kompromi dengan pemasang iklan atau pelanggan agar sumber penghasilan media tidak terganggu dan organisasi media dapat berjalan. Pemasang iklan
tak jarang memaksakan keinginannya kepada media untuk memuat atau tidak memuat sebuah peristiwa agar kepentingan pemasang iklan di tengah-tengah
masyarakat dapat terjaga. Sedangkan pelanggan juga mampu melakukan hal yang sama dengan memaksakan sebuah tema liputan atau kepada media agar
produk dari media tetap diminati dan dicari pelanggan.
c. Pemerintah dan Lingkungan Bisnis
Pengaruh ekstramedia dari faktor pemerintah dan lingkungan bisnis ini sangat tergantung dari sistem negara dimana media berada. Dalam negara yang
otoriter tentunya peranan pemerintah sangat dominan dalam menentukan apa yang harus diberitakan dan apa yang tidak boleh diberitakan. Melawan
keinginan negara atau pemerintah bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan media itu sendiri. Tentunya kondisi yang berbeda akan dirasakan media yang
berada dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi. Campur tangan pemerintah terhadap media nyaris tidak ada, sebaliknya pengaruh yang besar
itu muncul dari lingkungan pasar dan bisnis.
2.6.5. Tingkat Ideologi
Level ideologi ini merupakan sesuatu yang abstrak tetapi memberikan pengaruh bagaimana berita terbentuk. Ideologi merupakan kerangka berfikir atau
refrensi yang digunakan seseorang untuk melihat sebuah realitas dan bagaimana menghadapi realitas tersebut. Ideologi berhubungan bagaimana seseorang menafsirkan
sebuah realitas yang ada dihadapannya. Sebagai contoh, adalah pemberitaan media tentang PKI dimana pemahaman dan refrensi komunisme dalam diri kita adalah suatu
Universitas Sumatera Utara
hal yang tidak dapat diterima karena secara ideologi kita sudah dicekoki untuk anti terhadap komunisme. Pengelola media akan menggunakan persepsi yang ada dibenak
masyarakat dalam menyikapi perkembangan isu tentang PKI dan komunisme. Contoh lain adalah pemberitaan mengenai aksi terorisme yang marak beberapa tahun
belakangan. Pengelola media menyikapi perkembangan aksi terorisme merujuk dengan konsepsi dan pemikiran masyarakat yang menganggap aksi teroris tidak dapat
diterima dan merugikan semua pihak. Dengan kata lain, pada level ini pengelola media hanya mengikuti gagasan atau ideologi yang berlaku secara umum di
masyarakat. Menurut Harsono Suwardi ada 5 lima aspek dari media massa yang membuat
dirinya penting dalam kehidupan politik. Pertama, daya jangkau coverage media massa yang sangat luas dalam menyebarkan informasi-informasi politik yang
melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis kelamin dan sosial-ekonomis-status dan perbedaan faham dan orientasi. Dengan demikian informasi politik yang
dimediasikan dapat jadi perhatian bersama diberbagai tempat dan kalangan. Kedua, kemampuan media massa dalam melipatgandakan pesan multiplier of message
dalam bentuk jumlah eksamplar media, bahkan dapat diulang sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, media massa mempunya kemampaun untuk mewacanakan sebuah
peristiwa politik sesuai dengan pandangannya masing-masing. Kemampuan dalam menentukan kebijakan redaksi itulah membuat media massa banyak diincar oleh
politisi. Keempat, fungsi agenda setting yang melekat pada media massa menjadi kelebihan media untuk memberikan atau tidak memberitakan suatu peristiwa politik.
Kelima, pemberitaan politik di satu media biasanya berkaitan dengan media lainnya hingga membentuk mata rantai informasi media as link in other chains.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian terhadap analisis isi media content analysis dengan menggunakan pendekatan kualitatif
53
melalui analisis wacana kritis critical discourse analysisCDA. Sesuai tuntutannya, analisis wacana kritis yang
menggunakan pandangan kritis menekankan pada multilevel analisis yang menghubungkan analisis pada jenjang mikro teks dengan jenjang meso dan makro
dengan mengacu kerangka analisis wacana kritis dari Fairclough
54
. lihat tabel 3.1
Tabel 3.1. Level Analisis Wacana Kritis
Dalam level analisis mikro teks peneliti akan mengumpulkan data-data dalam bentuk berita dengan melakukan analisis dengan metode analisis teks sesuai dengan
pendekatan yang dikemukakan Fairclough. Teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjek
didefenisikan. Untuk menguraikan teks dapat dilakukan analisa dengan melihat tiga
unsur yang ada dalam setiap teks lihat tabel 3.2
53
Penelitian kualitatif bertitiktolak dari paradigma fenomenologi yang objektivitasnya dibangun atas rumusan situasi tertentu dalam rangka mengembangkan konsep atau mengembangkan pemahaman dari
suatu fenomena. Lebih lengkap lihat Desayu Eka Surya dalam jurnal Penelitian Kualitatif ’Trend Baru’ di Bidang Ilmu Komunikasi, Majalah Ilmiah Unikom, Vol.5, hlm. 139—144, dapat diakses melalui
http:jurnal.unikom.ac.idvol908-desayu.pdf
54
Eryanto op. cit hal 289-326 No
Level Masalah Level Analisis
Metode Penelitian 1
Sosiocultural practise Makro
Literatur 2
Discourse practise Meso
Wawancara mendalam dengan pengelola media dan literatur
3 Text
Mikro Teks
Universitas Sumatera Utara