dalam proses produksi berita bukan pihak yang otonom karena adanya ketidakseimbangan dan dominasi. Dalam tradisi CDA, atribut kritis dibangun
berdasarkan gagasan kritis dari sekolah Franfurt, khususnya Jurgen Habermas yang berpandangan bahwa ilmu critical science harus sampai pada refleksi diri, yakni
harus merefleksikan interes-interes awal yang menjadi dasarnya dan mengindahkan konteks historis dari interaksi yang dilibatinya
36
. Sebab itu, yang menjadi pertanyaan dalam paradigma kritis adalah siapa yang mengontrol media?, Kenapa ia mengontrol?
Keuntungan apa yang bisa diambil dengan kontrol tersebut? Kelompok mana yang tidak dominan dan menjadi objek pengontrolan?
37
2.5. Pendekatan Perubahan Sosial
Banyak pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis wacana kritis
38
. Salahsatunya adalah model pendekatan perubahan sosial Sosiocultural Change Approach yang disampaikan Norman Fairclough
39
36
P. Ari Subagyo op. cit.
yang digunakan dalam penelitian ini. Fairclough memfokuskan perhatian dengan melihat bahasa sebagai
praktik kekuasaan. Untuk melihat bagaimana bahasa membawa nilai ideologi tertentu dibutuhkan analisis secara menyeluruh. Bahasa secara sosial merupakan bentuk
37
Eriyanto op. cit. hal 24
38
Pendekatan yang dimaksud secara umum dapat dikategorikan dalam 5 lima pendekatan, yakni; 1 Analisis Bahasa Kritis Critical Linguistik yang banyak dipengaruhi oleh Haliday yang memusatkan
analisis wacana pada bahasa dan menghubungkannya dengan ideologi; 2 Analisis wacana pendekatan Prancis French Discourse Analysis disebut juga pendekatan Pecheux yang memandang bahasa dan
ideologi bertemu pada pemakaian bahasa dan naterialisasi bahasa pada ideologi; 3 Pendekatan Kognisi Sosial Social Cognitive Approach dengan tokohnya Teun A Van Dijk yang melihat faktor kognisi
sosial sebagai elemen penting dalam produksi wacana; 4 Pendekatan Perubahan Sosial Sosiocultural Change Approach dengan tokoh utamanya Norman Fairclough yang memandang wacana ssebagai
praktik sosial; 5 Pendekatan Wacana Sejarah Dicourse Historical Approahes dengan tokohnya Ruth Wodak yang melihat bahwa analisis wacana harus menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana
tentang suatu kelompok atau komunitas digambarkan. Eriyanto. op. cit. hal 14-17
39
Dalam beberapa karyanya, Fairclough menyebut bahwa teorinya merupakan gabungan dari linguistic fungsional-sistemik halliday, linguistik fowler dan teori social baru Foucoult. Uraian lengkap lihat
Anang Santoso dalam Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis,dapat diakses http:sastra.um.ac.idwp-contentuploads200910Jejak-Halliday-dalam-Linguistik-Kritis-dan-
Analisis-Wacana-Kritis-Anang-Santoso.pdf
Universitas Sumatera Utara
tindakan dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial. Sebab itu dalam model analisisnya, Fairclough mengkombinasikan tradisi analisis tekstual yang melihat
bahasa dalam ruang tertutup dengan konteks yang lebih luas
40
Analisis wacana menurut Fairclough terbagi dalam tiga dimensi yakni teks,
discourse practice dan sociocultural practise. lihat gambar 2.2 Teks dianalisis
secara linguistik dengan melihat kosakata, semantik dan tata kalimat. Selain itu juga diperhatikan koherensi dan kohesivitas yakni bagaimana kalimat atau antar kalimat
memberikan pengertian. Hal itu dianalisis untuk melihat tiga masalah yang disebut Fairclough ideasional, relasi dan identitas
. Fairclough membangun model yang mengintegrasikan analisis wacana berdasarkan linguistik dan
pemikiran sosial politik secara bersama bersama dan secara umum diintegrasikan dengan perubahan sosial. Sebab itu, model yang disampaikan Fairclough disebut
dengan model perubahan sosial social change. Titikfokus bahasa dalam analisis Fairclough sebagai praktik sosial berimplikasi terhadap dua hal. Pertama wacana
dipandang sebagai tindakan yakni ketika seseorang menggunakan bahasa merupakan sebuah tindakan sebagai bentuk representasi ketika melihat duniarealitas. Kedua
model ini mengimplikasikan adanya hubungan timbal balik antara wacana dan struktur sosial.
41
40
Ibid hal 285
. Ideasional merujuk pada representasi tertentu yang ditampilkan dalam teks yang umumnya membawa muatan ideologi
tertentu. Sedangkan relasi merujuk pada analisis bagaimana kontruksi hubungan diantara wartawan dengan pembaca. Sementara, identitas merujuk pada konstruksi
tertentu dari identitas wartawan dan pembaca, serta bagaimana personal dan identitas ditampilkan. Discourse practise merupakan dimensi yang berhubungan dengan
41
Ibid hal 286-287
Universitas Sumatera Utara
proses produksi dan konsumsi teks. Teks berita pada dasarnya dihasilkan lewat proses produksi yang berbeda. Teks berita diproduksi dalam cara yang spesifik dengan
rutinitas dan pola kerja yang terstruktur. Perbedaan pola kerja, struktur dan bentuk rutinitas yang berbeda di tiap-tiap insitusi media tentu akan menghasilkan produksi
teks yang berbeda juga. Sama halnya dengan konsumsi teks yang juga berbeda dalam konteks sosial yang berbeda juga. Konsumsi teks tersebut dapat dilakukan secara
personal maupun kolektif. Sedangkan sosciocultural practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks, seperti halnya konteks situasi, politik media,
ekonomi media, atau budaya media tertentu yang memiliki pengaruh terhadap berita yang dihasilkan. Artinya konteks yang dimaksud lebih luas luas dari praktik institusi
media dari media sendiri dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya dan politik tertentu.
Gambar 2.2. Dimensi Wacana Norman Fairclough
42
2.6. Media Massa dan Rekonstruksi Realitas Politik