menyaring dan selektif terhadap informasi yang akan disampaikannya kepada masyarakat.
4.4.2. Level Institusional
Level institusional lebih menyangkut kepada internal organisas media cetak. Persoalan ekonomi media, iklan, khalayak pembaca, persaingan antar media dan
kepemilikan media diyakini memberikan pengaruh terhadap bagaimana teks di produksi dan difahami. Level institusional yang dimaksudkan Fairclough sebagai
bagian dari analisis sociocultural practice pada dasarnya adalah upaya untuk memahami media sebagai institusi ekonomi selain media sebagai insitusi sosial
politik. UU no 40 tahun 1999 tentang Pers secara eksplisit juga menyebutkan bahwa pers nasional juga menjalankan fungsinya sebagai lembaga ekonomi. Implikasinya,
media massa modern saat ini tidak hanya menjalankan fungsinya sebagai salah satu institusi sosial politik melainkan juga sebagai institusi yang mencari keuntungan
secara financial. Persoalan kapital modal itulah yang pada akhirnya menjadikan media tidak bisa melepaskan diri dari persoalan yang muncul dalam organisasi media
yakni mencari keuntungan demi kelangsungan hidup media itu sendiri. Bagian redaksi bukanlah entitas yang otonom dalam menentukan mana berita yang akan disajikan
kepada khalayak. Ada bagian lain yang juga akan ikut menentukan, seperti bagian iklan, pembaca atau pemilik media. Dengan demikian teks yang disajikan kepada
khalayak pada intinya adalah realitas yang semu atau realitas yang disepakati bukanlah realitas yang sebenarnya.
Harian Analisa secara umum dikenal sebagai media yang selama ini menjadi konsumsi bagi kalangan pengusaha atau bisnis. Diluar konteks Pilkadasung, harian
Analisa cenderung jarang menyuguhkan berita tentang gonjang ganjing politik lokal.
Universitas Sumatera Utara
Namun mengingat pentingnya ajang Pilkadasung Medan dalam rangka menetapkan orang nomor satu di Pemko Medan, Harian Analisa berusaha menyampaikan realitas
kampanye dalam bentuk teks sebagai upaya memberikan informasi kepada khalayak sekaligus menjalankan fungsinya sebagai institusi sosial politik. Hal itu tentu tidak
bisa dilepaskan dari persaingan yang ketat antar media yang membuat Harian Analisa harus mampu mengambil posisi dalam proses pemberitaan kampanye saat
Pilkadasung Medan. Hal itu dibuktikan harian Analisa dengan menyediakan rubrik khusus dengan tim khusus untuk menghasilan berita-berita kampanye yang dianggap
memiliki news value. Meskipun tidak ada arahan dari pemilik media untuk memihak kepada salah satu calon dalam pemberitaan kampanye putaran kedua, namun realitas
yang diangkat Harian Analisa cenderung memberikan porsi yang lebih kepada pasangan calon Sofyan Tan-Nelly dibandingkan dengan pasangan Rahudman-Eldin.
Hal itu dapat dilihat dari judul 6 enam berita yang dikaji yang lebih real dan mudah difahami khalayak untuk pasangan Sofyan Tan. Termasuk juga pemberian porsi yang
besar untuk kampanye akbar pasangan Sofyan tan di Lapangan Merdeka. Seperti judul untuk berita kampanye Sofyan Tan; 1 Koordinator Tim Basis Maulana Centre,
Muazzul SH M Hum: Sesalkan Pernyataan-pernyataa yang Mendiskreditkan Sofyan Tan, 2 Sofyan Tan Bersama Penyapu Jalan, Pemko Medan Tidak Beri Jaminan
Kesehatan Penyapu Jalan, 3 Pendukung Pasangan No 10 ‘Menyemut’ di Lapangan Merdeka, Sofyan Tan Nyatakan Komitmen Siap Digantung dan Sediakan Peti Mati
Jika Korupsi. Sedangkan judul untuk berita kampanye pasangan Rahudman-Eldin, yakni 1 Rahudman Wujudkan Pembangunan Berpijak pada Tiga Prinsip, 2 Ical
Bicara Soal Anak Medan, Kader Golkar Wajib Menangkan Rahudman-Eldin, 3
Universitas Sumatera Utara
Prajaniti Siap Sukseskan Pilkada Medan Putaran II, Dukung pasangan Rahudman- Eldin.
Sementara itu, Harian Sumut Pos yang selama ini dikenal media yang konsern terhadap persoalan politik lokal menyuguhkan berita kampanye Pilkadasung Medan
sesuai dengan seleranya. Meskipun tidak ada arahan atau pemihakan terhadap salah satu calon pasangan, berita-berita yang disuguhkan Harian Sumut Pos menimbulkan
anggapan jika koran grup JPNN ini memberikan porsi yang lebih untuk menonjolkan pasangan Rahudman-Eldin. Hal itu dapat dilihat dengan tidak adanya teks berita yang
mengkonstruksi realitas kampanye akbar pasangan Sofyan Tan di Lapangan Merdeka. Malah menjadi sebuah hal yang tidak lumrah ketika foto kegiatan kampanye Sofyan
Tan di Lapangan Merdeka digunakan untuk berita foto kegiatan Sofyan Tan yang lain. Semuanya bermuara kepada kompromi dan kesepakatan yang terbentuk untuk
menentukan mana yang disampaikan dan yang tidak disampaikan. Tentunya, persoalan ekonomi media, yakni iklan dan khalayak pembaca menjadi salah satu
pertimbangan Sumut Pos untuk menetapkan news value terhadap sebuah realitas untuk disampaikan kepada publik.
4.4.3. Level Sosial