Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Eksistensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupaka salah satu bahagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran UKM dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi sangat penting. Sehingga secara umum UKM dalam perekonomian nasional memiliki peran : pertama sebagai peran utama dalam kegiatan ekonomi, kedua penyedia lapangan kerja terbesar, ketiga pemain penting dalam pengambangan perekonomian dan perberdayaan masyarakat, keempat pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kelima kontribusinya terhadap neraca pembayaran. Industri kecil dan menengah telah tumbuh dan berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu. Perkembangan industri kecil yang pesat berdampak pada kompetisi yang semakin meningkat. Perusahaan harus memiliki rencana strategi yang baik untuk bisa sukses berkompetisi. Seperti halnya tim sepak bola membutuhkan rencana permainan untuk memiliki peluang menang, perusahaan harus memiliki rencana strategis yang baik untuk bisa sukses berkompetisi. Dalam menjalankan usahannya, saat ini UKM di Indonesia tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama wirausaha yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan wirausaha-wirausaha besar. Untuk itu UKM perlu menyusun strategi bersaing survival agar dapat berkembang dan mampu bertahan menghadapi persaingan. Secara umum, pemasalahan yang sering dihadapi UKM adalah permodalan, pemasaran, kurangnya pengetahuan dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks peningkatan Universitas Sumatera Utara daya saing, penguasaan pengetahuan adalah faktor penting untuk mendongkrak daya saing, disinilah kelemahan terbesar dari UKM. Disamping itu faktor lingkungan berperan penting bagi perusahaan terutama dalam pemilihan arah dan formulasi strategi perusahaan. Adanya perubahan dalam lingkungan baik internal ataupun eksternal menuntut kapabilitas perusahan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut dan mampu bertahan terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan internal terdiri dari struktur structure, budaya culture, sumber daya resources. Lingkungan internal perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan strength dan kelemahan weaknesses yang ada dalam perusahaan. Struktur adalah cara perusahaan mengelola sumber daya organisasi yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Jika perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya tersebut maka, ketiga sumber daya diatas memberikan perusahaan sustained competitive advantage artinya bahwa lingkungan bisnis internal mempengaruhi daya saing. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan Riyanti, 2003 : 47. Terdapat dua perspektif untuk mengkonsep tualisasilkan lingkungan eksternal. Pertama, perspektif yang memandang lingkungan eksternal sebagai wahana yang menyediakan sumber daya. Kedua perspektif yang memandang lingkungan eksternal sebagai sumber informasi. Perspektif pertama berdasar pada premis bahwa lingkungan eksternal merupakan wahana yang menyediakan sumber daya yang kritikal bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perspektif ini juga mengandung makna potensi eksternal dapat mengancam sumberdaya internal yang dimiliki perusahaan seperti pemogokan, deregulasi, perubahan undang-undang, yang berpotensi merusak sumberdaya internal yang dimiliki perusahaan. Perspektif kedua Universitas Sumatera Utara mengaitkan informasi dengan ketidakpastian lingkungan. Ketidakpastian lingkungan mengacu pada kondisi lingkungan eksternal yang sulit diramalkan perubahannya. Misalnya terkait dengan kemampuan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan decision making. Berdasarkan uraian mengenai Lingkungan Bisnis Eksternal tersebut, maka menurut Stanisavliev, 2009 : 58, bisa diartikan bahwa lingkungan bisnis eksternal juga dapat mempengaruhi daya saing UKM. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik dalam mencapai tujuan secara efektif. Perencanaan strategis merupakan proses yang sulit, kompleks, dan butuhkan partisipasi yang membawa organisasi menuju teritori asing. Ia tidak menyediakan resep yang langsung dapat digunakan untuk sukses, sebaliknya ia membawa organisasi ke dalam suatu perjalanan dan menawarkan kerangka kerja untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah David, 2008 : 95. Strategi merupakan alat untuk mencapai suatu sasaran jangka panjang. Dalam konsep mengenai strategi akan terus semakin berkembang sesuai kemajuan dunia. Strategi juga merupakan uraian mengenai langkah atau upaya yang dilakukan guna mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Porter, 1992 : 37 Mengaitkan strategi upaya organisasi untuk mencapai keunggulan bersaing, bahkan dikatakan bahwa strategi adalah alat penting dalam rangka mencapai keunggulan bersaing. Hal tersebut sejalan dengan tujuan strategi yaitu untuk mempertahankan atau mencapai suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing. Universitas Sumatera Utara David, 2008 : 78 mengemukakan, adapun Proses manajemen strategi untuk menentukan keunggulan kompetitif terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategi. Secara konstan internal dan eksternal perusahaan yang sewaktu-waktu dapat berubah-ubah menyebabkan strategi dapat berubah-ubah secara konstan pula. Adapun aktifitas evaluasi strategi strategi adalah: pertama meninjau ulang faktor internal dan eksternal, kedua mengukur kinerja, ketiga mengambil tindakan korektif. Tiga tahapan manajemen strategi inilah yang akan menentukan keunggulan kompetitif perusahaan jangka pendek atau menuju jangka panjang. Menurut Susilo, 2008 : 7 strategi bertahan yang diterapkan oleh perusahaan terkait erat dengan kemampuan bertahan perusahaan. Kemampuan bertahan lebih dimiliki oleh industri kecil menengah karena sifat bisnis itu sendiri yang langsung dimanajemeni oleh para pemiliknya, sehingga flexibel dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mempunyai percepatan dan tekad speed and passion. Sejalan dengan pendapat Audretsch dalam Susilo 2009 : 8 yang menyatakan bahwa kemampuan survival industri kecil ini tergantung dari : 1 the startup size, banyaknya jumlah karyawan yangdimiliki pada waktu perusahaan dimulai, 2 capital intensity, mencerminkan biaya produksi yang harus dikeluarkan terutama untuk biaya-biaya tetapnya, 3 Universitas Sumatera Utara debt structure struktur modal terutama yang disebabkan oleh banyaknya bunga hutang sebagai beban yang harus di tanggungnya. Perbedaan nilai dari ketiga unsur tersebut diatas menyebabkan perbedaan tingkat bertahan suatu perusahaan. Menurut Susilo, 2007 : 5 perkembangan industri kecil sendiri dipengaruhi oleh variabelfaktor yang bersumber dari dalam maupun yang berasal dari luar unit usaha industri kecil. Faktor dari dalam termaksud antara lain: pertama kemampuan manajerial, kedua pengalaman pemilik atau pengelola, ketiga kemampuan untuk mengakses pasar input dan output, teknologi produksi, dan sumber-sumber permodalan, serta keempa tbesar kecilnya modal yang dimiliki. Sedangkan beberapa faktor eskternal termaksud, antara lain: pertama dukungan berupa bantuan teknis dan keuangan dari pihak pemerintahswasta, kedua kondisi perekonomian yang dicerminkan dari permintaan pasar domestik maupun dunia, dan ketiga kemajuan teknologi dalam produksi. Konsep keunggulan daya saing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi generik yang dikemukakan oleh Porter, 1992 : 34. Hal-hal yang dapat mengindikasikan variabel daya saing adalah imitabilitas, durabilitas,dan kemudahan menyamai. Keunggulan daya saing adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan perusahaan pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya. Bila kemudian perusahaan mampu menciptakan keunggulan melalui salah satu dari ketiga strategi generik tersebut, maka akan didapatkan keunggulan daya saing Aaker,1989 : 63. Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, keunggulan daya saing dipandang sebagai sesuatu yang dapat digunakan dalam atau sebagai strategi perusahaan. Keunggulan daya saing dapat dipahami dengan memandang perusahaan sebagai keseluruhan, berasal dari banyak aktivitas yang berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, Universitas Sumatera Utara memasarkan, menyerahkan dan mendukung penjualan Porter, 1992 : 26 . Sehingga keunggulan bersaing adalah suatu posisi yang masih dikerjakan organisasi sebagai upaya mengalahkan pesaing. Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia dengan berbagai suku, bahasa, dan budaya didalamnya. Bika Ambon menjadi salah satu pangan yang diburu oleh konsumen yang berkunjung ke kota medan dengan berbagai tujuan maupun penduduk kota medan sendiri. Dari keragaman sosial dan budaya yang ada dikota medan perusahaan harus dapat menyesuaikannya, Seperti keragaman agama dan suku-suku yang ada. Biasanya potensi pasar meningkat pada hari- hari tertentu seperti hari-hari besar keagamaan, kawasan ini di padati pengunjung yang datang untuk dapat menikmati panganan ini. Disinilah salah satunya perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang berubah-ubah. Bika Ambon merupakan jajanan panganan sudah dikenal sudah sejak 30 tahun yang lalu dikota Medan. Dalam kurun waktu yang begitu panjang segala macam permasalahan yang telah menghapiri para wirausaha ini telah dapat dilewati oleh perusahaan. Dan menjadi tolak ukur bahwa wirausaha panganan ini dapat survive dalam menghadapi berbagai macam perubahan lingkungan. Maraknya orang membuat dan menjual bika ambon tidak lepas dari potensi pasarnya yang besar. Sehingga perusahaan membutuhkan strategi yang jitu agar mampu bersaing dipasaran. Semua faktor-faktor yang ada dimamfaatkan dan digunakan dengan sangat akurat dan tepat, agar dapat menunjang kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dan suvive. Disamping faktor –faktor yang ada, kemampuan perusahaan dalam menangkap peluang dan menghindar dari ancaman baik dari dalam maupun dari luar sangat dibutuhkan, karena disinlah salah satunya untuk melihat kepekaan perusahaan terhadap lingkungannya. Universitas Sumatera Utara Banyaknya pesaing disepanjang jalan Mojopahit ini membuat para pelaku Bisnis ini harus berfikir cerdas, bagaimana menyusun strategi yang dapat menarik minat pasar terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan baik internal maupun eksternal dikelola dengan sebaik-baiknya. Keahlian seperti dalam mengelola, mengakses pasar, tegnologi produksi, pengalaman pemilik, kemampuan manajerial dan interpersonal perusahaan dibutuhkan para pelaku usahan ini. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh faktor interlnal, eksternal,dan strategi terhadap daya saing usaha kecil menengah pada wirausaha bika ambon dijalan majapahit Medan.”

1.2 Perumusan Masalah