atau video, karena cara ini cukup tepat dan menarik. Selain untuk memperkenalkan layanan dan


(57)

fasilitas yang ada di perpustakaan dan juga menjadi pelatihan untuk pendidikan pemakai perpustakaan.

D. Kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi perpustakaan

Pada dasarnya usaha-usaha untuk membuat perpustakaan berhasil dalam kegiatan pemasaran dan promosi layanan mendapat kendala yang berasal dari dalam dan luar perpustakaan.

1) Kendala dari dalam Perpustakaan

Ada beberapa kendala yang sebenarnya berasal dalam perpustakaan. Baik itu berasal dari dalam perpustakaan maupun dari pustakawan sendiri. Oleh karena kendala ini berasal dari dalam perpustakaan, maka peluang besar kendala itu dapat ditanggulangi sendiri oleh perpustakaan atau pustakawan. Kendala-kendala itu antara lain adalah:

a) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran;

b) Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanyalah sebuah gudang buku;

c) Kurang memadainya gedung perpustakaan;

d) Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan baru;

e) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan.


(58)

2) Kendala dari Luar Perpustakaan

Kendala ini berasal dari luar, karena itu pustakawan harus dapat bekerja keras dan meningkatkan profesionalisme untuk dapat menanggulangi kendala yang ada. Kendala tersebut adalah sebagai berikut:

a) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan perpustakaan;

b) Lemahnya manajemen organisasi;

c) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan.72

Dalam literatur lainya pelaksanaan kegiatan promosi, seringkali perpustakaan dihadapkan dengan berbagai kendala, diantaranya :

1) Perpustakaan kurang mampu meningkatkan kuantitas dan

kualitas layanan.

Keterbatasan sumberdaya yang ada di perpustakaan menyebabkan perpustakaan kurang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan. Padahal kuantitas dan kualitas layanan merupakan "produk" andalan dalam promosi perpustakaan. Keterbatasan sumberdaya umumnya disebabkan minimnya anggaran pengembangan perpustakaan. Disamping itu keterbatasan keterampilan dan pengetahuan dari staf perpustakaan yang ada kurang mendukung terciptanya profesionalisme dalam

72

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 58


(59)

melaksanakan tugas-tugas kepustakawanan, sehingga berakibat layanan perpustakaan tidak bisa dilaksanakan secara optimal.

2) Lokasi kurang strategis dan gedung kurang representatif

Salah satu unsur yang menunjang keberhasilan perpustakaan adalah fasilitas gedung, baik ditinjau dari segi luas, tata ruang, lokasi dan sebagainya.

3) Masyarakat akademis belum memandang secara benar

terhadap tugas, fungsi dan peranan perpustakaan.

Hambatan dalam promosi perpustakaan bukan hanya dari pihak penyelenggara perpustakaan saja tetapi sebaliknya juga dari pihak pemakai. Meskipun untuk mendapatkan jasa layanan informasi tidak diperlukan banyak biaya bahkan ada yang tidak sama sekali, tetapi minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas dan layanan perpustakaan masih kurang.73

Dalam pemaparan diatas mengenai kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan dapat disimpulkan, kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam dan luar perpustakaan. Kendala dari dalam seperti terbatasnya sumberdaya manusia di perpustakaan tersebut dan untuk kendala dari luar seperti lokasi yang kurang strategis dls.

73


(60)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

A. Sejarah Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis perpustakaan yang di bentuk oleh lembaga (swasta atau pemerintahan) yang mempunyai misi bidang tertentu dengan memenuhi kebutuhan dilingkungannya.74

Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan salah satu perpustakaan khusus. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional diresmikan pada Hari Senin 29 November 2004 oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MA,. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang bertempat di kantor Kementerian Pendidikan Nasional Gedung A lantai 1 di Jl. Sudirman, Jakarta Selatan.

Setelah diresmikan pada tanggal 29 November 2004, Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dapat di akses oleh khalayak umum. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini menghadirkan suatu konsep perpustakaan umum yang modern di Jakarta. Sehingga perpustakaan ini merupakan perpustakaan khusus yang berada di lingkungan Kementerian Perndidikan Nasional namun terbuka untuk umum.

Perpustakaan ini tidak hanya sebagai tempat membaca dan meminjam buku, akan teteapi juga sebagai pusat ilmu pengetahuan dan

74

Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1999) h. 1.5


(61)

pembelajaran, sarana berinteraksi antar sesama anggota, dan tempat kegiatan komunitas.75 Perpustakaan ini di bangun sebagai perpustakaan model yang dijadikan acuan pengelolaan perpustakaan yang memberikan pelayanan optimal pada masyarakat.76 Pelayanan merupakan faktor terpenting dalam suatu perpustakaan. Jika layanan di perpustakaan tersebut optimal, banyak masyarakat akan memanfaatkan perpustakaan tersebut untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Perpustakaan kementerian Pendidikan Nasional telah mengalami perluasan dari 800 m2 menjadi 1500 m2. Peresmian perrluasan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Oktober 2009. Perluasan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini selain untuk kenyamanan pengunjung perpustakaan, juga untuk ruang jurnal online, koleksi terbitan berkala, seperti jurnal, koran, dan majalah dan untuk ruangan kelas dan ruang untuk melaksanakan kegiatan yang diadakan perpustakaan.

B. Visi dan Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

Setiap lembaga atau departemen (pemerintahan atau swasta) memiliki visi dan misi, begitu juga dengan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini termasuk dalam jenis perpustakaan khusus yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai dilingkungannya. Perpustakaan ini berada di bawah naungan Kementerian

75

Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI

76 Ibid


(62)

Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:

Menjadi perpustakaan yang nyaman dan berorientasi kepada pemustaka serta menunjang Kementerian Pendidikan Nasional dalam mewujudkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif.

2. Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:

a. Menjadikan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai model acuan bagi pengembangan perpustakaan pendidikan. b. Mendorong kegiatan pembelajaran seumur hidup dan menyediakan

akses informasi termutakhir bagi pengguna.

c. Mewujudkan sistem manajemen perpustakaan yang efisien, efektif, dan profesional.

d. Menyediakan layanan perpustakaan yang berorientasi pada pelanggan.

e. Menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. f. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kualitas

layanan perpustakaan yang lebih baik dan beragam.

g. Menjadikan perpustakaan sebagai agen perubahan budaya dan sosial masyarakat.

3. Moto Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu:


(63)

C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasioanal

Setiap perpustakaan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda untuk memajukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna dilingkungannya. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:

Adapun rincian tugas dari sub bidang Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penyusunan program kerja sub bidang;

2. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan bahan pustaka; 3. Melakukan pencatatan dan registrasi bahan pustaka; 4. Melakukan kodefikasi bahan pustaka;

5. Melakukan pemberian layanan peminjaman bahan pustaka; 6. Melakukan penataan dan pemeliharaan bahan pustaka;

7. Melakukan kegiatan bedah buku, pustaka, dan pemutaran dokumentasi film dan lain-lain;

8. Melakukan pengembangan kepustakaan melalui berbagai kegiatan; 9. Melakukan penyiapan bahan fasilitas pengelolaan perpustakaan di

lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional;

10.Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen sub bidang; 11.Melakukan penyusunan laporan sub bidang.

D. Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional secara struktural berada di bawah Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat


(64)

Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional, yang mempunyai tugas melaksanakan pengolahan dan pengembangan perpustakaan dalam bidang layanan masyarakat dan pendokumentasian kebijakan departemen. Sub bidang perpustakaan terdiri atas pelayanan perpustakaan, yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan serta pengembangan perpustakaan departemen, dokumentasi, dan teknis perpustakaan, mempunyai tugas melaksanakan teknis perpustakaan dan pendokumentasian bahan kebijakan departemen. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 01

Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

Sub. Bidang

Perpustakaan

Divisi Koleksi Divisi Kerjasama Divisi Layanan Sirku-lasi Pend-ukung Divisi Database Dan Otomasi Perpustakaan Koleksi Periodicals Refer-ensi Divisi Keanggotaan Dan Overdue Koleksi Buku dan AV


(65)

E. Jenis Layanan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional

Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menerapkan sistem layanan terbuka, artinya pengguna dapat mencari dan memilih sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini adalah perpustakaan khusus karena berada di bawah naungan suatu lembaga atau departemen, tetapi perpustakaan ini juga dibuka untuk umum. Oleh karena itu perpustakaan ini memiliki koleksi yang subjeknya untuk pengguna dalam lembaga tersebut dan masyarakat umum.

Perpustakaan ini memiliki koleksi yang disediakan untuk membantu lembaga yang dinaunginya, tentu yang subjeknya pendidikan. Memang subjek ini lebih banyak dibandingkan subjek lainnya. Ada juga bahan pustaka yang dikeluarkan oleh lembaga Kementrian Pendidikan Nasional dan ada pula yang di peroleh melalui membeli, hadiah, dan tukar menukar. Koleksi Perpustakaan Kementarian Pendidikan Nasional ini untuk menunjang lembaga induknya. Selain buku ada juga koleksi lainnya,seperti jurnal dan koleksi referensi lainnya.

Adapun jenis jasa layanan informasi yang tersedia di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai berikut:

1. Layanan Sirkulasi yaitu kegiatan layanan sehari-hari yang ada di perpustakaan. Meliputi kegiatan seperti, peminjaman bahan pustaka, pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka. Pada layanan sirkulasi pengguna akan dilayani oleh staf perpustakaan dengan bantuan komputer.


(1)

2. Diharapkan kepada staf Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional untuk dapat memaksimalkan media promosi dengan berbagai cara atau media promosi dalam bentuk tercetak, kegiatan perpustakaan dan media elektronik untuk dapat mempromosikan perpustakaan.

3. Diharapkan promosi perpustakaan dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan secara berkala dan menyeluruh.

4. Diharapkan kebijakan dan dana yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan dapat sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mulkan dan Junaidi. ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan.” JKDMM, XV, no. 1-2, (1999): h. 2.

Ahrensfeld, Janet L. Special Libraries a guide for management. New York: Special Library Association, 1981.

Darmono. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007.

Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa, Ed. 4 Jakarta: Gramedia, 2008.

Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990.

Fahri, Em Zul dan Aprilia Senja, Ratu. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. [T.tp]: Difa Publisher, [t.t].

Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990.

Martoatmojo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001

Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.


(3)

Nainggolan, J.W. Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.

NS, Sutarno. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

---. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Natadjumena Sukarman, Rachman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.

Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Effendy, Onung Uchjana. ”Kamus Komunikasi.” Artikel diakses pada 04 November 2010 dari http://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/

Saiful Haq, Rizal, et al. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.

Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1984.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei, ed. Revisi. Jakarta: LP3ES, 1989.

Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sukarman, Rachman Natadjumena. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.


(4)

Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Suwarno, Wiji. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009.

Syaikhu, Ahmad. ”Layanan Informasi Berbasis E-mail” Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 11, no. 1 (2002): h. 15-16.

Yusuf, Pawit M, et al. Pedoman Penyelenggarakan Perpustakaan Sekola. Jakarta: Kencana, 2007.

http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen _Perpustakaan_Khusus.pdf

http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaan-khusus?start=1

http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-0-31

http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosi-

perpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-pada-perpustakaan/

http://id.wikipedia.org/wiki/perpustakaan

http://organisasi.org/definisi-pengertian-promosi-fungsi-tujuan-bauran-promosi-promotional-mix-produk

http://maroebeni.wordpress.com/2008/09/19/fungsi-promosi-dalam-pemasaran/


(5)

http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-and-information-iiteracy-skills/

http://www.webs.uidaho.edu/info_literacy/

http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi

http://elbertasia.wordpress.com/2008/11/11/pengertian-e-mail/

http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf

http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_ Websitehtml

http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketing-techniques/11586322-1.html

http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-dan- artikel-jasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-design-murah/35-komputer-dan-internet/113-face-book-adalah-definisi-facebook


(6)