∑
X
= jumlah skor X
∑
Y
= jumlah skor Y
∑
XY
= jumlah skor X dan Y N
= jumlah responden “Koefisien korelasi yang didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan tabel
harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan atau tidaknya korelasi tersebut.” Arikunto, 2010:75. Jika harga r
hitung
lebih besar dari harga kritik r
tabel
maka korelasi tersebut signifikan, atau butir soal tersebut valid. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan pada butir soal beberapa alat tes.
Uji validitas yang dilakukan untuk alat tes procedural knowledge siswa Lampiran C.1 hasilnya seluruh butir soal sebanyak 30 butir soal dinyatakan valid. Uji
validitas yang dilakukan untuk alat tes hasil belajar siswa Lampiran C.4 hasilnya seluruh butir soal sebanyak 8 butir soal dinyatakan valid. Uji validitas yang
dilakukan untuk angket persepsi siswa Lampiran C.6 hasilnya seluruh butir angket sebanyak 30 butir angket dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian selain harus valid juga harus reliabel. Instrumen yang reliabel Sugiyono, 2011:173 adalah “instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik belah
dua dari Spearman Brown untuk alat objective test procedural knowledge dan angket persepsi siswa, yaitu:
= 2
1 + , 2010: 93
Di mana: r
11
= koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen r
1212
= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. Sedangkan untuk soal uraian, yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
ranah kognitif digunakan rumus Alpha untuk mencari reliabilitas soal. Rumus Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut:
= 1 −
Arikunto, 2010:109 Di mana:
= reliabilitas yang dicari Σ
= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
Setelah didapatkan harga r
11
maka hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Dengan ketentuan ika harga r
hitung
lebih besar dari harga kritik r
tabel
maka korelasi tersebut signifikan, atau soal tersebut reliabel. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap beberapa data.
Pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap soal procedural knowledge siswa Lampiran C.2 hasilnya adalah bahwa soal tersebut reliabel dengan r
11
r
tabel
yaitu 0,843 0,339. Pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap soal hasil belajar kognitif siswa Lampiran C.5 hasilnya adalah bahwa soal tersebut reliabel
dengan r
11
r
tabel
yaitu 0,734 0,339. Pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap angket persepsi siswa Lampiran C.7 hasilnya adalah bahwa angket
tersebut reliabel dengan r
11
r
tabel
yaitu 0,928 0,339
3. Uji Daya Pembeda Instrumen
Pengujian daya pembeda DP dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang
pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto 2010:211 bahwa ” daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah”. Angka yang menunjukan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi D yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks diskriminasi terdapat nilai negatif -. Tanda negatif pada indeks
diskriminasi digunakan jika suatu soal terbalik menunjukan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai.
Cara melakukan pengujian daya pembeda adalah dengan membagi dua kelompok skor atas J
A
dan bawah J
B
. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus:
= −
= −
Arikunto, 2010: 213 Di mana:
D = Indeks diskriminasi
B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Nilai D kemudian dibandingkan dengan klasifikasi daya pembeda berikut ini:
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda
Interval DP Kriteria
0,70 DP ≤ 1,00 Baik sekali
0,40 DP ≤ 0,70 Baik
0,20 DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 DP ≤ 0,20 Jelek
DP = - Sangat jelek
Sumber: Arikunto, 2010: 218 Hasil dari pengujian daya beda soal procedural knowledge Lampiran C.3
menunjukan bahwa butir soal dengan klasifikasi “baik sekali” sebanyak 3 butir, klasifikasi “baik” sebanyak 24 butir, dan kualifikasi “cukup” sebanyak 3 butir.
Dengan demikian semua butir soal bisa digunakan untuk keperluan pengambilan data penelitian.
4. Taraf Kesukaran