Lingkungan eksternal suatu perusahaan terdiri dari tiga kelompok faktor yang saling terkait satu dengan yang lainnya, Pearce dan Robinson 1987 : 57 satu, lingkungan jauh yang
terdiri dari faktor-faktor yang berasal dari luar dan biasanya tidak memandang situasi operasional sebuah perusahaan, yaitu faktor ekonomi, sosial, politik, tegnologi, dan ekologi. Dua, faktor
yang secara langsung pasar, pesaing, usaha subtitusi, dan kekuatan tawar menawar dari pembeli dan pemasok. Tiga, lingkungan operasional yang meliputi posisi persaingan, profil pelanggan,
supplier, kreditor, dan pasar tenaga kerja. Selain lima kekuatan yang membentuk persaingan dalam industri menurut porter 1992 : 32, masih terdapat suatu faktro eksternal yang cukup
penting yaitu faktor makro ekonomi, yaitu meliputi antara lain kredit, suku bunga, dan pajak. Menurut teori ekologi lingkungan eksternal organisasi adalah faktor penentu dalam
pendirian, matinya dan berubahnya suatu organisasi. Meskipin organisasi diasumsikan enggan untuk berubah, namun disisi lain organisasi juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan eksternal, yang memungkinkan organisasi tersebut bisa bertahan hidup Freeman 2003 : 34.
2.1.4 Strategi
David 2008 : 10 mengemukakan dalam bukunya, peninggalan militer yang kuat mendasari manajemen strategis. Istilah seperti tujuan, misi, kekuatan, dan kelemahan pertaman
kali diformulasikan unutk mangatasi masalah dimedan perang. Menurut kamus Webster New Wordl Dictionary, strategi adalah “seni tentang perencanaan dan pengelolaan operasi militer
skala besar, tentang pengarahan kekuatan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertemuan sesungguhnya dengan musuh. ”Kata strategi berasal dari kata yunani strategos, yang
mengacu pada jenderal militer dan dikombinasikan dengan stratus pasukan militer dan ago
Universitas Sumatera Utara
untuk mengarahkan atau memimpin sejarah manajemen strategi berawal dari militer. Tujuan utama dari strategi bisnis dan militer adalah “mendapatkan keunggulan kompetitif”.
Perbedaan fundamental antara strategi bisnis dan militer adalah bahwa strategi bisnis diformulasikan, diimplementasikan, dan di evaluasi dengan asumsi persaingan, sedangkan
strategi militer berdasarkan pada asumsi konflik. Formulasi dan implementasi strategi yang baik dapat menghadapi kelebihan lawan dalam hal jumlah dan sumber daya, David, 2008:11.
David 2008 : 13-16 mengemukakan strategi adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, maka strategi memiliki beberapa sifat Grant,
2002: pertama menyatu unified, yaitu menyatukan bagian-bagian dalam perusahaan. kedua menyeluruh comprehensive, mencakup seluruh aspek dalam perusahaan. ketiga integral
integrated, seluruh strategi akan sesuai dengan seluruh tingkatan perusahaan, bisnis, dan fungsional.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi memainkan peran penting dalam menentukan dan mempertahankan, kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Dalam
perkembangannya konsep mengenai strategi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengeruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang,
dan berorientasi ke masa depan, David, 2008 : 17. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal
yang dihadapi perusahaan. David 2008 : 18 mengemukakan tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya tak
terbatas, penyusun strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu jangka panjang.
Porter, 1992 : 30 Mengaitkan strategi upaya organisasi untuk mencapai keunggulan bersaing, bahkan dikatakan bahwa strategi adalah alat penting dalam rangka mencapai
keunggulan bersaing. Hal tersebut sejalan dengan tujuan strategi yaitu untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing.
Shindehutte dan Morris 2001 dalam Susilo 2009 : 28 mengemukakan bahwa strategi survival industri kecil tergantung pada tingkat adaptasinya. Menurut belso dan Martinez 2008
Penyesuaian amat cocok untuk industri kecil karena ketidakpastian dan resiko yang dihadapinya. Ketidakpastian bukan saja timbul karena lingkungannya tetapi juga dari kemampuannya
menangkap kesempatan yang ada. Chakravarthy 1982 dan Bonk 1996 : 59 mengemukakan adaptasi mempengaruhi
perubahan prilaku strateginya, menigkatkan kompetisinya, dan mendorong keselarasan organisasi dengan lingkungannya. Penyesuaian-penyesuaian perubahan atau peningkatan akan
sejalan dengan operasi perusahaannya. Tingkat adaptasi yang timbul dan hasil adaptasi yang selalu bervariasi antara perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilo dan
Krinadewara 2007 terhadap responden yang merasakan dampak dari Gempa pada 2007 Yogyakarta, Gempa tersebut telah menghancurkan fasilitas produksi sehingga mereka
wirausaha harus bekerja keras agar usahanya tetap mampu bertahan.
2.1.5 Daya Saing Competitive Advantage