Thommy John Pieter Sitepu 080406042
82
BAB 4 ANALISA PUSAT WISATA KOPI SIDIKALANG
4.1. Analisa Tapak Eksisting Tapak
a. Lokasi tapak : Jl. Medan-Sidikalang
b. Luas lahan : ± 3.2 Ha.
c. KDB : 40
d. Bangunan Eksisting : perkebunan kopi e. Kontur
: Relatif datar f. Iklim :
Kab. Dairi Lokasi Site
site
Gambar 4.1. Eksiting Tapak
Indonesia
Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Thommy John Pieter Sitepu 080406042
83
Kota Sidikalang memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 20,25 - 21,85°C dengan kelembaban berkisar antara 70-93. Serta kecepatan angin rata-rata
adalah 20 kmjam atau setara dengan 5.5ms. g. Potensi lahan :
Transportasi lancar dan jalan yang lebar. Berada dalam Bagian Wilayah Kota
Memiliki jalur utilitas yang baik merupakan daerah pengembangan Taman, rekreasi, wisata, pertanian, dan
perkebunan berada dibelakang jl.Sidikalang-Medan sehingga tidak mengganggu arus
lalu-lintas. Arus sirkulasi dan pencapaian cukup baik, dapat ditempuh melalui
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
h. Batas Tapak : Utara
: persawahan Selatan
: Jl. Pahlawan Timur
: jl. Medan-Sidikalang Barat
: Kebun Kopi
Utara : berbatasan dengan sawah.
Selatan : berbatasan
dengan jl. Pahlawan
Barat : Berbatasan dengan Kebun
Kopi Timur :
Berbatasan dengan Jl.
Medan-Sidikalang
U
Gambar 4.2. Analisa eksisting tapak
Universitas Sumatera Utara
Thommy John Pieter Sitepu 080406042
84
4.2. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian a.
Sirkulasi Kendaraan
1. Perencanan sirkulasi Departemen Pekerjaan Umum a. Sirkulasi Kendaraan
Rancangan dari sistem jalan harus membentuk lingkungan yang aman tetapi tidak membatasi akses dan keterbukaan dari luar kawasan.
Pencapaian menuju dan dari bangunan ke dalam kawasan ini harus melalui jalan lingkungan.
Sirkulasi utama kendaraan berada pada
jl. Medan-Sidikalang yang lebarnya 10 meter dan jl. Pahlawan yang lebarnya 7
meter.
Keduanya merupakan jalan 2 arah
Keadaan jalan cukup baik
Gambar 4.3. Analisa Sirkulasi kendaraan
Universitas Sumatera Utara
Thommy John Pieter Sitepu 080406042
85
Rancangan dari sistem jalan pada banguan harus mempertimbangkan agar tidak menjadi jalan pintas menuju kawasan lain.
Standar lebar jalan lingkungan harus memperhatikan faktor keselamatan, yaitu pencapaian mobil pemakan kebakaran dan
ambulan. Pada jalan lingkungan bangunan perlu mempertimbangkan geometri
jalan yang memperlambat kendaraan untuk keamanan pejalan kaki. Jalan lingkungan harus terintegrasi dengan sistem drainase jalan dan
kawasan untuk kualitas jalan dan sistem tata air tetap terjaga
2. Sirkulasi Kendaraan Umum Jalur kendaraan umum tidak melalui jalan-jalan lingkungan didalam
kawasan Jarak pemberhentian kendaraan umum dengan kawasan pemukiman
memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, yaitu dalam jarak 400 m. Pemberhentian shelterhalte kendaraan umum ditentukan pada titik-
titik akses utama menuju banguan.
Gambar 4.4. Konsep Sirkulasi kendaraan
Universitas Sumatera Utara
Thommy John Pieter Sitepu 080406042
86
Resume:
1. Sirkulasi kendaraan dalam tapak direncanakan memperhatikan faktor keselamatan, yaitu pencapaian mobil pemadam kebakaran dan ambulan.
2. Pada jalan dalam tapak mempertimbangkan geometri jalan yang memperlambat kendaraan untuk keamanan pejalan kaki.
b. Sirkulasi Pejalan Kaki